LBH Ansor Jatim Gelar Rakerwil: Meneguhkan Peran Advokasi untuk Kaum Marjinal dan Ulama
- account_circle BSA Jawa Timur
- calendar_month Kam, 29 Mei 2025
- visibility 581
- comment 0 komentar

Surabaya, Ansor Jatim — Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor Jawa Timur menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) pada Kamis, 29 Mei 2025, bertempat di Gedung Balai Diklat Keagamaan Surabaya, Jalan Ketintang Madya No. 92. Acara ini menjadi momentum penting untuk merumuskan arah strategis dan penguatan peran LBH Ansor sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat kecil, kelompok marjinal, sekaligus sebagai penjaga marwah ulama dari kriminalisasi dan ketidakadilan hukum.
Rakerwil dibuka secara resmi oleh Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril. Dalam pidatonya, Musaffa menekankan pentingnya kehadiran LBH Ansor sebagai lebih dari sekadar lembaga bantuan hukum. “LBH adalah wajah lain dari harapan, dari perjuangan masyarakat miskin, buruh yang terpinggirkan, petani yang lahannya dirampas, hingga kaum marjinal yang tak punya suara di ruang kekuasaan,” tegasnya di hadapan peserta rakerwil yang terdiri dari pengurus LBH Ansor se-Jawa Timur.
Menurut Musaffa, masyarakat saat ini tidak cukup hanya diberikan pendampingan saat menghadapi persoalan hukum. Lebih dari itu, mereka memerlukan literasi hukum, perlindungan atas hak-hak dasar, serta keberpihakan nyata terhadap keadilan sosial. “LBH Ansor perlu melampaui sekadar respons kasus. Ia harus menjadi kekuatan edukatif, advokatif, dan strategis dalam membangun kesadaran hukum rakyat,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa hukum tidak boleh hanya menjadi bahasa para elit, melainkan harus hadir sebagai bahasa kehidupan rakyat sehari-hari.
Selain itu, Ketua PW GP Ansor menegaskan bahwa LBH Ansor juga memiliki mandat penting untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah dan keselamatan hukum para ulama. “Kita tahu, serangan terhadap ulama hari ini bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk upaya kriminalisasi melalui jalur hukum. LBH Ansor harus berdiri di barisan terdepan untuk melindungi para kiai, ustadz, dan tokoh agama yang selama ini menjadi pilar moral dan spiritual bangsa,” tegas Musaffa.
Ketua LBH Ansor Jawa Timur, Mohammad Sahid, SH, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Rakerwil ini akan menjadi ruang konsolidasi sekaligus afirmasi program kerja yang berorientasi pada kerja-kerja nyata di lapangan. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi dengan jaringan masyarakat sipil, komunitas buruh, petani, serta pesantren dan organisasi keagamaan. “Kami ingin menjadikan LBH Ansor sebagai rumah perjuangan bersama untuk rakyat dan penjaga nilai-nilai keulamaan. Rumah yang tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga menyemai keberanian,” kata Sahid.
Rakerwil ini juga membahas penguatan kapasitas paralegal di daerah, strategi advokasi berbasis komunitas, serta perluasan layanan hukum pro bono. Dalam suasana yang penuh semangat, peserta sepakat bahwa LBH Ansor harus terus memperluas jangkauan, menjangkau yang terpinggirkan, dan berdiri bersama mereka yang selama ini tak bersuara. Menutup acara pembukaan, H. Musaffa Safril menyampaikan pesan: “LBH Ansor harus dicintai oleh rakyat. Bukan karena slogannya, tapi karena keberpihakannya yang nyata. Karena kehadirannya yang membuat hukum menjadi milik semua, bukan hanya segelintir.” tutupnya. (*)
- Penulis: BSA Jawa Timur