Ansorjatim, Sumenep – Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sumenep di masa kepemimpinan Qumri Rahman semakin progresif, salah satunya menggelar dua kaderisasi di hari yang sama pada 19-20 Februari 2021. Pertama, Diklatsar Banser yang dilaksanakan di Yayasan Nurul Huda, Kecamatan Gapura dengan jumlah peserta 150 orang. Dan kedua, PKD (Pelatihan Kepemimpinan Dasar) khusus yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tarate Selatan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep.
Qumri Rahman, Ketua GP Ansor Sumenep, mengatakan bahwa pelaksanaan PKD khusus ini dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sumenep. Kesan istimewa terasa karena PKD sekaligus kaderisasi para calon ulama di bawah lingkungan MDSRA (Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalaul Ansor).
“Pada hari ini berlangsung dua kegiatan kaderisasi inti, Diklatsar dan PKD Dirosah Ula. Kalau Kaderisasi di tingkat Banser (Barisan Ansor Serbaguna) diperuntukkan mempersiapkan pengawal para Kiai, sementara PKD plus ini bertujuan untuk memasifkan gerakan para lora atau Kiai muda di Sumenep untuk menyiarkan nilai-nilai An-Nahdliyah,” ungkap Lora Qumri, panggilan Qumri Rahman.
Lebih lanjut Qumri menambahkan bahwa pelaksanaan PKD khusus ini digelar pertama kali di wilayah GP Ansor Sumenep bahkan di Madura. Selain itu istimewanya kegiatan ini karena diikuti oleh lora (kiai-kiai muda) dan habaib yang ada di wilayah kerja GP Ansor Sumenep. Yang menarik di antara para peserta ada pula peserta yang berasal dari salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sumenep.
Qumri mementik semangat pada kalangan lora dan habaib bahwa perannya sangat ditunggu oleh masyarakat, utamanya untuk menggerakkan kalangan muda mencintai ulama dan mencintai nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
PKD plus Dirosah Ula ini dihadiri Pimpinan Wilayah MDSRA Jawa Timur. Lora Muhammad Anas, mewakili PW MDSRA Jawa Timur mengatakan bahwa pelaksanaan PKD plus Dirosah Ula adalah sebagai wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader militan NU yang berbasis tokoh. Wafatnya ulama-ulama hari belakangan ini misalnya, menjadi penanda bahwa estafet kepemimpinan NU di masa mendatang ada pada pundak para kiai muda.
Lora Anas mengatakan bahwa dirasah sebagai bagian kaderisasi di wilayah MDSRA bertujuan untuk mempersiapkan calon-calon Rais Syuriah NU di masa mendatang. Ini sebagai wasilah menyempurnakan perjuangan para pendiri NU. Pernyataan Lora Anas searah dengan yang disampaikan Lora Ali Mahrus. Sebagai Korda PW MDSRA Madura, Lora Mahrus mengatakan bahwa pada kesempatan ini terasa istimewa.
“Saya menemukan gairah baru di Sumenep dengan bersatunya para lora di Sumenep. Anggota MDSRA biasanya seragammnya berjas putih. Kalau dulu masyarakat mengenal putih radikal, putih yang sekarang adalah putih yang menyemai nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin sesuai dengan ajaran nabi dan para penerusnya hingga ulama yang sampai pada kita,” ungkap Ra Ali. (*)