Surabaya – Pimpinan Wilayah MDS Rijalul Ansor Jawa Timur menggelar agenda Halaqoh Internasional. Agenda yang bertujuan untuk membuka khazanah global kader Ansor dalam konteks dinamika internasional dihadiri oleh sejumlah tokoh diaspora Nahdlatul Ulama sebagai narasumber.
Mengambil tema “Penguatan Gerakan Jamiyah Menghadapi Tantangan Masyarakat Global” Agenda Halaqoh yang dilakukan secara Hybird dengan titik lokasi utama di Aula Lantai 3 Kantor PW GP Ansor Jawa Timur diikuti melalui zoom meeting dan beberapa akun youtube, Selasa (24/08/2021).
Hadir sebagai Narasumber pada Halaqah Internasional adalah Sahabat Adung Abdurrahman selaku Sekjen PP GP Ansor yang hadir secara virtual mewakili Ketua Umum Gus Yaqut Cholil Coumas, Prof. Dr. KH. Nadiersyah Hosen selaku Rois Suriyah PCI NU Australia-New Zealand, M. Rodlin Billah Selaku Ketua PCI NU Jerman dan Gus H. Syafiq Syauqi selaku Ketua PW GP Ansor Jawa Timur.
Agenda yang dipandu oleh Gus Rijal Mumazziq tersebut diawali oleh sambutan pembuka dari Pimpinan Pusat GP Ansor yang disampaikan oleh Sahabat Adung Abdurrahman.
Dalam sambutannya, Sekjen dua periode PP GP Ansor tersebut menyampaikan bahwa pandemi telah membuat masyarakat global harus adaptif dengan budaya hidup baru.
Masyarakat terbiasa dan dibiasakan untuk hidup dengan protokol kesehatan.
Belajar secara virtual, bekerja secara virtual, ngaji secara virtual.
Perubahan ini menurutnya harus direspon dengan adaptasi, termasuk beradaptasi dalam cara kita berkhidmah kepada umat.
“Dalam tatanan masyarakat global, kader Rijalul Ansor dan Kader Ansor harus terus menda’wahkan Humanitarian Islam, Islam untuk Kemanusiaan, Islam Ahlussunnah wal Jama’ah kepada masyarakat luas secara global” Terang Sahabat Adung.
Sementara itu Prof. Nadirsyah Hosen menjelaskan tantangan berat kita hari ini sebagai umat Islam adalah munculnya Gerakan Islam Transnasional yang membawa agenda-agenda politik.
“Sebagai masyarakat global, kita bisa saling menginspirasi satu sama lain. Nah, di era teknologi informasi yang sangat canggih, bagaimana strategi kita agar Islam yang rahmah ini bisa menginspirasi dunia. Tentu harus ada kecakapan-kecakapan baru dalam menda’wahkan Islam moderat, khususnya di bidang teknologi dan penyampaian khazanah keilmuan dalam bahasa internasional” Jelas Gus Nadier, sapaan akrab ulama yang aktif di media sosial tersebut.
Ketua PCI NU Jerman M. Rodlin Billah sebagai pemateri selanjutanya menyatakan perlunya Nahdliyin utamanya kader Ansor untuk memahami cara kerja media sosial.
Menurutnya Media sosial menyajikan begitu banyak informasi, tidak ada benar dan salah dalam dunia media sosial. Ada banyak algoritma di media sosial yang dapat mengklaster informasi yang akan kita baca, disesuaikan dengan kecenderungan kita.
“Hari ini, kita bukanlah konsumen yang menikmati produk dari media sosial. Justru kita adalah produk yang dijual oleh media sosial. Setiap orang memiliki akses terhadap setiap informasi. Maka menjadi penting untuk melakukan digitalisasi khazanah keilmuan pesantren untuk disajikan di dunia digital” Terangnya.
M. Rodlin Billah kemudian secara optimis menyebut bahwa kolaborasi diaspora nahdliyyin di seluruh dunia lintas potensi merupakan potensi besar yang perlu diambil manfaatnya bagi kemajuan jamiyah.
Ketua PW GP Ansor Jatim yang menjadi pemateri terakhir memberikan beberapa feedback atas paparan dari narasumber sebelumnya.
Gus Syafiq Syauqi yang merupakan alumni Sarjana di Suriah itu menyebut bahwa era globalisasi adalah momentum besar agar misi Humanitarian Islam atau Moderasi Islam yang dicetuskan oleh GP Ansor di Tambak beras menjadi nilai yang layak untuk diekspor sebagai sumbangsih untuk membangun peradaban.
Faham Islam moderat yang selama ini dipegang teguh di Nusantara disebutnya telah terbukti mampu menjaga persatuan dan perdamaian di negara yang berisi ratusan suku dan budaya.
“Nilai-nilai luhur yang diwarisi oleh Nahdlatul Ulama adalah nilai-nilai yang akan menjadi solusi atas problem peradaban dunia. Kita harus menjadi penyebar gagasan dan nilai-nilai luhur tersebut melalui penguasaan teknologi dan media sosial” Jelas Gus Syafiq.
Untuk memperkuat misi tersebut, Penguatan literasi digital di kalangan kader menjadi fokus garapan PW GP Ansor.
“Jumlah kader kita ratusan ribu, tapi follower di akun PW Ansor baru berjumlah 14 ribu, ini sesuatu yang tidak boleh terjadi. Dan kami PW GP Ansor Jawa Timur akan menyelenggarakan madrasah digital sebagai jawaban atas problem literasi digital kader Ansor” Pungkasnya.