Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » KeNUan » Impor Pangan dan Ancaman Kedaulatan

Impor Pangan dan Ancaman Kedaulatan

  • account_circle Redaksi 9
  • calendar_month Sel, 28 Nov 2023
  • visibility 246
  • comment 0 komentar

Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia dengan 277,7 juta jiwa mengharuskan kebijakan mewujudkan kedaulatan pangan sebagai agenda prioritas utama dalam visi kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah.

Pondasi ideologis yang telah ditanamkan oleh Founding Father yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 secara tegas menggariskan bahwa diantara kewajiban negara adalah melindungi segenap tumpah darah indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, yang jika kita jabarkan dalam konteks kebutuhan hak dasar pangan adalah pemenuhan pangan yang berkualitas dan keberlanjutan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno memberikan kalimat tegas yang merupakan saripati dari amanah konstitusi tersebut dengan menyebut bahwa “Urusan pangan adalah hidup dan matinya sebuah bangsa”.

Bung Besar tidak beretorika semata ketika berpidato dalam peletakan batu pertama pembangunan gedung Fakultas Pertanian IPB tahun 1957, tetapi penegasan bahwa sebagai negara yang besar dan merdeka, Indonesia wajib hukumnya untuk berdaulat dalam sektor pangan.

Perlu diingat bahwa pihak yang menguasai pangan akan menguasai dunia. Kemandirian dan kedaulatan atas pangan akan membebaskan suatu negara dari ketergantungan pada negara lain dan pada perusahaan multinasional. Kedaulatan pangan merupakan langkah awal dari kedaulatan politik sebuah negara, dan bagi negara tropis dengan kekayaan alam yang luar biasa seperti Indonesia jika masih ada warga yang kurang gizi atau kelaparan hal tersebut tak lain disebabkan karena keputusan politik.

Penulis pernah membaca broadcast pesan digital hari raya yang isinya begini “Di hari lebaran ini, selamat menyantap ketupat beras vietnam, opor paha ayam dari USA, rendang daging sapi dari Australia dengan bumbu penyedap dari jepang dan garam impor dari india, tahu tempe dari kedelai china, kue lebaran dari gandum belanda serta minum susu dari Selandia”.

Pesan itu bukan satir semata, tapi berdasarkan fakta sesungguhnya bagaimana sebuah bangsa besar dengan kekayaan alam yang luar biasa tidak berdaulat dalam sektor pangannya. Bagi penulis pesan tersebut dimaknai sebagai alarm pengingat bahwa suatu waktu negeri yang kita cintai ini akan dengan mudah mengalami krisis pangan akibat ketergantungan pangan pada negara lain yang sangat tinggi.

Kebijakan impor pangan yang masif akan sangat membahayakan bagi negara dengan penduduk yang sangat besar seperti indonesia. Tidak hanya mematikan usaha tani dan petani nasional, tapi juga mengarah pada keterjajahan pangan dimasa yang akan datang. Hal tersebut karena bisnis internasional khususnya dalam sektor pangan sangat tergantung dengan situasi geoplotik global yang rentan berubah bendulum eskalasinya dengan sangat cepat dan dinamis.

Study kasus harga beras yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan harga yang siginifikan misalnya, tak lain adalah karena kebijakan politik India yang membatasi bahkan menghentikan sementara ekspor berasnya. Sebagai negara produsen beras terbesar dunia, keputusan politik Perdana Menteri Narendra Modi sontak mempengaruhi harga beras dunia karena India menyumbang 40 persen ekspor beras dunia.

Kasus gagal panen padi di India di sentra-sentra produksi beras seperti di punjab dan haryana membuat Modi memutuskan kebijakan politik pangan dalam negri yaitu menghentikan ekspor beras non-basmati.

“Untuk memastikan ketersediaan beras putih non-basmati yang cukup, serta untuk menahan kenaikan harga beras dalam negri, maka pemerintah india mengubah kebijakan ekspor,” kata kementrian Pertanian India dalam rilis resmi, dikutip reuters (21/7).

Pemerintah India tentu memperhatikan aspek dalam globalisasi dimana aspek goverment drivers dengan penghentian ekspor beras india yang bertujuan untuk aspek stabilisasi pangan dalam negri berpengaruh pada harga beras dunia, kemudian melalui cost drivers yaitu memperhitungkan stabilitas harga beras nasional India sehingga berpengaruh pada market drivers yang ada di pasar beras global dan akan berdampak pada competitive drivers dimana negara produsen dan negara konsumen lain bisa memanfaatkan peluang dan melakukan mitigasi kebijakan pangan atas berkurangnya stok beras di pasar global.

Indonesia menjadi terdampak atas kebijakan politik pangan India. Oleh sebab itu swasembada pangan dan memutus ketergantungan pada negara lain menjadi pelajaran berharga dalam study kasus beras di India, semata demi mewujudkan kedaulatan pangan dan menghindari ancaman krisis pangan di masa depan.

Ketergantungan dalam sektor pangan sama artinya membuka jalan besar bagi penjajahan. Salah satu penyebab keterjajahan di sektor pangan ini adalah keputusan politik luar negri indonesia yang sangat agresif menggalang liberalisasi perdagangan lewat Free Trade Agreement (FTA) di semua sektor termasuk sektor pangan. Diantara kebijakan turunannya adalah tarif bea impor pangan yang rendah sehingga mengakibatkan bisnis impor pangan menjadi gurita bisnis yang menggiurkan para kartel dan mafia impor.

Agenda globalisasi dimana meneruskan apa yang disebut oleh Bung Karno sebagai neo imperalisme yaitu penjajahan bentuk baru khususnya dalam bidang pangan mengharuskan bangsa ini memiliki pandangan strategis tentang bisnis internasional dalam sektor pangan.

Globalisasi dalam sektor pangan adalah peran dominasi dan subordinasi dari kekuatan negara kepada negara lain guna menguasai peradaban. Indonesia harus keluar dari jebakan subordinasi pangan negara lain dengan memperkuat produksi pangan nasional dan menjalankan agenda ekspor pangan sebagai bentuk memperkuat peran strategis Indonesia di kancah global.

Kita tidak boleh lagi memaknai globalisasi dalam konteks bisnis internasional di bidang pangan sebagai kegiatan ekonomi dan pertanian semata. Karena peran strategis dan vitalnya sektor pangan bagi sebuah bangsa, Bisnis Internasional dalam bidang pangan harus ditempatkan tidak hanya dalam konteks ekonomi dan pasar global semata, tapi pada kebijakan strategis menjaga kedaulatan bangsa, kewajiban konstitusi untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dan positioning peran Indonesia dalam agenda politik internasional.

Kita perlu merefleksikan pandangan dari Prof. Dr. Bungaran Saragih (Menteri Pertanian 2001-2004) “Kalau produk pangan kita dari impor, kemudian di negara asal ada masalah, Indonesia akan terkena dampak besar-besaran dan berimplikasi sangat luas di bidang sosial, ekonomi dan politik”.

Kiranya sebagai sebuah penutup penulis mengajak semuanya untuk merenungkan dawuh Ketua PCNU Kota Pasuruan Gus Amak tentang pentingnya mewujudkan kedaulatan pangan, “Perang pangan adalah bentuk perang di masa depan. Negara yg memiliki ketahanan pangan akan lebih kuat dan berdaulat dari negara lain. Bahkan bisa menguasai negara lain” Tegasnya.

Penulis : Zulkarnain Mahmud

(Kader Ansor, Mahasiswa Magister Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur, Ketua LPPNU Kota Pasuruan)

  • Penulis: Redaksi 9

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menjabat Satkorwil Banser Jatim, Irsyad Yusuf Patahkan Susunan Beton Dan Besi Cor

    Menjabat Satkorwil Banser Jatim, Irsyad Yusuf Patahkan Susunan Beton Dan Besi Cor

    • calendar_month Jum, 14 Agu 2020
    • visibility 501
    • 3Komentar

    Pasuruan – Ditunjuk menjadi Kasatkorwil Banser (Barisan Ansor serbaguna) Provinsi Jawa Timur, Irsyad Yusuf mematahkan beton bata ringan dan besi cor dihadapan 1300 Banser dari seluruh Indonesia di lapangan Taman Candra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Senin (24/2/20). Pria yang saat ini menjabat Bupati Pasuruan memamerkan kebolehanya dalam apel kebangsaan dan pembukaan Susbanpim (Kursus Banser […]

  • Jawab Keluhan Orang Tua, Ansor Kencong Jember Sediakan Wifi Gratis

    Jawab Keluhan Orang Tua, Ansor Kencong Jember Sediakan Wifi Gratis

    • calendar_month Sen, 17 Agu 2020
    • visibility 269
    • 0Komentar

    Jember – Banyak pelajar dan orang tua yang mengeluhkan tambahan biaya saat pembelajaran dalam jaringan atau Daring. Yang paling dibutuhkan saat ini agar bisa mengikuti pelajaran secara online tentu saja gawai dan paketan internet. Saat ini kondisi ekonomi warga kebanyakan terpuruk imbas Corona. Akan tetapi pada saat yang sama harus membeli paketan yang harganya tidak […]

  • Lakpesdam NU Kota Pasuruan Sebut Gus Ipul Punya Dua Legacy Besar Membangun Maritim Kota Pasuruan

    Lakpesdam NU Kota Pasuruan Sebut Gus Ipul Punya Dua Legacy Besar Membangun Maritim Kota Pasuruan

    • calendar_month Ming, 20 Mar 2022
    • visibility 99
    • 0Komentar

    Pasuruan – Visi besar Pemerintah dan PBNU dalam membangun sumberdaya maritim di Indonesia ditangkap dengan serius oleh PCNU Kota Pasuruan. Melalui Lakpesdam NU Kota Pasuruan menggelar Seminar Kemaritiman dengan Tema “Meneguhkan Peran Strategis Nahdlatul Ulama Dalam Pembangunan Maritim di Kota Pasuruan” yang berlangsung di Aula Lantai II PCNU Kota Pasuruan, Sabtu (19/03/2022). Agenda Seminar Kemaritiman […]

  • Media Ansor Bangil Sukses Menjadi Media Partner Refleksi Kemerdekaan RI dan Istighosah Nasional Virtual

    Media Ansor Bangil Sukses Menjadi Media Partner Refleksi Kemerdekaan RI dan Istighosah Nasional Virtual

    • calendar_month Sen, 9 Agu 2021
    • visibility 117
    • 0Komentar

    Bangil – Media Ansor Bangil (MAB) menjadi Media Support Resmi untuk Relay Refleksi Kemerdekaan RI ke 76 dan Istighotsah Nasional Virtual ‘Munajat Untuk Indonesia Sehat dan Ekonomi Bangkit’ Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Indonesia (08/08/2021). kegiatan yang di relay Studio Media Ansor Bangil berlangsung lancar dengan start mulai 19.00 WIB. Tim IT dibawah komando sahabat […]

  • Bangun Keshalihan Sosial, Banom NU Karas Bagikan Takjil

    Bangun Keshalihan Sosial, Banom NU Karas Bagikan Takjil

    • calendar_month Sen, 18 Apr 2022
    • visibility 138
    • 0Komentar

    Magetan – Ramadhan tahun ini menjadi momentum kebersamaan bagi seluruh Badan Otonom (Banom) Karas. Dalam kegiatan ini kerjasama semua banom dari majelus wakil cabang (MWC), Muslimat, Fatayat, Ansor, ikalatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU/IPPNU). Seluruh Banom NU terlihat kompak bersinergi untuk mewujudkan NU yang harmonis. Hari Senin, 18/04 dipilih sebagai hari pembagian takjil dan buka bersama […]

  • Ketua GP Ansor Trenggalek: Dakwah itu Bil Hikmah, Bukan Tendang Sesajen

    Ketua GP Ansor Trenggalek: Dakwah itu Bil Hikmah, Bukan Tendang Sesajen

    • calendar_month Sab, 22 Jan 2022
    • visibility 155
    • 0Komentar

    Sebuah video yang memperlihatkan penendangan sesajen oleh seorang pemuda di dekat Gunung Semeru mendadak viral seminggu belakangan. Kejadian tersebut menarik perhatian Ketua GP Ansor Trenggalek, Muh Izzudin Zakki, untuk turut berkomentar. Gus Zaki, sapaannya, mengecam aksi yang dilakukan pemuda yang kemudian teridentifikasi berisinsial HF tersebut. “Tindakan itu (penendangan sesajen) tidak boleh karena Rasul pun tidak […]

expand_less