Tulungagung- Sudah menjadi kebiasaan bagi santri pondok pesantren salaf mengadakan musyawarah kitab diluar jam pelajaran. Musyawarah kitab ini bertujuan memperkuat kemampuan santri dalam memahami kitab.
Hal tersebut mengilhami PAC MDS Rijalul Ansor Ngantru, Kabupaten Tulungagung yang notabene sebagian anggotanya adalah alumni pesantren, kemudian diadopsi sebagai program kegiatan yang diberi nama Mutholaah Kitab.
Dalam kegiatan Mutholaah Kitab, yang diadakan setiap malam Jumat Legi tersebut berisi bahasan-bahasan masalah fikih yang temanya ditentukan seminggu sebelum kegiatan berlangsung.
“Peserta Mutholaah Kitab kami persilahkan berpendapat yang didasarkan dari turunan kitab Taqrib, bisa Fathul Qorib, Tausyekh, Bajuri atau kitab-kitab fikih lainnya yang berkaitan tema bahasan. Namun, peserta yang mungkin belum pernah ngaji juga kami persilahkan menyimak, ndak cuma itu, kami siapkan juga kopi gratis,” ujar Kang Sirojudin, Ketua PAC MDS Rijalul Ansor Ngantru, Kabupaten Tulungagung.
Dengan aturan yang fleksibel itu, membuat kader-kader Ansor-Banser Ngantru berduyun-duyun mengikuti Mutholaah Kitab. Bahkan, banyak dari masyarakat sekitar lokasi Mutholaah Kitab yang berpindah-pindah tersebut, juga nimbrung.
Kegiatan Mutholaah Kitab juga didukung LBM-MWCNU Ngantru. Pihaknya berharap kader Ansor tersebut kelak jadi aktifis Bahtsul Masail.
“Alhamdulillah, dengan adanya Mutholaah Kitab, muncul alumni-alumni pesantren yang masih malu-malu muncul ke masyarakat dan insyaallah akan menjadi tunas-tunas aktifis Bahtsul Masail dikemudian hari,” ungkap perwakilan LBM-MWCNU Ngantru, Kang Muallam.