Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Mutiara Langka Dari Ujung Pulau Madura

Mutiara Langka Dari Ujung Pulau Madura

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Sen, 21 Sep 2020
  • visibility 373
  • comment 0 komentar

Saat catatan ini di tulis, saya baru saja menghatamkan ” Manarul Wafa ” sebuah kitab “Biografi” yang menceritakan sejarah hidup sang penulis sendiri. Orang yang pertama kali membaca kitab ini mungkin akan menyangka bahwa Mushonnif-nya adalah seorang ulama dari Mesir, Yaman, Saudi atau negara-negara Arab lainnya. Tapi siapa sangka, kitab yang ditulis sangat baik dengan balaghah tingkat tinggi ini adalah karya seorang Kiai dari Sumenep, kota paling ujung di pulau Madura. Beliau masih hidup sampai saat ini, bahkan usianya masih tergolong muda.

Adalah KH. Thoifur Ali Wafa, seorang Alim Produktif yang sampai sekarang berhasil menulis lebih dari 40 karya kitab berbahasa Arab. Beliau bahkan sudah mulai mengarang kitab sebelum menginjak usia baligh, kala itu beliau menadhomkan kitab Jurumiah meski belum sempat menyelesaikannya.

Kitab beliau “Manarul Wafa” sangat recomended sekali untuk dibaca para santri. Disitu beliau menceritakan perjalanan hidupnya, pengalamannya dalam menuntut ilmu, bagaimana beliau sempat kehilangan semangat untuk mondok setelah ditinggal wafat ayahnya, bagaimana beliau berjalan menempuh jarak 6 km tiap harinya ketika mengaji kepada Syaikh Ismail Zain dan Syaikh Abdullah Dardum di tanah suci Mekkah, dan masih banyak kisah dan pengalaman inspiratif lainnya.

Kh. Thoifur adalah salah satu murid kesayangan Syaikh Ismail Zain, beliau bahkan pernah dipercaya menjadi skretaris pribadi Syaikh Ismail selama bertahun-tahun. Saking Sayangnya Syaikh Ismail pada Kiai Thoifur, Beliau seringkali berpesan kepada muridnya itu :

” aku ingin engkau disini bersamaku sampai aku mati.. “

Puncaknya adalah ketika suatu hari Ibunda Kiai Thoifur memintanya untuk pulang dan mengurus pesantren di rumahnya. Kiai Thoifur berada ditengah gelombang dilema yang sangat besar. Disatu sisi Sang guru yang sangat ia hormati keberatan jika ia pulang ke tanah air, di sisi lain sang ibunda yang tinggal sendiri di rumahnya memintanya untuk pulang, ibunya bahkan jauh-jauh datang ke Mekkah dengan tujuan memintakan izin untuk anaknya kepada Syaikh Ismail.

Akhirnya Syaikh Ismail tak bisa menolak, pagi hari dimana Kiai Thoifur akan kembali ke tanah air, Syaikh Ismail memanggil Kiai Thoifur. Mata Syaikh Ismail terlihat merah, beliau lantas berkata kepada sang murid yang duduk menunduk dihadapannya :

” Wahai anakku, tadi malam aku tidak bisa tidur karena memikirkan kepulanganmu. Mengapa kau ingin pulang ? Apa ada yang kurang dari diriku ? Engkau tinggal disini lebih baik daripada engkau tinggal di rumahmu..disini ada Zamzam, Masjidil Haram dan Ka’bah. Anakku.. Jika engkau pulang untuk mengajar para pelajar di rumahmu, bukankah disini engkau juga mengajar murid-murid ? Ayahmu telah meninggal, maka akulah ayahmu, akulah orang tuamu.. “

Mendengar itu Kiai Thoifur tak bisa menahan air matanya, ia tak henti-hentinya menangis. Bahkan di pagi itu, diperjalanan menuju rumahnya di Misfalah, beliau masih saja menangis ketika membeli sesuatu di sebuah toko. Tentu saja penjaga toko heran melihat ada orang beli sambil nangis-nangis.

Syaikh Ismail akhirnya memberi restu untuk kepulangan Kiai Thoifur, dalam kertas Ijazah yang beliau berikan, Syaikh Ismail menulis :

” Amma Ba’du. Sesungguhnya anakku, muridku, orang dekatku, Al-Ustadz Al-Allamah Thoifur Bin Syaikh Ali Wafa telah belajar kepadaku dalam waktu yang lama. Dia adalah seorang yang tulus dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Dia adalah “keajaiban” diantara teman-temannya dengan indahnya akhlak dan budi pekertinya… “

Jujur saya merinding membaca tulisan ijazah dari Syaikh Ismail itu, benar-benar sebuah pengakuan berkelas dari seorang guru untuk murid kesayangannya..

” U’juubah Nadiroh ” keajaiban yang langka, begitu Syaikh Ismail menyebutnya. Kiai Thoifur memang bagaikan mutiara langka, jarang sekali ada ulama nusantara di zaman ini yang bisa seproduktif beliau, memiliki puluhan karangan dalam berbagai fan ilmu. Beliau -mungkin- adalah segelintir dari ulama Indonesia yang memiliki karangan Alfiah. Beliau memiliki karangan seribu nadhom dalam bidang Tarikh yang beliau namakan Alfiah Ibnu Ali Wafa.

Beliau juga mempunyai karangan kitab Al-Misan Al-lashif Syarah dari Al-Matnu Assyarif. Kitab Matan Fiqih karya Syaikhona Kholil Bangkalan yang hanya beberapa lembar itu berhasil beliau Syarahi lebih dari seribu Halaman. ! Hebatnya lagi, Taqridhz(kata pengantar) kitab itu beliau dapatkan langsung dari Mbah Kholil Bangkalan dalam sebuah mimpi.. !

5 hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk sowan kepada Kiai Thoifur di kediamannya di desa Ambunten. Kala itu saya mengkonfirmasi mengenai Foto Syaikhona Kholil yang saya dapatkan dari salah satu kiai sepuh Bangkalan yang konon sumbernya adalah dari Kiai Thoifur. Saya juga meminta Ijazah dan sanad kitab-kitab karya beliau. Beliau lalu memberi saya hadiah kitab “Firdaus An-Naim” , kitab tafsir karya beliau yang dicetak sebanyak 6 jilid itu. Saya lalu “menculik” Ra Muhammad putra beliau yang juga termasuk keponakan saya (istri Kiai Thoifur adalah putri Kh. Abdullah Schal Bangkalan) dan mengajaknya ke toko kitab pesantren untuk memberi saya karya-karya abahnya yang lain.. Tentunya Balasy alias cuma-cuma. Hehe.

Kiai Thoifur menunjukkan kepada kita, bahwa dengan kemauan tinggi dan perjuangan tanpa henti, siapapun bisa menulis dan berkarya. Bahwa dalam menulis kitab-kitab dengan kualitas tinggi, ulama-ulama kita juga tak kalah hebatnya dari ulama-ulama dari berbagai negeri.

Berharap Semoga kelak masih banyak yang akan mengikuti jejak-luhur dan tindak-lampah beliau..

كياهي طيفور علي وفا أطال الله عمره و بقاءه و متعنا بعلومه في الدارين آمين ..

  • Ismael Amin Kholil .
  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Festival Pasar Santri GP Ansor Gresik, Bangkitkan Potensi Ekonomi Bergeliat

    Festival Pasar Santri GP Ansor Gresik, Bangkitkan Potensi Ekonomi Bergeliat

    • calendar_month Sel, 23 Mei 2023
    • visibility 144
    • 0Komentar

    Gresik – Festival Pasar Santri yang digelar PC GP Ansor Kabupaten Gresik Jawa Timur resmi dibuka. Ratusan UMKM yang ambil bagian merupakan bukti potensi ekonomi lokal bergeliat. Kegiatan dalam rangka Harlah GO Ansor ke-89 ini digelar 10 hari di Gelora Joko Samudro (G-Jos). Festival meriah ini berhasil menarik perhatian pengunjung dari berbagai kalangan. Ratusan UMKM, […]

  • Festival Video Kreatif Kemerdekaan PW. GP. ANSOR

    Festival Video Kreatif Kemerdekaan PW. GP. ANSOR

    • calendar_month Sen, 2 Agu 2021
    • visibility 228
    • 0Komentar

    JENIS LOMBA Lomba Video Cipta/Cover lagu ANSOR/BANSER (Selain Mars Ansor, Mars Banser & Hymne Banser) Tema Video pendek adalah Heroisme ANSOR/BANSER DALAM kemerdekaan SYARAT LOMBA Video pendek Tema Video pendek adalah Heroisme ANSOR/BANSER WNI PESERTA BISA KELOMPOK / PERORANGAN Video berdurasi minimal 7 menit, maksimal 15 menit Video harus berkualitas HD 1080, format .mp4 Video […]

  • Perkuat Ekonomi Digital Kader, GP Ansor Probolinggo Gelar Sosialisasi Literasi Keuangan

    Perkuat Ekonomi Digital Kader, GP Ansor Probolinggo Gelar Sosialisasi Literasi Keuangan

    • calendar_month Sab, 21 Jun 2025
    • visibility 426
    • 0Komentar

    PROBOLINGGO – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Probolinggo menyelenggarakan kegiatan Literasi Keuangan Digital pada Jumat (20/06/2025) untuk meningkatkan pemahaman kadernya tentang keuangan digital. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara GP Ansor Kota Probolinggo dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Bertempat di Aula KH. Hasyim Asy’ari PCNU Kota Probolinggo, acara […]

  • Kita Adalah Satu, Serukan Warisi Semangat Kiai Abbas dan Santri Pejuang

    Kita Adalah Satu, Serukan Warisi Semangat Kiai Abbas dan Santri Pejuang

    • calendar_month Kam, 23 Okt 2025
    • visibility 317
    • 0Komentar

    Apel Santri di Buntet Diguyur Hujan, Ketum Ansor: Kita Adalah Satu, Serukan Warisi Semangat Kiai Abbas dan Santri Pejuang Cirebon, Ansor Jatim – Hujan tak henti mengguyur kompleks Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, saat pelaksanaan Apel Hari Santri, namun semangat para kader Gerakan Pemuda Ansor tidak surut sedikit pun. Dalam suasana khidmat itu, Ketua Umum Pimpinan […]

  • Orientasi dan Penandatanganan Pakta Integritas Calon Pengurus PW Ansor Jawa Timur 2024-2027

    Orientasi dan Penandatanganan Pakta Integritas Calon Pengurus PW Ansor Jawa Timur 2024-2027

    • calendar_month Ming, 15 Sep 2024
    • visibility 507
    • 0Komentar

    Surabaya, 14 September 2024 – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur mengadakan kegiatan Orientasi dan Penandatanganan Pakta Integritas bagi calon pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur periode 2024-2028. Acara yang diikuti oleh 76 orang calon pengurus ini berlangsung di Gedung Graha PW Ansor Jatim pada hari Sabtu, 14 September 2024. Ketua PW Ansor Jawa […]

  • Tausiyah Rais Aam KH Miftachul Akhyar: Tanggung Jawab Kaum Santri

    Tausiyah Rais Aam KH Miftachul Akhyar: Tanggung Jawab Kaum Santri

    • calendar_month Jum, 14 Agu 2020
    • visibility 450
    • 2Komentar

     Jakarta – Saat ini, kita hidup di tengah-tengah fitnah dan sedang menghadapi beberapa situasi darurat. Mulai dari darurat ahlussunnah wal jamâ’ah (aswaja), darurat sami’na wa atha’na, darurat hoaks, darurat tabayun, hingga darurat radikalisme (kalimatu haqqin urîda bihâ bâthil). Dalam situasi dan kondisi tersebut, setiap pengurus Nahdlatul Ulama tentu memiliki kewajiban moral untuk melakukan pembinaan terhadap umat […]

expand_less