Breaking News
light_mode
Trending Tags
Maaf, tidak ditemukan tags pada periode waktu yang ditentukan.
Beranda » KeNUan » Impor Pangan dan Ancaman Kedaulatan

Impor Pangan dan Ancaman Kedaulatan

  • account_circle Redaksi 9
  • calendar_month Sel, 28 Nov 2023
  • visibility 18
  • comment 0 komentar

Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia dengan 277,7 juta jiwa mengharuskan kebijakan mewujudkan kedaulatan pangan sebagai agenda prioritas utama dalam visi kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah.

Pondasi ideologis yang telah ditanamkan oleh Founding Father yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 secara tegas menggariskan bahwa diantara kewajiban negara adalah melindungi segenap tumpah darah indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, yang jika kita jabarkan dalam konteks kebutuhan hak dasar pangan adalah pemenuhan pangan yang berkualitas dan keberlanjutan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno memberikan kalimat tegas yang merupakan saripati dari amanah konstitusi tersebut dengan menyebut bahwa “Urusan pangan adalah hidup dan matinya sebuah bangsa”.

Bung Besar tidak beretorika semata ketika berpidato dalam peletakan batu pertama pembangunan gedung Fakultas Pertanian IPB tahun 1957, tetapi penegasan bahwa sebagai negara yang besar dan merdeka, Indonesia wajib hukumnya untuk berdaulat dalam sektor pangan.

Perlu diingat bahwa pihak yang menguasai pangan akan menguasai dunia. Kemandirian dan kedaulatan atas pangan akan membebaskan suatu negara dari ketergantungan pada negara lain dan pada perusahaan multinasional. Kedaulatan pangan merupakan langkah awal dari kedaulatan politik sebuah negara, dan bagi negara tropis dengan kekayaan alam yang luar biasa seperti Indonesia jika masih ada warga yang kurang gizi atau kelaparan hal tersebut tak lain disebabkan karena keputusan politik.

Penulis pernah membaca broadcast pesan digital hari raya yang isinya begini “Di hari lebaran ini, selamat menyantap ketupat beras vietnam, opor paha ayam dari USA, rendang daging sapi dari Australia dengan bumbu penyedap dari jepang dan garam impor dari india, tahu tempe dari kedelai china, kue lebaran dari gandum belanda serta minum susu dari Selandia”.

Pesan itu bukan satir semata, tapi berdasarkan fakta sesungguhnya bagaimana sebuah bangsa besar dengan kekayaan alam yang luar biasa tidak berdaulat dalam sektor pangannya. Bagi penulis pesan tersebut dimaknai sebagai alarm pengingat bahwa suatu waktu negeri yang kita cintai ini akan dengan mudah mengalami krisis pangan akibat ketergantungan pangan pada negara lain yang sangat tinggi.

Kebijakan impor pangan yang masif akan sangat membahayakan bagi negara dengan penduduk yang sangat besar seperti indonesia. Tidak hanya mematikan usaha tani dan petani nasional, tapi juga mengarah pada keterjajahan pangan dimasa yang akan datang. Hal tersebut karena bisnis internasional khususnya dalam sektor pangan sangat tergantung dengan situasi geoplotik global yang rentan berubah bendulum eskalasinya dengan sangat cepat dan dinamis.

Study kasus harga beras yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan harga yang siginifikan misalnya, tak lain adalah karena kebijakan politik India yang membatasi bahkan menghentikan sementara ekspor berasnya. Sebagai negara produsen beras terbesar dunia, keputusan politik Perdana Menteri Narendra Modi sontak mempengaruhi harga beras dunia karena India menyumbang 40 persen ekspor beras dunia.

Kasus gagal panen padi di India di sentra-sentra produksi beras seperti di punjab dan haryana membuat Modi memutuskan kebijakan politik pangan dalam negri yaitu menghentikan ekspor beras non-basmati.

“Untuk memastikan ketersediaan beras putih non-basmati yang cukup, serta untuk menahan kenaikan harga beras dalam negri, maka pemerintah india mengubah kebijakan ekspor,” kata kementrian Pertanian India dalam rilis resmi, dikutip reuters (21/7).

Pemerintah India tentu memperhatikan aspek dalam globalisasi dimana aspek goverment drivers dengan penghentian ekspor beras india yang bertujuan untuk aspek stabilisasi pangan dalam negri berpengaruh pada harga beras dunia, kemudian melalui cost drivers yaitu memperhitungkan stabilitas harga beras nasional India sehingga berpengaruh pada market drivers yang ada di pasar beras global dan akan berdampak pada competitive drivers dimana negara produsen dan negara konsumen lain bisa memanfaatkan peluang dan melakukan mitigasi kebijakan pangan atas berkurangnya stok beras di pasar global.

Indonesia menjadi terdampak atas kebijakan politik pangan India. Oleh sebab itu swasembada pangan dan memutus ketergantungan pada negara lain menjadi pelajaran berharga dalam study kasus beras di India, semata demi mewujudkan kedaulatan pangan dan menghindari ancaman krisis pangan di masa depan.

Ketergantungan dalam sektor pangan sama artinya membuka jalan besar bagi penjajahan. Salah satu penyebab keterjajahan di sektor pangan ini adalah keputusan politik luar negri indonesia yang sangat agresif menggalang liberalisasi perdagangan lewat Free Trade Agreement (FTA) di semua sektor termasuk sektor pangan. Diantara kebijakan turunannya adalah tarif bea impor pangan yang rendah sehingga mengakibatkan bisnis impor pangan menjadi gurita bisnis yang menggiurkan para kartel dan mafia impor.

Agenda globalisasi dimana meneruskan apa yang disebut oleh Bung Karno sebagai neo imperalisme yaitu penjajahan bentuk baru khususnya dalam bidang pangan mengharuskan bangsa ini memiliki pandangan strategis tentang bisnis internasional dalam sektor pangan.

Globalisasi dalam sektor pangan adalah peran dominasi dan subordinasi dari kekuatan negara kepada negara lain guna menguasai peradaban. Indonesia harus keluar dari jebakan subordinasi pangan negara lain dengan memperkuat produksi pangan nasional dan menjalankan agenda ekspor pangan sebagai bentuk memperkuat peran strategis Indonesia di kancah global.

Kita tidak boleh lagi memaknai globalisasi dalam konteks bisnis internasional di bidang pangan sebagai kegiatan ekonomi dan pertanian semata. Karena peran strategis dan vitalnya sektor pangan bagi sebuah bangsa, Bisnis Internasional dalam bidang pangan harus ditempatkan tidak hanya dalam konteks ekonomi dan pasar global semata, tapi pada kebijakan strategis menjaga kedaulatan bangsa, kewajiban konstitusi untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dan positioning peran Indonesia dalam agenda politik internasional.

Kita perlu merefleksikan pandangan dari Prof. Dr. Bungaran Saragih (Menteri Pertanian 2001-2004) “Kalau produk pangan kita dari impor, kemudian di negara asal ada masalah, Indonesia akan terkena dampak besar-besaran dan berimplikasi sangat luas di bidang sosial, ekonomi dan politik”.

Kiranya sebagai sebuah penutup penulis mengajak semuanya untuk merenungkan dawuh Ketua PCNU Kota Pasuruan Gus Amak tentang pentingnya mewujudkan kedaulatan pangan, “Perang pangan adalah bentuk perang di masa depan. Negara yg memiliki ketahanan pangan akan lebih kuat dan berdaulat dari negara lain. Bahkan bisa menguasai negara lain” Tegasnya.

Penulis : Zulkarnain Mahmud

(Kader Ansor, Mahasiswa Magister Agribisnis UPN Veteran Jawa Timur, Ketua LPPNU Kota Pasuruan)

  • Penulis: Redaksi 9

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pembukaan Posko Ramadhan PR GP Ansor Jumputrejo Sidoarjo Ditandai Apel dan Doa Bersama

    Pembukaan Posko Ramadhan PR GP Ansor Jumputrejo Sidoarjo Ditandai Apel dan Doa Bersama

    • calendar_month Kam, 23 Mar 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 6
    • 0Komentar

    Sidoarjo – Pembukaan Posko Ramadhan 1444 Hijriyah Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jumputrejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo ditandai dengan apel dan doa bersama. Kegiatan ini dipusatkan di depan Posko Banser setempat, Rabu (22/03/2023) malam. Wakil Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Sukodono, Moh Winarto, dalam sambutannya mengapresiasi atas dibukanya Posko Ramadhan tersebut. […]

  • Adopsi Budaya Pesantren, Rijalul Ansor Ngantru Programkan Mutholaah Kitab

    Adopsi Budaya Pesantren, Rijalul Ansor Ngantru Programkan Mutholaah Kitab

    • calendar_month Jum, 19 Feb 2021
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Tulungagung- Sudah menjadi kebiasaan bagi santri pondok pesantren salaf mengadakan musyawarah kitab diluar jam pelajaran. Musyawarah kitab ini bertujuan memperkuat kemampuan santri dalam memahami kitab. Hal tersebut mengilhami PAC MDS Rijalul Ansor Ngantru, Kabupaten Tulungagung yang notabene sebagian anggotanya adalah alumni pesantren, kemudian diadopsi sebagai program kegiatan yang diberi nama Mutholaah Kitab. Dalam kegiatan Mutholaah […]

  • Tertib Administrasi, Tiga Calon Kasatkoryon Banser PAC GP Ansor Gresik ikuti Fit and Proper Test

    Tertib Administrasi, Tiga Calon Kasatkoryon Banser PAC GP Ansor Gresik ikuti Fit and Proper Test

    • calendar_month Sen, 8 Mei 2023
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 6
    • 0Komentar

    GRESIK, Tiga orang calon Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gresik, jalani fit and proper test pada Ahad (7/5/2023), di Gedung NU Cabang Gresik. Sementara itu, tiga calon Kasatkoryon Banser Gresik yang diajukan oleh Ketua PAC GP Ansor Gresik antara lain; Chusnul Yaqin, Joko […]

  • Ansor Guluk Manjung Rayakan Kemerdekaan dengan Tindakan Nyata

    Ansor Guluk Manjung Rayakan Kemerdekaan dengan Tindakan Nyata

    • calendar_month Ming, 16 Agu 2020
    • account_circle Cyber Ansor
    • visibility 255
    • 0Komentar

    Sumenep – Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 sudah seharusnya dirayakan dengan tindakan nyata, bukan hanya seremonial belaka. Itulah yang dilakukan Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Guluk Manjung Bluto. PR GP Ansor Guluk Manjung yang dipimpin Wildan Faizi itu merayakan Hari Kemerdekaan dengan cara memberikan santunan kepada anak yatim, Sabtu […]

  • Kyai Bisri Syansuri dan Kyai Wahab Hasbullah

    Refly Harun Dan Sesat Pikir Sejarah Politik NU

    • calendar_month Sel, 20 Okt 2020
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 458
    • 0Komentar

    Oleh : Adil satria Putra | Cyber media PW Ansor Jatim Dalam Pembuka percakapannya yang sedang ramai dibahas bersama sugik nur, Refly Harun mengatakan bahwa NU adalah Ormas main aman, tidak pernah beroposisi dan selalu akomodatif terhadap rezim kekuasaan sepanjang sejarah Sebagai Cendekiawan, seharusnya Refly sadar bahwa ucapannya akan menjadi rujukan dan alat ukur pembenar […]

  • Viral !!! Tagar ACTA Satu Komando di Twitter Oleh GP Ansor Jatim

    Viral !!! Tagar ACTA Satu Komando di Twitter Oleh GP Ansor Jatim

    • calendar_month Sel, 21 Sep 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 11
    • 0Komentar

    Surabaya – Hastag #ACTASatuKomando viral di media sosial twitter, minggu (19/9). Hingga tadi malam, total ada 10.400 orang yang melakukan tweet hastag tersebut. Bahkan, Menteri Agama Ya’qud Cholil Qoumas ikut-ikutan memviralkan hastag tersebut. ”Selamat untuk sahabat-sahabat GP Ansor Jatim yang sudah bersiap melakukan transformasi gerakan dengan selenggarakan #ngajicyber. Tetap berkhidmah untuk jam’iyah dan Indonesia. Salam […]

expand_less