Pasuruan, 4 Februari 2024 – Kebakaran hutan yang terjadi di Taman Nasional Bromo Semeru (TNBS) beberapa waktu lalu telah menyebabkan kerusakan ekosistem yang signifikan. Perbukitan yang sebelumnya hijau dengan pepohonan pinus dan cemara kini hanya tersisa rerumputan serta sisa-sisa kebakaran hutan dan ladang savana.
Menyikapi kondisi tersebut, Komunitas Jatiswara Indonesia mengadakan kegiatan penghijauan bertajuk “Nandur Bareng Eksotika Bromo” di Bukit Argowulan, Penanjakan Bromo, pada Selasa (4/2). Acara ini diikuti oleh berbagai relawan dari berbagai latar belakang, termasuk satu peleton anggota Banser Lumbang, Kabupaten Pasuruan.
Wiro Iswanto, selaku Koordinator Lapangan Banser Lumbang, menegaskan bahwa keterlibatan mereka dalam kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan alam, terutama di sekitar kawasan Bromo. “Kecamatan Lumbang merupakan daerah sekitar Bromo. Oleh karena itu, kami turut serta dalam kegiatan ini demi menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wiro juga menyoroti pentingnya penghijauan bagi ketersediaan air bersih di wilayah Lumbang. “Kami yang hidup di pegunungan merasakan langsung dampak kekurangan air bersih saat musim kemarau. Harapan kami, dengan penanaman pohon di lereng Penanjakan ini, ketersediaan air bersih di daerah kami semakin meningkat,” tegasnya.
Koordinator aksi penghijauan, Afifah, menambahkan bahwa penanaman pohon akan terus dilakukan untuk memulihkan kembali kawasan Penanjakan Bromo pascakebakaran. “Saat ini, kami telah menanam 500 pohon cemara. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya di TNBS,” ungkapnya.
Kegiatan penghijauan ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan dipusatkan di Bukit Argowulan, Penanjakan Bromo. Ke depan, rencana tindak lanjut dari acara ini mencakup penanaman lebih dari 1.000 pohon guna mengembalikan ekosistem hutan yang terdampak kebakaran.