ansorjatim, Gresik – Suasana khidmat menyelimuti Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Kecamatan Dukun, Gresik, saat berlangsungnya Konferensi Cabang (Konfercab) XVII GP Ansor Gresik tahun 2024. Acara yang menjadi tonggak penting dalam regenerasi kepemimpinan organisasi kepemudaan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Ketua PCNU Gresik, tokoh-tokoh setempat, perwakilan organisasi kepemudaan (OKP), serta badan otonom NU Gresik.
Momentum penting ini ditandai dengan sambutan yang berkesan dari Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril. Dalam orasinya, Musaffa menyampaikan sejumlah pesan krusial yang menyentuh inti dari proses pemilihan pemimpin baru Ansor Gresik. Ia menekankan bahwa esensi kepemimpinan bukan sekadar tentang figur yang terpilih, namun lebih kepada semangat persatuan dan dedikasi yang harus menjiwai setiap langkah organisasi.
“Siapapun yang nanti terpilih sebagai pimpinan Ansor Gresik, kita harus yakin bahwa itu tidak lepas dari doa dan restu para Muassis NU yang selalu membimbing kita dalam setiap langkah perjuangan,” ujar Musaffa, menegaskan pentingnya keberkahan dan bimbingan spiritual dalam proses kepemimpinan.
Lebih lanjut, Musaffa menggarisbawahi peran vital seorang pemimpin sebagai jembatan penghubung antar berbagai tingkatan organisasi. “Ketua itu menjadi simbol bagi para kader bahwa mereka tidak sendirian. Maka pimpinan harus nyambung dengan PAC, harus nyambung dengan Ranting sebagai garda terdepan organisasi,” jelasnya, menekankan pentingnya konektivitas vertikal dalam struktur organisasi.
Dalam pandangan Musaffa, esensi kebesaran seorang pemimpin terletak pada kemampuannya untuk membina dan merawat kader hingga level akar rumput. Ia memaparkan, “Kebesaran seorang pemimpin bukan dilihat dari iring-iringan pengikutnya, bukan dari pakaian mewahnya, atau dari sisi grandeur-nya, melainkan dari caranya merawat bawahannya hingga level akar rumput, karena itu berarti dia mengetahui urat nadi rakyatnya.” Pernyataan ini menegaskan bahwa kepemimpinan sejati diukur dari dampak positif yang dihasilkan, bukan dari penampilan luar semata.
Sebagai penutup pesannya, Musaffa menekankan urgensi inklusivitas dalam kepemimpinan. “Siapapun yang nanti terpilih harus bisa merangkul semua irisan, jangan kelola organisasi berdasarkan suka tidak suka,” tegasnya, mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjembatani berbagai perbedaan dan mengelola organisasi dengan bijaksana.
Konfercab XVII Ansor Gresik ini tidak hanya menjadi ajang pemilihan pemimpin baru, tetapi juga momentum refleksi dan proyeksi masa depan organisasi. Harapan besar disandarkan pada konferensi ini untuk dapat melahirkan sosok pemimpin yang tidak hanya kuat dan visioner, tetapi juga mampu mengakomodasi berbagai aspirasi dan meneruskan estafet perjuangan dalam pengabdian terhadap agama, bangsa, dan negara.
Dengan berlangsungnya konferensi ini, GP Ansor Gresik menunjukkan komitmennya dalam menjaga dinamika organisasi dan mempersiapkan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan zaman. Keberhasilan konferensi ini akan menjadi barometer kesiapan organisasi dalam mengawal nilai-nilai kebangsaan dan keislaman di tengah arus perubahan global yang semakin kompleks.