Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Merdeka dari COVID-19

Merdeka dari COVID-19

  • account_circle Cyber Ansor
  • calendar_month Ming, 23 Agu 2020
  • visibility 248
  • comment 0 komentar

Oleh: Mahdi El Kherid*

Pikiran kadang lebih kompleks permasalahannya, dibanding hal-hal yang tampak di permukaan. Karena pikiran, orang tak segan untuk bunuh diri. Karena pikiran tentang sebuah gengsi, orang bisa mencuri. Karena pikiran, kita bisa melakukan hal-hal di luar kendali.

Pikiran adalah salah satu persoalan paling penting dalam kehidupan manusia. Pikiran, kira-kira menguasai 90 persen persoalan umat manusia. Ketika pikiran kita beres, besar kemungkinan permasalahan hidup kita juga beres. Pikiran yang ruwet, barang tentu akan membuat persoalan kita menjadi ruwet.

Pikiran kolektif bangsa ini, adalah bagian yang dijajah oleh bangsa lain, sebelum kita merdeka, 75 tahun yang lalu. Tak perlu jauh-jauh membahas tentang pendidikan yang tak merata ketika kita sebelum merdeka, tentang pikiran kita bahwa cantik itu adalah putih, sedangkan jelek itu adalah hitam, bisa jadi adalah bagian dari penjajahan itu sendiri.

Mungkin karena penjajahan pikiran inilah, sastrawan Pramoedya Anantatoer sama sekali tidak menyesal ketika sudah berhubungan badan dengan noni-noni Belanda. Bahkan, dengan berhubungan badan itu, Pram merasa sudah satu kasta dengan noni-noni Belanda.

Rasa rendah diri atau infrioritas yang ada dalam diri Pram, langsung hilang ketika berhubungan badan dengan noni-noni Belanda. ”Karena hubungan seks itu, perasaan minder sebagai anak petani pada diri saya hilang seketika. Semua dari kita ternyata sama. Punya hak dan derajat yang sama juga sebagai manusia. Punya kemungkinan yang sama juga kalau memang kita punya keberanian,” kata Pram.

Tentu, penulis tidak hendak menganjurkan seks bebas dalam tulisan ini. Tapi, ingin menyampaikan bahwa pikiran yang terkukung, pikiran yang tak merdeka, sama bahayanya ketika fisik kita tak merdeka. Orang yang pikirannya tak jalan, mungkin sama terkekangnya dengan orang yang tak bisa jalan-jalan.

Tentang pikiran, akhir-akhir ini pikiran kita diuji dengan pandemi. Ketika usaha macet, ketika karyawan di rumahkan, ketika ibu repot mengurusi anaknya di rumah karena sekolah dari rumah, ketika kita tak bisa ke luar ke mana-mana. Semuanya itu, tak hanya menghantam fisik kita, tapi juga pikiran kita.

Belum lagi, ancaman resesi ekonomi di Indonesia kian nyata. Beberapa waktu lalu, Menteri Ekonomi Sri Mulyani sebut bahwa pertumbuhan ekonomi kita bisa minus 1,1 persen, hingga positif 0,2 persen.

Adapun perekonomian domestik di kuartal II mengalami kontraksi alias minus 5,32 persen (yoy). Jika kuartal III kembali minus, maka Indonesia akan bergabung dengan negara lain yang telah masuk ke jurang resesi. Karena inilah, situasi ekonomi di kuartal III, benar-benar harus diwaspadai.

Tapi, sebagai rakyat biasa, kita tak boleh terlalu memikirkan soal resesi, yang itu sudah ada yang memikirkan. Yang perlu kita pikirkan, adalah, bagaimana kita bisa merawat pikiran kita di tengah pandemi.

Salah satu caranya adalah dengan menerima kehadiran pandemi. Tidak takut, tapi tetap waspada. Tetap keluar rumah, tapi tetap waspada. Dengan bersikap moderat terhadap pandemi ini, maka kita bisa terhindar dari sakitnya pikiran.

Apalagi, jauh-jauh hari, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo sudah menegaskan bahwa kita harus hidup berdampingan dengan COVID-19. Apalagi, WHO menyebut kalau COVID-19 bisa jadi melandai, tapi tidak akan hilang. Dengan demikian, kita harus hidup bersama dan berdamai dengan COVID-19.

Nah, pada momen kemerdekaan ini, kita harus memaknainya agar pikiran kita bisa merdeka dengan COVID-19. Disebut pikiran merdeka dengan COVID-19 adalah, pikiran kita, tak boleh sempit, harus berpikir luas di tengah pandemi sekalipun.

Dengan berpikir positif, kita akan terhindar dari sak wasangka. Terhindar dari menyalahkan pemerintah. Terhindar dari sikap acuh tak acuh. Berpikir merdeka, berarti, bagaimana kita tetap melihat cahaya di lorong paling gelap sekalipun.

Contohnya, di tengah pandemi, kita bisa lebih banyak bersama keluarga. Bagi yang pengusaha, bisa lebih inovatif lagi, melihat peluang-peluang baru. Dan bagi karyawan yang di PHK, mungkin inilah waktu yang tepat untuk berwirausaha. Sedangkan bagi karyawan yang dipertahankan, mungkin inilah waktu untuk bersyukur terhadap perusahaan yang mempekerjakan kita.

Akhirnya, memilih berpikir merdeka dari COVID-19, adalah langkah tepat agar kita senantiasa melihat peluang, di situasi macam apapun.

*Penulis Adalah Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim.

  • Penulis: Cyber Ansor

Rekomendasi Untuk Anda

  • GP Ansor Jatim Gandeng BNI’ 46 dan Pertamina Patra Niaga

    GP Ansor Jatim Gandeng BNI’ 46 dan Pertamina Patra Niaga

    • calendar_month Jum, 10 Sep 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 17
    • 0Komentar

    Surabaya – Penguatan sinergi dalam membangun Neger, saat situasi pandemi COVID-19. GP Ansor Jawa Timur bersama BNI Wilayah 06 Surabaya, BNI Wilayah 18 Malang, dan Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus satukan visi dalam Webinar. Sinergi BNI Wilayah 06 Surabaya dan Wilayah 18 Malang dan Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus dengan GP Ansor Jawa Timur dalam Pengembangan UMKM […]

  • Melalui Ansor Jatim, Gus Yaqut Bantu Keluarga Tuna Netra di Probolinggo

    Melalui Ansor Jatim, Gus Yaqut Bantu Keluarga Tuna Netra di Probolinggo

    • calendar_month Jum, 19 Feb 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Probolinggo – Viralnya seorang tunanetra penerima BPNT bernama Sono yang tinggal di Dusun Manggisan Desa Sumber Duren Kecamaran Krucil, Kabupaten Probolinggo ternyata sampai di telinga Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas. Melalui PW GP Ansor Jatim dan PC GP Ansor Kota Kraksaan, Gus Yaqut memberikan bantuan demi meringankan beban Sono. Proses pemberian santunan tersebut […]

  • Awali Kegiatan Tatap Muka GP Ansor Dukun Gelar MDS RA

    Awali Kegiatan Tatap Muka GP Ansor Dukun Gelar MDS RA

    • calendar_month Ming, 26 Sep 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 20
    • 0Komentar

    Gresik – Pimpinan Gerakan Pemuda (GP) Ansor kecamatan Dukun malam ini mengawali kegiatan rutinan yakni Majelis Dzikir Shalawat Rijalul Ansor (MDS RA). Kegiatan tersebut fakum beberapa bulan akibat pandemi covid 19 dan penerapan PPKM. MDS RA sendiri merupakan kegiatan berkumpulnya seluruh anggota Ansor Banser dan RA sendiri untuk bersholawat dan Dzikir serta Istighosah dengan tujuan […]

  • Drums Corp Musik El Wajdi GP Ansor Tebuwung Gelar Latihan Untuk Puncak Harlah Ansor ke 87

    Drums Corp Musik El Wajdi GP Ansor Tebuwung Gelar Latihan Untuk Puncak Harlah Ansor ke 87

    • calendar_month Sel, 18 Mei 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 15
    • 0Komentar

    Gresik – Untuk persiapan kegiatan puncak harlah Ansor ke 87. Pimpinan anak cabang gerakan pemuda Ansor kecamatan Dukun (GP Ansor PAC Dukun). Menunjuk Drum Corps musik El Wajdi GP Ansor ranting Tebuwung sebagai pengiring lagu pada Kegiatan puncak harlah Ansor ke 87 yang akan dilaksanakan pada ahad 23 Mei 2021. Hari ini Drum corp musik […]

  • Ansor Minta Stop Kegaduhan di Ruang Publik

    Ansor Minta Stop Kegaduhan di Ruang Publik

    • calendar_month Kam, 28 Jul 2022
    • account_circle Moch Athailllah
    • visibility 25
    • 0Komentar

    Surabaya, Ansor Jatim — Narasi dan kegaduhan di sosial media yang berkembang terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sudah waktunya dihentikan. Hal itu diungkapkan oleh analis Intelijen Cyber Ansor Jatim, Zulham Akhmad Mubarrok. Pihaknya meminta semua pihak berperkara menghentikan atau stop perang opini di media sosial sebagai ruang publik. “Proses investigasi […]

  • Pertama di Madura, Ansor Sumenep Gelar PKD Plus

    Pertama di Madura, Ansor Sumenep Gelar PKD Plus

    • calendar_month Sel, 23 Feb 2021
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 27
    • 0Komentar

    Ansorjatim, Sumenep – Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sumenep di masa kepemimpinan Qumri Rahman semakin progresif, salah satunya menggelar dua kaderisasi di hari yang sama pada 19-20 Februari 2021. Pertama, Diklatsar Banser yang dilaksanakan di Yayasan Nurul Huda, Kecamatan Gapura dengan jumlah peserta 150 orang. Dan kedua, PKD (Pelatihan Kepemimpinan Dasar) khusus yang dilaksanakan di Pondok […]

expand_less