Tuban – Pimpinan Wilayah MDS Rijalul Ansor Jawa Timur ambil bagian penting dalam peringatan haul KHR. Ali Manshur Siddiq ke 51. Agenda yang berlangsung di kompleks makam maibit, rangel Tuban berlangsung pada jumat malam (03/08/2021).
Haul ulama pencipta Sholawat Badar pada malam hari tadi digelar secara hybird. Selain acara inti di kompleks maibit, kegaitan haul juga disiarkan secara virtual oleh TV9 dan diikuti secara live streaming dari kantor Gubernur Jawa Timur.
Agenda dibuka langsung oleh ketua MDS Rijalul Ansor Jawa Timur Gus H.M. Nailur Rochman dan dilanjut dengan pembacaan surat yasin.
Setelahnya, Gus H.M. Nailur Rochman menjelaskan tentang betapa dahsyatnya bertawasul dengan Sahabat Ahlul Badar. Ulama muda yang juga menjabat sebagai ketua Tandfidziyah PCNU Kota Pasuruan kemudian membacakan satu amalan ‘asma badar’ yang merupakan ijazah dari Al Qutb Habib Abu Bakar Assegaf Gresik kepada Waliyullah KH. Abdul Hamid Pasuruan.
Agenda kemudian berlangsung dengan mengambil live dari gedung Grahadi. Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada KHR. Ali Manshur yang diwakili oleh putra beliau Gus Saiful Islam Ali.
Penghargaan Jer Basuki Mawa Bea adalah penghargaan yang diberikan atas jasa KHR. Ali Manshur karena telah mengharumkan nama Jawa Timur dan Indonesia dengan sholawat badar yang beliau ciptakan sehingga dikenal hingga mancanegara.
“Sangat banyak di antara warga bangsa, agama apa pun, yang sudah mengenal Shalawat Badar. Tahun 1998, barangkali tidak ada televisi yang tidak mengumandangkan Shalawat Badar. Mereka-mereka yang kerja di perkantoran sudah bicara refleks mengumandangkan Shalawat Badar. Radio-radio mengumandangkan Shalawat Badar. Di saat negara ini mengalami krisis ekonomi tahun 1998-1999, rasanya peneduh dan penenang adalah lantunan dari Shalawat Badar,” Jelas Gubernur dalam Sambutannya.
Sementara itu Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Gus H. Syafiq Syauqi yang turut hadir dalam agenda tersebut menyebut bahwa Sholawat Badar mempunyai hubungan historikal yang sangat kuat dengan Gerakan Pemuda Ansor.
Gus Syafiq menjelaskan bahwa pada masa Konfrontasi di era 60’an dimana Ansor menjadi garda depan perlawanan terhadap gerakan PKI, Sholawat badar menjadi teman dan wirid kader Ansor dalam menjaga Ulama dan NKRI.
Sholawat Badar menurut Gus syafiq adalah Magnum opus sholawat Nusantara yang dikenal dunia. Maka mencintai Sholawat badar bagi kader Ansor adalah sama halnya mencintai negri ini, nasionalisme dalam bentuk sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Agenda kemudian di tutup dengan Tausiyah dari Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar. Pengasuh ponpes Gasek Malang tersebut menjelaskan tema besar tentang pentingnya menjaga keihklasan dalam berjuang dan beragama.