Bangil – Anggota MPR RI, Anisah Syakur, Di hadapan Kader Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bangil Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menilai sosialisasi empat pliar kebangsaan bersifat wajib.
Hal ini, sebagai salah satu upaya menanamkan jiwa patriotisme sekaligus menanamkan karakter generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur dan mengajak seluruh pemuda menjadi agen penguatan Empat Pilar. Salah satu caranya adalah menerapkan nilai-nilai Empat Pilar dalam kehidupan sehari-hari.
Ajakan tersebut disampaikan karena menurut Anisah, bagi Ansor Empat Pilar bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, sejak dulu Ansor sudah berinteraksi secara baik dan harmonis dengan Empat Pilar.
Bagi Ansor, sejak awal, Pancasila menjadi dasar dan landasan berorganisasi. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara NKRI, menjadi bentuk negara yang sudah final dan harga mati. Sedangkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, merupakan sebagai konstitusi negara.
“Tidak berlebihan jika Ansor menjadi bagian dari agen penguatan Empat Pilar hingga ke pelosok desa. Karena bagi Ansor, Empat Pilar bukan sesuatu yang baru, bahkan sudah menjadi bagian dari keluarga besar Ansor itu sendiri” kata Anisah saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar kepada Kader Ansor Cabang Bangil Kabupaten Pasuruan, di Gedung As Syakur Sidowayah, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Minggu, 30 Mei 2021.
Ikut hadir pada acara tersebut anggota DPRD Fraksi PKB Kabupaten Pasuruan Sa’ad Muafi, sekaligus Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bangil Kabupaten Pasuruan.
Pada kesempatan tersebut, Anisah meminta jajaran pemuda Ansor Bangil agar tidak mudah terprovokasi dengan banyaknya kekerasan dan pikiran keras terhadap negara. Yaitu, pemikiran-pemikiran yang suka mengejek dan menjelekkan orang lain. Merasa kelompoknya sendiri yang paling benar, sementara kelompok lain salah.
Menghadapi kondisi itu, politisi asal Jawa Timur meminta seluruh anggota Ansor tetap tenang. Bahkan, kalau bisa ikut memperbaikinya agar kekerasan dan pikiran keras terhadap negara bisa berangsur berkurang.
“Jangan malah ikut terprovokasi sehingga melakukan tindakan keras atau bersikap anarkis lainnya. Tetap tenang, dan mari kita menenangkan agar kekerasan itu menjauh dari kehidupan bangsa Indonesia,” kata Anisah Syakur.
Sementara itu Gus Saad Muafi yang juga Ketua PC GP Ansor Bangil ini mencontohkan dalam situasi di tengah pandemi Covid-19, semau harus menjalankan sikap gotong royong, tenggang rasa dan saling membantu dan bahu membahu antara satu sama lainnya.
“Sosialisasi ini harus terus digiatkan untuk memberi pemahaman tentang ideologi bangsa ini. Termasuk memberi penekanan bijak menggunakan medsos dan tidak mudah terprovokasi berita yang tidak jelas. Maka harus pandai memilih informasi untuk menghindari hoaks karena bisa menjerumuskan ke arah pemahaman berbangsa dan bernegara keliru dan berhaluan ekstrim,” tandasnya.
Dia juga meminta agar Ansor tidak meladeni ejekan yang kerap disampaikan orang-orang yang berpikiran keras. Kalau tidak bisa diingatkan lebih baik dijauhi agar tidak terprovokasi.
“Dan kalau sudah keterlaluan, lebih baik dilaporkan kepada pihak-pihak berwenang supaya diselesaikan secara hukum, atau diikutkan Diklat atau PKD sekalian” katanya.