Bangil – Peringatan Harlah GP Ansor yang ke 87 diperingati oleh PC GP Ansor Bangil dengan serangkaian kegiatan yang dirangkai dalam agenda Tadarus Ilmiah Ramadhan.
Mengambil tema besar “Transformasi Ansor Bangil Menuju Organisasi Mandiri di Era Revolusi Industri 4.0” Agenda Harlah diawali dengan diskusi jelang buka puasa.
Bertempat di Masjid As Syakur kompleks Markas Besar (Mabes) PC GP Ansor Bangil (24/04/2021), Agenda diskusi dipandu oleh host Ketua BANNAR Sulaiman Abbas. Sedangkan sebagai narasumber adalah Jauharul Lutfi dan Zulkarnain Mahmud.
Kedua narasumber membangun argumentasi penting tentang mewujudkan kemandirian organisasi dan transformasi Ansor di era revolusi industri ke empat.
“Kemandirian Ansor tidak hanya bicara tentang kemandirian secara ekonomi, tapi juga kemandirian dalam bersikap dan bergerak. Ini menjadi penting agar Ansor tetap menjadi organisasi yang tanggap dengan perkembangan zaman” Jelas Jauharul Lutfi atau akrab disapa Kang Lutfi.
Strategi diaspora kader dengan masuk dalam pos strategis menurut Kang Lutfi juga menjadi satu hal yang perlu dikerjakan untuk menuju transformasi organisasi yang mandiri dan profesional.
“Kejadian tentang dihapuskannya nama Hadratussyeikh dalam Kamus Sejarah Indonesia yang menghebohkan itu misal karena jelas masih banyak kader Ansor dan NU yang ada di Kemendikbud. Distribusi kader secara profesional harus menjadi konsen organisasi kedepan” Terangnya.
Sementara itu Zulkarnain Mahmud dalam diskusi tersebut mengurai tentang belum terbangunnya kesadara kolektif kader GP Ansor untuk menjadikan sosial media sebagai media juang kader.
“Kita punya anggota Jutaan, bahkan Mr. Pompeoy Menlu AS di era Trump menyebut kader kita sebanyak 5 juta. Ini kekuatan darat yang besar tapi masih belum menjadi kekuatan sosial media yang dahsyat” Jelas Zulkarnain.
Dirinya lantas menyebut perang asimetris dengan cara strategi hoax propaganda yang terus membanjiri dunia digital. Gerakan sistematis tersebut menurut Zulkarnain telah menjadi wabah global yang banyak memantik kerusuhan di beberapa negara.
“Kesadaran kolektif kader Ansor untuk berjihad di sosial media masih belum terbangun. Padahal tugas kita adalah menjadi benteng ulama dan NKRI. Kita tahu gerakan mereka menghabisi marwah NU dan NKRI ya melalui media sosial” Tandasnya.
Agenda diskusi kemudian ditutup dengan Clossing Statement dari Ketua PC GP Ansor Bangil H. Saad Muafi. Dalam paparannya, Gus Avi meminta kader Ansor Bangil untuk bersiap secara pikiran dan mental untuk mentransformasi diri dan organisasi di era digital.
Gus Avi menyebut bahwa selain tugas utama melawan radikalisme, GP Ansor kedepan harus sudah kembali menata organisasi yang modern. Bukan untuk meninggalkan tugas utama sebagai benteng ulama dan NKRI tapi memtransformasi menjadi organisasi yang adaptif dengan zaman.
Ansor sebagai gerakan pemuda harus siap untuk menampung berbagai hal potensi anak muda milenial yang disebutnya sekarang menjadi kelompok usia terbesar di Indonesia.
“Kita harus menangkap sinyal dari Ketua Umum kita GusMen pada Harlah kali ini, yang pertama kita harus melek teknologi, kedua kita harus bersiap menjadi tumpuan intelektual dan ruang ekspresi budaya anak muda. Ansor harus tumbuh menjadi Rumah Besar Milenial” Terangnya.
Agenda Diskusi Tadarus Ilmiah kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama, traweh bersama dan khotmil Quran. Kemudian dipungkasi dengan Wawasan Kebangsaan dan Keislaman dari Ketua PC Muslimat NU Bangil Dra. Hj. Anisyah Syakur.