Pasuruan – “Kegiatan Ini Momentum bagi kami menyapa langsung pengurus ranting di wilayahnya. Orientasi tanfidziyah ini berkaitan dengan agenda penting organisasi yaitu yang pertama agenda kaderisasi, penguatan keorganisasian melalui sosialisasi Perkum hingga GKMNU” Terang H.M. Nailur Rachman atau akrab disapa Gus Amak dalam Agenda Pamungkas Turba di Kelurahan Krampyangan, Selasa (29/08/2023).
Konsolidasi dan penguatan pengurus NU ditingkatan basis yang menjadi ujung tombak pelaksanaan ri’ayatul ummah merupakan langkah strategis yang dilakukan PCNU Kota Pasuruan dalam membangun manajemen stratejik organisasi profesional.
Kegiatan yang berlangsung di 11 titik lokasi di 4 MWC dan 43 Ranting selama bulan Agustus 2023 dilakukan dengan membawa 6 materi khusus bagi pengurus MWC dan Pengurus Ranting NU yang baru sebulan dilantik.
Materi yang dibukukan dan disusun oleh Koordinator Bidang Kaderisasi PCNU Kota Pasuruan dan dibagikan kepada pengurus MWC berisi tentang :
1. Pemahaman tentang Job Desk (Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab pengurus)
2. Perkum Organisasi
3. Perkum Kaderisasi
4. Parameter Kinerja MWC dan Ranting NU
5. Gerakan Keluarga Mashlahah NU (GKMNU)
6. Penyerahan SK Pengurus Ranting
Ketua Tandfidziyah PCNU Kota Pasuruan Gus Amak dalam arahannya kepada pengurus MWC dan Ranting NU menyampaikan beberapa program strategis Nahdlatul Ulama dari Kaderisasi, Keorganisasian hingga program besar dari PBNU yaitu GKMNU.
Gus Amak menekankan bagi seluruh pengurus untuk wajib mengikuti kaderisasi agar memiliki arah ideologis dengan landasan spirit khidmah yang kokoh dan tidak kendor sehingga diakhir periode nanti memiliki atsar yang diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Jenjang kaderisasi NU dijelaskan dimulai dari PD-PKPNU kemudian PMKNU dan ditingkat tertinggi adalah Akademi Kepimpinan Nasional NU (AKN NU). “Untuk jajaran MWC dan Ranting diwajibkan mengikuti jenjang dasar kaderisasi yaitu PD-PKPNU” Tegasnya.
Adapun Kaderisasi dalam NU menurut tokoh muda NU cucu dari ulama besar KH. Abdul Hamid Pasuruan adalah transmisi keilmuan yang melahirkan spirit khidmah kepada pengurus NU.
Selain itu dikesempatan tersebut Gus Amak juga menyampaikan tentang Peraturan Perkumpulan NU kepada pengurus MWC dan Ranting yang hadir, “Ini panduan dan pedoman bagi pengurus dalam menjalankan khidmahnya di Nahdlatul Ulama, Karena kalau kita sebagai pengurus tidak mengerti pedoman ini maka kemungkinannya ada dua yaitu bisa salah paham tentang NU atau bahkan menyalahgunakan NU” Urai Gus Amak.
Terakhir Gus Amak menyampaikan tentang gerakan besar bersama dari PBNU yaitu Gerakan Keluarga Maslahah NU (GKMNU) “Ini program strategis PBNU yang dilakukan secara gotongroyong seluruh kekuatan Nahdlatul Ulama disemua tingkatan dan banom untuk berkhidmah dan memberikan layanan langsung kepada masyarakat.
“GKMNU Ini program riil yang nanti bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, sehingga peran NU bukan hanya dalam aspek dinniyah tapi juga aspek ijtimaiyah memberikan solusi atas problem masyarakat” Pungkasnya.
Rois Suriyah PCNU Kota Pasuruan KH. Abd. Khalim Mas’ud yang memberikan dawuh penguatan ideologisasi dan langkah kebijakan strategis khususnya kepada jajaran suriyah di MWC dan Ranting NU mengajak seluruh pengurus untuk merefleksikan diri berada dalam organisasi sakral yang disematkan nama ulama didalamnya, Sehingga segenap pengurus harus merasa bersyukur diamanahi ngurusi organisasinya ulama yang didirikan oleh para auliya.
“Saya tahu njenengan ini adalah tokoh dilingkungan masing-masing, maka jadilah tokoh yang kokoh dengan pendirian dan ideologi Nahdlatul Ulama yang digariskan oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim Asyari, jangan sampai jadi toko yang menjual apapun yang dimiliki dan bisa dibeli” Pungkas KH. Abd. Khalim Masud.
Sementara itu ketua Sterring Committe (SC) Turba ke 3 dan Orientasi Ustadz Waladi Imaduddin Kadmi menjelaskan program Turba yang dilakukan secara presisi dengan melibatkan seluruh pengurus MWC dan Ranting NU adalah sebuah tradisi dan metode dalam organisasi NU untuk menggambarkan kegiatan silaturahim, konsolidasi dan inspeksi srtuktur NU hingga tingkatan basis.
“Turba ini adalah tradisi konsolidasi khas ala NU yang kita gunakan tidak hanya sebagai kekuatan silaturahmi tapi bergerak pada penguatan kapasitas dan integritas pengurus MWC dan ranting dalam serangkaian agenda khidmah kedepan. Ini upaya kami dalam menggerakan tradisi menuju abad kedua Nahdlatul Ulama” Terang Waladi Imaduddin Kadmi.
Kedepan selaku SC dirinya berharap output dari 11 titik Turba dan Konsolidasi ini melahirkan sinergi kekuatan yang lebih besar dalam memberikan khidmah terbaik bagi masyarakat di Kota Pasuruan.