Surabaya – Kader GP Ansor Jawa Timur terus menorehkan prestasi. Paling baru, ada petani muda asal Desa Sogo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, M. Aji Kurniawan (29). Dia berhasil memperoleh penghargaan Farmer of the Years dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI kategori milenial.
Penyerahan penghargaan berlangsung di Gedung Waskita Rawali Tower, Jakarta Timur pada Kamis (2/12/2021) malam.
Petani pemula itu dinilai sukses mengembangkan tanaman tebu. Dengan luas lahan sekitar 100 hektare dan hasil produksi 1.000 kuintal. Sehingga, mampu memenuhi kebutuhan tebu pabrik gula setempat.
“Kami ada lahan pribadi, lahan sewa dan lahan petani binaan, kurang lebih ada 100 hektare. Tersebar di Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo dan Ngawi,” katanya sebagaimana dilansir koranmemo.com.
Mas Aji, sapaan akrabnya, mengaku apresiasi dari Kementan tersebut dirasa mampu menjadikan motivasi dan memacu para petani milenial untuk selalu berbenah diri untuk menjadi yang lebih baik, dari segi luasan lahan maupun produksi tanaman. “Keunggulan asal dengan menerapkan pola yang standart hasilnya akan bagus,” ujarnya.
Sebagai kader Ansor, dia memegang teguh prinsip-prinsip Islam. Mas Aji mengaku selama bertani selalu berpedoman pada kalimat usul fiqh ‘Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah’, yang artinya memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik.
Kunci kedua, lanjutnya, dalam berinteraksi dengan mitra baik pekerja maupun rekan petani dirinya selalu komunikatif dan mengedepankan interaksi.
“Karena saya hanya melanjutkan perjuangan Alm. Abah Hj Suwandi, saya hanya memberikan yang terbaik supaya abah bangga. Kedua, dalam berinteraksi selalu komunikatif, bahasa saya lebih dekat tanpa sekat,” bebernya.
Tak selalu berjalan mulus, perjalanannya Mas Aji merintis usaha sebagai petani milenial juga dihadapkan pada berbagai tantangan.
Sebagai petani tebu yang sukses, dirinya pun merasakan sendiri tantangan demi tantangan mulai semakin bertambah tahun sangat kesulitan mendapatkan pekerja rawat dan tenaga tebang yang sangat terasa dua tahun terakhir.
Pupuk yang menjadi kebutuhan sangat vital bagi petani, jumlah pupuk subsidi dari tahun ke tahun berkurang. Terlebih biaya sewa dan upah pekerja dari tahun ke tahun meningkat.
Pihaknya pun berharap adanya support dari pemerintah khususnya untuk petani milenial agar di dorong dan di fasilitasi untuk menerapkan agriculture teknologi atau smart farmer.
“Yang dilakukan dalam pengembangan tanaman tebu, mencoba untuk menerapkan mekanisasi, kita sisipkan penggunaan alat saat olah lahan sehingga bisa makan biaya pokok produksi,” tandasnya.
Sumber: koranmemo.com