Kongres XVI GP (Gerakan Pemuda) Ansor dihelat di atas kapal Pelni KM Kelud dengan rute Tanjung Priok-Tanjung Mas-Tanjung Priok pada 2-3 Februari 2024. Kongres XVIdidahului dengan agenda Pra-Kongres diadakan secara terpisah di tiga zona, yaitu zona satu dilaksanakan di Batam dengan pada 13 Januari 2024. Zona dua dipusatkan di Kota Surabaya pada 14—15 Januari 2024. Dan zona tiga dilaksanakan pada 15—16 Januari 2024 di Kota Makassar.
Menarik dicermati bahwa pusat venue agenda Kongres XVI GP Ansor kali ini tidak seperti biasanya. Di pesantren, gedung kampus, hotel. Atau diadakan di Asrama Haji. Namun, kali ini dihelat di kapal, di atas laut.
Secara konteks, ada pesan ekonomi dan sosiologis yang hendak disampaikan terkait venue ini. Pesan yang ingin disampaikan GP Ansor ke publik, terutama ke jutaan kader seluruh dunia.
Laut memiliki peran yang kompleks dan beragam dalam kehidupan bangsa Indonesia. Selain sebagai access toresources sumber daya ekonomi, laut juga mempengaruhi aspek sosial, budaya, dan politik bangsa Indonesia. Adalah territorial boundaries sebuah batas wilayah yang menyatukan pulau-pulau wilayah NKRI.
Seharusnya laut tidak dibaca sebagai pemisah, tapi penghubung, pemersatu. Laut harus menjadi wasilahpemersatu bangsa Indonesia karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau. Sehingga sungguh dimungkinkan interaksi sosial serta pertukaran budaya antar-masyarakat di berbagai pulau dalam memperkuat identitas sebagai bangsa Indonesia. Dan tentunya, harus ada keterbukaan akses bersama dalam pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
GP Ansor: Peta Jalan NU Masa Depan
Demikian tema yang diusung dalam kongres di tol laut kali ini. Menegaskan positioning gerakan, GP Ansor sebagai anak sulung jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) harus siap lahir-batin dalam proses penyemaian kader untuk SDM unggul dan bermartabat untuk NU masa depan.
SDM unggul dan bermartabat harus dijadikan kredo gerakan untuk peradaban. Setidaknya ada tiga argumentasi kenapa demikian? Pertama, GP Ansor menjadi rumah bersama para aktivis gerakan, apa pun afiliasi gerakannya. Menjadi mafhum bersama bahwa di GP Ansor tempat berkumpulnya kembali anak-anak muda NU yang tersebar di berbagai macam aktivis gerakan (kepemudaan) struktural dan kultural.
Anak-anak muda NU, aktivis gerakan struktural PMII, IPNU, HMI, GMNI dan lainnya berkumpul di rumah bersama GP Ansor. Demikian juga para aktivis gerakan kultural, semacam pendakwah, penggiat budaya, aktivis lingkungan, orang pesantren, pekerja sosial dan social entrepreneur. Pun para profesional muda, pelaku bisnis dan politisi. Tumblek blek di rumah bersama GP Ansor. Dibutuhkan kedewasaan laku dan pikir untuk orkestrasi harmoni rumah besar dalam tekstual dynamic capability menuju kolaborasi jaringan dan aliansi strategis.
Kedua, pendekatan NU Masa Depan dalam pengembangan SDM. Hal ini menyoroti atensi dan fokus organisasi pada pendidikan agama (moderasi beragama), pemberdayaan masyarakat, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial di antara para kader. Sebagai ikhtiar bersama dalam memperkuatfirst standing di kancah peradaban dunia.
Ketiga, prakarsa NU dalam mengembangkan pemimpin masa depan. “Ansor Hari Ini adalah NU Masa Depan dan Masa Depan NU” jargon ini selalu digaungkan dalam setiap kesempatan acara GP Ansor, terutama momentum acara seremonial. Sehingga menjadi bahan bakar setiap kader untuk memantaskan diri untuk mengembangkan potensi diri. GP Ansor menjadi rumah bersama dalam mengembangkan pemimpin masa depan. Berbagai program dan inisiatif harus dikreasi untuk memberikan pelatihan dan diklat kepemimpinan secara berjenjang dan termodulasi.
Selain untuk meningkatkan leveling leadership, pelatihan dan diklat, juga kemampuan berkolaborasi dan kerja sama dalam mengelola konflik, kemampuan menginspirasi dan memotivasi sehingga tercetak pemimpin yang berkualitas,tujuan organisasi dapat tercapai dengan lebih efisien dan efektif. Pelatihan dan diklat kepemimpinan GP Ansor harus menjawab ini. Karena outcome-nya jelas untuk NU Masa Depan.
SDM unggul dan bermartabat dengan tiga alasan tersebut adalah peta kognitif untuk jalan NU Masa Depan. Seraya mengingat kembali pesan Pablo Picasso, seniman aliran kubisme dan pelukis revolusioner pada abad ke-20, “Tujuan kita hanya dapat dicapai melalui sarana dan rencana, yang harus kita yakini dengan sungguh-sungguh, dan kita harus bertindak dengan penuh semangat. Tidak ada jalan lain menuju sukses.”
Keramat Agung GP Ansor
Dalam budaya Jawa, “keramat agung” merujuk pada tempat suci atau keramat yang memiliki nilai spiritual dan keagamaan yang tinggi.
Secara umum, keramat dalam Islam merujuk pada tanda atau kejadian yang dianggap sebagai bukti keberadaan dan kekuasaan Allah. Keramat dapat terjadi pada individu yang saleh atau tempat-tempat yang dianggap suci.
Dalam konteks tulisan ini, merujuk tekstual budaya Jawa dan Islam – Keramat Agung GP Ansor adalah gerakan ritual para kader dengan penuh kesadaran memelihara dan melestarikan tradisi dan budaya organisasi sebagai pembangunan spiritual, sosial, dan kebangsaan untuk mengharapkan berkah NU atas keberadaan dan kekuasaan Allah.
GP Ansor: Peta Jalan NU Masa Depan menjadi gambaran yang terang benderang adanya keramat agung. Karena dalam tradisi NU, sangat kuat terma ngalap berkah (Barokah) NU. Sebagai bentuk tabarukan mempunyai makna penambahan kebagusan dari Allah (ziyadatul khair). Artinya, setiap waktu semakin bertambah baik.
Penting untuk diingat bahwa keramat agung bagian dari tradisi dan spiritualitas yang menurut Benoit (2021) dalam Journal for The Scientific Study of Religion, individu religius mendukung nilai-nilai tradisi, konformitas juga mendukung nilai-nilai altruistik.
Akhirnya, mari dengan sungguh-sungguh dan bertindak dengan penuh semangat dalam meniti Peta Jalan NU Masa Depan. Jumat Berkah mengarungi samudera, Selamat berdialektika dalam Kongres XVI para sahabat Ansor seluruh dunia.
Penulis :
Abdillah Ubaidi Djawahir (Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur/Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unira Malang)