PW GP Ansor Jatim Kecam Trans7: Lecehkan Kiai dan Pesantren, Lukai Marwah Santri
- account_circle BSA Jawa Timur
- calendar_month Sel, 14 Okt 2025
- visibility 491
- comment 0 komentar

Surabaya, Ansor Jatim – Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim mengecam keras stasiun televisi Trans7 atas penayangan narasi yang dinilai merendahkan dan melecehkan sosok kiai serta Pesantren Lirboyo ,Kediri, Jatim.
Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H Musaffa Safril mengatakan, bahwa narasi tersebut bukan hanya menyinggung satu lembaga pesantren, tetapi juga merupakan bentuk pelecehan terhadap seluruh pesantren dan komunitas santri yang ada di Indonesia.
“Pelecehan ini tidak hanya ditujukan kepada Lirboyo, tetapi juga kepada seluruh pesantren dan para kiai yang selama ini menjadi penjaga moral bangsa. Ini bentuk penghinaan terhadap simbol-simbol keilmuan dan kemuliaan pesantren,” kata H Musaffa Safril dalam pernyataannya, Senin (13/10/2025).
Lebih lanjut, PW GP Ansor Jawa Timur mengultimatum pihak Trans7 agar segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan langsung kepada Pesantren Lirboyo Kediri serta masyarakat pesantren secara luas.
“Kami menuntut permintaan maaf resmi dan terbuka dari pihak Trans7. Bila hal ini tidak segera dilakukan, kami menyerukan kepada masyarakat, terutama kalangan pesantren dan santri, untuk melakukan boikot terhadap seluruh tayangan Trans7 sebagai bentuk protes moral,” tegasnya.
PW GP Ansor Jatim menilai, media seharusnya berperan sebagai sarana pendidikan publik, bukan justru menjadi sumber provokasi dan pelecehan terhadap lembaga pesantren. Oleh karenanya, PW GP Ansor Jatim juga mendesak Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius agar ke depan tidak terulang kembali.
“Kiai dan pesantren adalah benteng peradaban bangsa. Siapa pun yang melecehkannya berarti melecehkan jantung moral Indonesia. PW GP Ansor Jawa Timur menyerukan kepada seluruh kader, santri, dan masyarakat luas untuk tetap tenang namun tegas dalam menyikapi persoalan ini, serta menjaga marwah pesantren melalui cara-cara yang bermartabat,” pungkasnya.
Pewarta : Yuli Riyanto
- Penulis: BSA Jawa Timur