Mengapa Cak Anam Fenomenal … ?
Choirul Anam, lebih akrab dengan panggilan Cak Anam, bukan manusia biasa dalam dunia pergerakan. Sebagai aktifis yang hidup di masa kondisi politik yang tidak baik baik saja (orde baru) beliau seorang sosok yang berani, kritis dan memiliki integritas pengabdian yang tinggi.
Pria kelahiran Jombang 30 September 1954, adalah seorang aktifis mahasiswa di IAIN Surabaya yang kebetulan seangkatan dengan KH Ali Maschan Moesa Mantan ketua PW NU Jawa Timur. Daya kritis, keberanian dan kecerdasan cak Anam sudah kelihatan semenjak beliau mahasiswa. Cak Anam pernah menjadi ketua presidium Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ia juga aktif di PMII Korcab Jawa Timur, GP Ansor dan NU.
Ketika NU tidak berada di kekuasaan, Cak Anam mampu mengkomunikasikan peran NU dalam ikut serta membangun masyarakat dengan para penguasa Jawa Timur pada saat itu. Hal tersebut dapat kita lihat dari kedekatan Cak Anam dengan Pangdam V Brawijaya Bapak Imam Utomo. Kedekatan beliau diwujudkan dalam kegiatan Apel Banser di Makodam V Brawijaya yang pesertanya ribuan orang. Apel Banser tersebut membuka mata banyak pihak bahwa Ansor dan Cak Anam lagi memainkan politik NU di Jawa Timur.
Dampaknya seluruh PC Ansor dan Banser menjadi mitra Kodim dalam beberapa kegiatan sosial di daerah. Dinamika politik NU Jawa Timur pada saat itu mulai mencair dimana hubungan pemerintah dengan NU semakin mesra walaupun NU berada di luar kekuasaan.
Cak Anam Santri Sejati Yang Dicintai Kyai
Sejak kecil hingga SMA, Cak Anam mengabiskan waktunya di Jombang. Cak Anam memulai belajarnya di Madrasah Ibtidaiyah Nadlatul Ulama (MINU) di Jombang dan tamat pada 1967. Lalu melanjutkan pendidikan jenjang SMP hingga SMA di kota yang sama. Lulus SMA, Cak Anam melajutkan kuliah di Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya (sekarang UINSA )
Karena tempaan pendidikan yang kental dengan pesantren Cak Anam adalah sosok yang begitu dekat dengan para kyai. Disisi lain karena kecerdasan dan kepiawaiannya beliau dicintai oleh para kiai. Selama menjadi ketua Ansor Jawa Timur Cak Anam selalu konsultasi dan mengkomunikasikan gerakan dan pemikirannya dengan para kyai sepuh pada saat itu, mulai dari KH Imron Hamzah, KH Abdullah Faqih Langitan, KH Idris Marzuqi, KH Anwar Iskandar dan masih banyak masyayih lainnya.
Maka tidak heran ketika beliau di daulat menjadi ketua DPW PKB pertama, seluruh kyai sepuh dan masyayih semua dilibatkan. Cak Anam sangat memahami jika para kyai dan masyayih adalah sumber kekuatan politik yang sangat besar khususnya di Jawa Timur. Setiap kegiatan partai Cak Anam menempatkan para kyai dan masyayih sebagai penggerak utama untuk memberikan pandangan politik dalam Islam yang pada saat itu disampaikan oleh KH Hasyim Muzadi dan KH Anwar Iskandar. Disamping itu Cak Anam menggerakkan kekuatan warga NU dengan melaksanakan istighosah dan doa bersama untuk mengokohkan kekuatan politik warga NU di PKB. Cak Anam adalah orang yang sangat dekat dengan Gus Dur beserta keluarganya. Kedekatan Cak Anam dengan Gus Dur tercermin dari cara berfikir dan cara pandang Cak Anam dalam perjuangan kemanusiaan, politik dan perjuangan agama. Cak Anam menerjemahkan pemikiran Gus Dur menjadi langkah aksi dalam pergulatan politik regional maupun nasional
Cak Anam Mentor Politik Kader NU
Sebagai kader NU yang sudah teruji, Cak Anam dipercaya menjadi salah satu Tim 5 Pendirian PKB di Jawa Timur hingga akhirnya beliau menjadi ketua DPW PKB yang pertama. Karena kekuatan jaringan Ansor yang sudah tertata se Jawa Timur, hampir seluruh kader potensial Ansor menjadi Ketua DPC PKB dan sebagian besar menjadi Anggota DPRD. Sebagai ketua partai Cak Anam sangat unik, karena beliau mungkin satu satunya ketua partai yang tidak mau menjadi anggota DPR.
Beliau pernah menyampaikan keengganan untuk tidak ingin menjadi anggota DPR karena menurut beliau, kalau ingin partai besar, maka partai itu harus ada yang mengurus dengan serius tidak tidak barengi dengan kegiatan lainnya. Maka dapat kita lihat hasilnya PKB menang di Jawa Timur.
Cak Anam sadar akan kualitas politisi PKB di awal berdirinya partai. Maka dengan gerak cepat dan terencana Cak Anam melakukan pendalaman politik dan kader secara aktif melalui diskusi dan kajian. Bahkan untuk mempercepat kemampuan tersebut beliau menggandeng IRI sebuah organisasi luar negeri yang konsen dalam melakukan pendampingan terhadap partai politik. Cak Anam memahami pentingnya data dalam sebuah strategi pemenangan pemilu. Untuk memenuhi data dan kajian lawan dan kawan beliau membentuk tim IT yang di komandani oleh beberapa Alumni ITS.
Cak Anam seorang kader NU yang berfikir untuk menata potensi kader NU untuk duduk di legislatif. Maka seluruh kader potensial di inventarisasi dan di tata bersama pengurus NU untuk menjadi calon jadi di masing masing daerah pilihan. Kader yang berproses dan berjuang lama di NU diberi ruang khusus di nomer urut jadi.
Bahkan sempat terdengar salah seorang calon anggota DPR RI dipasang pada calon jadi karena suaminya sebagai penggerak di NU Wilayah di PW NU Jatim. Alhamdulilah hingga sekarang satunya jadi mentri satunya menjadi anggota DPR-RI. Kerangka berfikir menempatkan kader terbaik dan militan NU di lembaga legislatif merupakan sebuah cara bagaimana membangun kekuatan politik NU di birokrasi. Membesarkan NU perlu SUPPORT politik baik melalui legislatif maupun eksekutif.
Cak Anam menata beberapa Calon Bupati dan Wali Kota dari kader NU yang memungkinkan bisa menang. Maka dalam perjalanan proses Pilkada Alhamdulilah ada beberapa Bupati yang dijabat oleh kader NU melalui Fraksi PKB di awal reformasi.
Cak Anam menggerakkan potensi politik kader NU di legislatif untuk memberikan manfaat politik dan keberdayaan ekonomi warga NU. Dengan gerakan tersebut, maka mulai terwujud pembangunan infrastruktur fasilitas NU dan lembaga NU. Disamping itu kemandirian ekonomi warga NU mulai nampak dengan baik
Dalam kancah politik NU Jawa Timur Cak Anam adalah orang yang meletakkan pondasi bagaimana membangun visi dan gerakan politik kader NU. Maka beliau layak disebut sebagai Mentor Politik Bagi Kader NU.
Cak Anam Seorang Penulis
Sejak 1978 Cak Anam aktif di dunia pers kampus. Pada tahun 1982 Cak Anam pernah diutus oleh KH Achmad Sjaichu untuk mengikuti “Course Regional Islamic Da’wah Council of South east Asia and the Pasific” di Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur. Setelah itu pada akhir tahun 1982 Cak Anam menjadi wartawan majalah Tempo.
Sebagai mantan jurnalis di media nasional, Cak Anam memiliki keahlian menulis buku. Dalam sebuah kesempatan beliau menyampaikan, gagasan dan Fikiran harus dituangkan dalam sebuah tulisan agar bisa dipelajari dan di contoh oleh orang lain. Kesenangan membaca dan menulis beliau memiliki ruang perpustakaan pribadi yang memiliki koleksi ribuan buku.
Kecintaannya pada NU dituangkan dalam buku yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembanban NU” sebuah buku hijau yang memuat 5 bab dan tebalnya hampir 500 halaman. Adapun buku lain yang diterbitkan adalah :
1. Jejak langkah sang guru bangsa-suka duka Mengikuti gus dur sejak 1978
2. Pertumbuhan Dan Perkembangan NU 3. Pemikiran KH. Achmad Siddiq
4. Konflik elit PBNU Seputar Muktamar
5. Gerak langkah pemuda ansor
6. PMII berbagai Visi dan Persepsi
7. Dua tahun PKB Jawa Timur
8. Seandainya Aku jadi Matori.
Cak Anam Membangun Musium NU
Terlepas adanya pro kontra yang terjadi, Cak Anam adalah orang yang mampu mewujudkan prasasti perjuangan yang sangat luar biasa. Dibangunnya Gedung Astra Nawa dan Musium NU adalah bukti nyata bagimana Cak Anam membangun Kebanggan warga Jawa Timur yang sebagian warga NU.
Sebagai satu satunya musium NU yang berdiri pertama kali, musium NU menjadi tempat di dokumentasikan nya barang barang milik pendiri NU, Naskah Resolusi Jihak dan barang bersejarah lainnya. Bahkan Cak Anam dulu bercita cita Membangun semacam hotel khusus yang disediakan untuk Kyai NU saat tinggal di Surabaya. Cak Anam berharap saat para kyai ke Surabaya sudah tempat singgah yang nyaman dan Islami.
Cak Anam dan Arah Perjuang Politik
Sebagai aktifis yang memiliki komitmen perjuangan, Cak Anam mengajak kader NU untuk berpolitik yang santun, profesional dan berkarakter. Cak Anam menanamkan kesolehan sosial dalam politik adalah sebuah perjuangan dan ibadah sebagaimana disampaikan oleh DR Anwar Sadad yang sekarang menjadi Ketua DPD Gerindra Jawa Timur dan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur. Lanjut pak Sadad Cak Anam adalah orang yang teguh memegang prinsip apapun resikonya.
Cak Anam memandang politik sebagai Ihtiar perjuangan membangun umat. Maka kader kader NU harus serius dalam berpolitik agar berjuang melalui kekuasaan bisa melahirkan kemaslahatan umat
Cak Anam memahami perbedaan politik hal yang biasa. Maka dari itu walaupun berbeda dalam pandangan dan kepentingan politik jalinan silaturrohim tetap terjaga dengan baik.
Sudah lahir Cak Anam Cak Anam baru di berbagai penjuru Nusantara khususnya Jawa Timur. Gagasan, pemikiran dan Gerakan yang diajarkan beliau tidak akan pernah mati. Beliau menginspirasi banyak orang dalam perjuangan politik dan kesalehan sosial.
Semoga apa yang pernah dilakukan Cak Anam menjadi amal jariyahnya. Kita semua berdoa semoga beliau oleh Allah diberi tempat yang Mulia disisiNya … Amin !!
HM. BASORI M.Si
Instruktur Nasional Gerakan Pemuda Ansor
Direktur Sekolah Perubahan