Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » KeNUan » Sejarah Singkat Berdirinya Nahdlatul Ulama

Sejarah Singkat Berdirinya Nahdlatul Ulama

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Jum, 14 Agu 2020
  • visibility 315
  • comment 3 komentar

Setibanya di Tebuireng, santri As’ad (KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo) menyampaikan tasbih yang dikalungkan oleh dirinya dan mempersilakan KH Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As’ad. Bukan bermaksud As’ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan As’ad tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari.

Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As’ad selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebuireng. Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada As’ad: “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?” Kontan As’ad hanya menjawab: “Ya Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As’ad hingga tiga kali sesuai pesan sang guru. Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyyah”.

(Choirul Anam, 2010: 72) Riwayat tersebut merupakan salah satu tanda atau petunjuk di antara sejumlah petunjuk berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Akhir tahun 1925 santri As’ad kembali diutus Mbah Cholil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar, Ya Qahhar. Berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa) ke tempat yang sama dan ditujukan kepada orang sama yaitu Mbah Hasyim.

Petunjuk sebelumnya, pada akhir tahun 1924 santri As’ad diminta oleh Mbah Cholil untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Penyampaian tongkat tersebut disertai seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa as.

Awalnya, KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) sekitar tahun 1924 menggagas pendirian Jam’iyyah yang langsung disampaikan kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk meminta persetujuan. Namun, Kiai Hasyim tidak lantas menyetujui terlebih dahulu sebelum ia melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT.

Sikap bijaksana dan kehati-hatian Kiai Hasyim dalam menyambut permintaan Kiai Wahab juga dilandasi oleh berbagai hal, di antaranya posisi Kiai Hasyim saat itu lebih dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia (Jawa). Kiai Hasyim juga menjadi tempat meminta nasihat bagi para tokoh pergerakan nasional. Peran kebangsaan yang luas dari Kiai Hasyim Asy’ari itu membuat ide untuk mendirikan sebuah organisasi harus dikaji secara mendalam.

Hasil dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari dikisahkan oleh KH As’ad Syamsul Arifin. Kiai As’ad mengungkapkan, petunjuk hasil dari istikharah Kiai Hasyim Asy’ari justru tidak jatuh di tangannya untuk mengambil keputusan, melainkan diterima oleh KH Cholil Bangkalan, yang juga guru Mbah Hasyim dan Mbah Wahab.

Dari petunjuk tersebut, Kiai As’ad yang ketika itu menjadi santri Mbah Cholil berperan sebagai mediator antara Mbah Cholil dan Mbah Hasyim. Ada dua petunjuk yang harus dilaksanakan oleh Kiai As’ad sebagai penghubung atau washilah untuk menyampaikan amanah Mbah Cholil kepada Mbah Hasyim.

Dari proses lahir dan batin yang cukup panjang tersebut menggamabarkan bahwa lika-liku lahirnya NU  tidak banyak bertumpu pada perangkat formal sebagaimana lazimnya pembentukan organisasi. NU lahir berdasarkan petunjuk Allah SWT. Terlihat di sini, fungsi ide dan gagasan tidak terlihat mendominasi. Faktor penentu adalah konfirmasi kepada Allah SWT melalui ikhtiar lahir dan batin.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa berdirinya NU merupakan rangkaian panjang dari sejumlah perjuangan. Karena berdirinya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial-masyarakat.

Digawangi oleh KH Wahab Chasbullah, sebelumnya para kiai pesantren telah mendirikan organisasi pergerakan Nahdlatul Wathon atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916 serta Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar pada 1918.

Kiai Wahab Chasbullah sebelumnya, yaitu 1914 juga mendirikan kelompok diskusi yang ia beri nama Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran, ada juga yang menyebutnya Nahdlatul Fikr atau kebangkitan pemikiran. Dengan kata lain, NU adalah lanjutan dari komunitas dan organisasi-organisasi yang telah berdiri sebelumnya, namun dengan cakupan dan segmen yang lebih luas.

Komite Hijaz

Embrio lahirnya NU juga berangkat dari sejarah pembentukan Komite Hijaz. Problem keagamaan global yang dihadapi para ulama pesantren ialah ketika Dinasti Saud di Arab Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW karena menjadi tujuan ziarah seluruh Muslim di dunia yang dianggap bid’ah. Selain itu, Raja Saud juga ingin menerapkan kebijakan untuk menolak praktik bermadzhab di wilayah kekuasaannya. Karena ia hanya ingin menerapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan.

Rencana kebijakan tersebut lantas dibawa ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar ‘Alam Islami) di Makkah. Bgai ulama pesantren, sentimen anti-mazhab yang cenderung puritan dengan berupaya memberangus tradisi dan budaya yang berkembang di dunia Islam menjadi ancaman bagi kemajuan peradaban Islam itu sendiri.

Choirul Anam (2010) mencatat bahwa KH Wahab Chasbullah bertindak cepat ketika umat Islam yang tergabung dalam Centraal Comite Al-Islam (CCI)–dibentuk tahun 1921–yang kemudian bertransformasi menjadi Centraal Comite Chilafat (CCC)—dibentuk tahun 1925–akan mengirimkan delegasi ke Muktamar Dunia Islam di Makkah tahun 1926.

Sebelumnya, CCC menyelenggarakan Kongres Al-Islam keempat pada 21-27 Agustus 1925 di Yogyakarta. Dalam forum ini, Kiai Wahab secara cepat menyampaikan pendapatnya menanggapi akan diselenggarakannya Muktamar Dunia Islam. Usul Kiai Wahab antara lain: “Delegasi CCC yang akan dikirim ke Muktamar Islam di Mekkah harus mendesak Raja Ibnu Sa’ud untuk melindungi kebebasan bermadzhab. Sistem bermadzhab yang selama ini berjalan di tanah Hijaz harus tetap dipertahankan dan diberikan kebebasan”.

Kiai Wahab beberapa kali melakukan pendekatan kepada para tokoh CCC yaitu W. Wondoamiseno, KH Mas Mansur, dan H.O.S Tjokroamonoto, juga Ahmad Soorkatti. Namun, diplomasi Kiai Wahab terkait Risalah yang berusaha disampaikannya kepada Raja Ibnu Sa’ud selalu berkahir dengan kekecewaan karena sikap tidak kooperatif dari para kelompok modernis tersebut.

Hal ini membuat Kiai Wahab akhirnya melakukan langkah strategis dengan membentuk panitia tersendiri yang kemudian dikenal dengan Komite Hijaz pada Januari 1926. Pembentukan Komite Hijaz yang akan dikirim ke Muktamar Dunia Islam ini telah mendapat restu KH Hasyim Asy’ari.

Perhitungan sudah matang dan izin dari KH Hasyim Asy’ari pun telah dikantongi. Maka pada 31 Januari 1926, Komite Hijaz mengundang ulama terkemuka untuk mengadakan pembicaraan mengenai utusan yang akan dikirim ke Muktamar di Mekkah. Para ulama dipimpin KH Hasyim Asy’ari datang ke Kertopaten, Surabaya dan sepakat menunjuk KH Raden Asnawi Kudus sebagai delegasi Komite Hijaz.

Namun setelah KH Raden Asnawi terpilih, timbul pertanyaan siapa atau institusi apa yang berhak mengirim Kiai Asnawi? Maka lahirlah Jam’iyah Nahdlatul Ulama (nama ini atas usul KH Mas Alwi bin Abdul Aziz) pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan 31 Januari 1926 M.

Riwayat-riwayat tersebut berkelindan satu sama lain, yaitu ikhtiar lahir dan batin. Peristiwa sejarah itu juga membuktikan bahwa NU lahir tidak hanya untuk merespons kondisi rakyat yang sedang terjajah, problem keagamaan, dan problem sosial di tanah air, tetapi juga menegakkan warisan-warisan kebudayaan dan peradaban Islam yang telah diperjuangkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

Tepat pada 31 Januri 2020, Nahdlatul Ulama berusia 94 tahun dalam hitungan tahun masehi. Sedangkan pada 16 Rajab 1441 mendatang, NU menginjak umur 97 tahun. Selama hampir satu abad tersebut, NU sejak awal kelahirannya hingga saat ini telah berhasil memberikan sumbangsih terhadap kehidupan beragama yang ramah di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Setiap tahun, Harlah NU diperingati dua kali, 31 Januari dan 16 Rajab. Penulis: Fathoni Ahmad Editor: Abdullah Alawi


  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Moh. Syahidin Nahkoda Baru PAC GP Ansor Dukun

    Moh. Syahidin Nahkoda Baru PAC GP Ansor Dukun

    • calendar_month Sen, 23 Nov 2020
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 284
    • 7Komentar

    Gresik – Konferensi anak cabang Gerakan Pemuda Ansor kecamatan Dukun hari ini digelar. Konferensi ini merupakan musyawarah tertinggi di tingkat GP Ansor PAC Dukun. Kegiatan ini dipusatkan diAula ponpes Ihyaul Ulum, Dukun (22/11/2020). Konfercab ke VIII tahun 2020 dengan mengusung tema “Bergerak Dinamis dan Bahagia” Dengan logo padi dan ikan. Dalam proses pemilihan tersebut, Sahabat […]

  • Ramadhan Berbagi PR GP Ansor Kidul Dalem

    Ramadhan Berbagi PR GP Ansor Kidul Dalem

    • calendar_month Ming, 9 Mei 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Bangil – Gerakan bakti sosial Ramadhan Berbagi yang digagas oleh PR GP Ansor Kidul dalem di moment Ramadhan terlaksana dengan melibatkan jajaran pengurus ranting yang terjun langsung menemui sasaran penerima program. Agenda yang bertempat di lingkungan Kelurahan Kidul dalem, Bangil berlangsung setelah pelaksanaan sholat tarawih, Sabtu (09/05/2021). Berkoordinasi dengan RT setempat, Jajaran kader dan pengurus […]

  • Puncak Haul YPP Alkarimi Ketua PWNU Jatim Kokohkan Militansi Khidmah Banser Dukun

    Puncak Haul YPP Alkarimi Ketua PWNU Jatim Kokohkan Militansi Khidmah Banser Dukun

    • calendar_month Rab, 5 Jul 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Gresik – Rangkaian Haul KH Abd Karim ke 131 Ponpes Alkarimi Desa Tebuwung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik hari ini menjadi puncak acara. Berbagai macam kegiatan digelar mulai Khatmil Qur’an baik yang dilakukan oleh warga masyarakat, siswa santri Ponpes Alkarimi di berbagai tempat atau majelis. Dan giat Himpunan Alumni ponpes Alkarimi (Himappka) yang menggelar Temu Alumni […]

  • Wakil Ketua GP Ansor Jatim, Fairouz Huda Mendapat Dukungan Jaringan UMKM Kota Malang pada Pilkada 2024

    Wakil Ketua GP Ansor Jatim, Fairouz Huda Mendapat Dukungan Jaringan UMKM Kota Malang pada Pilkada 2024

    • calendar_month Sab, 8 Jun 2024
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 94
    • 0Komentar

    Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Fairouz Huda mendapat dukungan Jaringan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Malang untuk maju pada Pilkada 2024. Kader yang akrab disapa Kak Fai ini mendapat dukungan untuk maju sebagai wakil wali Kota Malang. Yudi Purwanto, Ketua Jaringan UMKM dalam deklarasinya menyatakan bahwa Kak Fai merupakan satu-satunya kandidat […]

  • Sejarah Kelahiran Dan Derap Langkah Banser

    Sejarah Kelahiran Dan Derap Langkah Banser

    • calendar_month Sel, 22 Jun 2021
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 184
    • 0Komentar

    Sejumlah aksi massa PKI yang dimulai pada pertengahan 1961 adalah peristiwa Kendeng Lembu, Genteng, Banyuwangi (13 Juli 1961), peristiwa Dampar, Mojang, Jember (15 Juli 1961), peristiwa Rajap, Kalibaru, dan Dampit (15 Juli 1961), peristiwa Jengkol, Kediri (3 November 1961), peristiwa GAS di kampung Peneleh, Surabaya (8 November 1962), sampai peristiwa pembunuhan KH Djufri Marzuqi, dari […]

  • Peringati Hari Santri, Ansor Banser Probolinggo Gelar Apel Akbar

    Peringati Hari Santri, Ansor Banser Probolinggo Gelar Apel Akbar

    • calendar_month Ming, 24 Okt 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Probolinggo – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Probolinggo melaksanakan kegiatan Apel Akbar. kegiatan itu di gelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2021, bertempat di PKPR (Pantai Kampung Pelangi Randu Putih) Dringu, Sabtu (23/10). Kegiatan upacara HSN dengan tema “Santri Siaga Jiwa Raga” itu diikuti beberapa pengurus Ansor dan Banser perwakilan di […]

expand_less