Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Menguatkan Identitas dan Mengoprasionalkan Nilai Ansor dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Menguatkan Identitas dan Mengoprasionalkan Nilai Ansor dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Kam, 25 Apr 2024
  • visibility 99
  • comment 0 komentar

Tepatnya tanggal 24 April 2024 atau 14 Syawal 1445 Hijriah, usia Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) genap 90 tahun. Ansor sebagai salah badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan jam’iyyah diniyyah ijtima’iyyah, sejak dulu hingga kini tidak perlu diragukan lagi dalam memberikan kontribusi dengan memperjuangkan agama dan mengawal keutuhan Republik Indonesia. GP Ansor memang lahir untuk diproyeksikan sebagai wadah berkiprah dan pengabdian secara konkret, baik kepada agama, negara, alim ulama, pesantren, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah. Inilah yang membedakan GP Ansor dengan organisasi-organisasi kepemudaan lainnya.

GP Ansor sesuai peraturan dasarnya bertujuan antara lain:
a. Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat terampil, petriotik, ikhlas dan beramal shalih.
b. Menegakkan ajaran islam Ahlussunnah Wal Jamaah dengan menempuh manhaj salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, kemakmuran, berkemanusisaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridlai Allah SWT.

Jika kita membaca biografi para ulama-ulama panutan ummat terdahulu, tidak sedikit dari mereka yang memiliki keahlian diluar keahlian mereka di dalam ilmu syar’i. Sebut saja semisal Imam an-Nawawi, beliau sebagai seorang ahli fiqih, ahli hadits dan ilmu-ilmu syar’I lainnya, beliau juga men-syarh hadits-hadits yang berkaitan tentang pengobatan sebagaimana dalam kitabnya al-Minhaj, sungguh kita akan tercengang kalau ternyata beliau juga seorang ‘alim dibidang kedokteran. Lain lagi tentang sosok yang satu ini, yakni Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah, seorang ulama besar dalam madzhab hanbali ini selain dikenal ahli aqidah, fiqih, hadits, tarikh dan keilmuan islam lainnya, siapa sangka beliau ternyata seorang ilmuan. Hal ini terbukti dalam kitabnya Zaad al-Ma’ad bagaimana beliau meneliti dan berhasil membuktikan perbedaan tangisan air mata sedih, bahagia, sakit dll.

Untuk itu Ansor harus memiliki suatu sistem kaderisasi yang mampu melahirkan ulama dan cendekiawan yang mumpuni secara intelektual sekaligus teladan dalam akhlak. Upaya kaderisasi ini, merupakan implementasi salah satu firman Allah dalam al- Quran Surat at Taubah ayat 122. Dalam firman Allah tersebut, Islam mengakui peran strategis kelompok ulama, dan menempatkannya secara istimewa. Harus ada kelompok tafaqquh fii ad diin, sekelompok orang berilmu yang mampu mengingatkan dan menjaga ummat melalui pemahaman agama dan akidah yang benar.

Menurut Dr. Ahmad ‘Alim, MPd langkah strategis untuk menguraikan beberapa penekanan yang perlu dilakukan dalam melahirkan kelompok tafaqquh fii ad diin sebagaimana hasil rumusan ahli pendidikan Islam Indonesia, diantaranya:
1. Pertama, Ilmu. Paradigma ilmu pengetahuan yang berkembang di Barat yang dikotomis. Agama sebagai sistem nilai dicerabut dari ranah pengetahuan. Sementara dalam Islam, agama khususnya wahyu merupakan sumber ilmu yang memiliki derajat lebih tinggi dibanding sumber lain yang diperoleh melalui pengamatan maupun penalaran. Membangun kembali paradigma integratif tentang ilmu pengetahuan merupakan salah satu tugas besar dalam proses kaderisasi ulama.
2. Kedua, Adab. Selain agama, adab merupakan hal lain juga mulai dipinggirkan dalam tradisi keilmuan. Akhlak dan keteladanan seorang ilmuwan seringkali dilihat sebagai persoalan lain yang terpisah dalam kompetensi keilmuan. Ilmuwan seakan-akan cukup diapresiasi dari aspek intelektualitasnya saja, tidak dari aspek adabnya. Mengintegrasikan kembali aspek adab dengan intelektual sebagai kompetensi seorang ilmuwan jadi hal penting lain yang perlu diwujudkan.
3. Ketiga, Dakwah. Dakwah merupakan tanggungjawab setiap individu muslim, terlebih lagi seorang ulama. Kemanfaatan ilmu seorang ilmuwan muslim harus diukur sejauh mana ilmu yang dimilikinya dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam menjadi sesuatu yang bersifat rahmatan lil alamiin. Slogan “ilmu untuk ilmu” menjadi hal yang perlu dikikis dalam pemahaman kader ulama.
4. Keempat, kemandirian. “Mukmin yang kuat lebih dicintai daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). Penekankan terhadap aspek kemandirian seorang ulama merupakan penerapan hadits ini. Amanah dakwah tidak hanya meminta kesiapan sumber daya manusia, juga kekuatan sumber daya materi. Membangun kader ulama yang memiliki jiwa mandiri merupakan upaya menjawab kebutuhan dakwah terhadap kesiapan umat dalam bentuk materi.

Anggaran Dasar NU, “Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyah Diniyah Islamiyah berakidah Islam menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah dan mengikuti salah satu mazhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. NU beserta Banomnya khususnya Ansor tidak bisa hanya mengenalkan doktrin-doktrin Aswaja secara retorika semata, tetapi justru bagaimana doktrin-doktrin Aswaja itu ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan organisatoris, sosial, politik, intelektual, dan sebagainya, melalui tindakan-tindakan antara lain:
1. Pertama, memperkokoh etika berorganisasi melalui berbagai kegiatan penguatan ketrampilan manajerial dan leadership.
2. Kedua, Merealisasikan keteladanan yang dapat dijadikan model dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. NU harus mampu menghadirkan keteladanan baik dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya.
3. Ketiga, membangun dan memperkokoh sumberdaya manusia (SDM) warga NU yang tersebar dalam berbagai bidang keahlian.
4. Keempat, membangun dan memperkokoh kekuatan-kekuatan strategis pada berbagai dimensi kehidupan kontemporer.

 

Penulis : Maulana Hasun – Wakil Sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur

Kota Surabaya, 24 Maret 2024

  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • TOKOH INSPIRING MENCINTAI INDONESIA

    TOKOH INSPIRING MENCINTAI INDONESIA

    • calendar_month Sen, 11 Sep 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 105
    • 0Komentar

    Dalam banyak hal, mencintai Indonesia sebagai bangsa dan negara tidak datang tiba-tiba, tapi dibutuhkan proses yang sangat panjang yang ikut membentuk pelakunya, Sang Pecinta. Mencintai dalam konteks ini tidak saja di mulut dengan mengatakan hubbu al-wathan min iman, melainkan juga dalam praktik kehidupan sosial kemasyarakatan. Bukannya, ungkapan dimulut kurang memberikan arti apa-apa, jika tidak dibarengi […]

  • IKAPMII Pasuruan Gelar Sholat Ghoib dan Diskusi Obituari 7 Hari KH Enceng Sobirin

    IKAPMII Pasuruan Gelar Sholat Ghoib dan Diskusi Obituari 7 Hari KH Enceng Sobirin

    • calendar_month Kam, 26 Nov 2020
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 203
    • 0Komentar

    Pasuruan – Pengurus Ikatan Alumni PMII Pasuruan Raya menggelar peringatan 7 hari kepergian tokoh kaderisasi Nahdlatul Ulama (NU) KH. Enceng Sobirin Najdmudin. Acara yang dikemas dalam tiga agenda itu dimulai dengan penyampaian obituari almarhum, sholat ghoib serta pembacaan yasin dan tahlil. Bertempat di Panembahan STAPA Bangil pada rabu malam (25/11/2020), sejumlah aktivis dan alumni PMII […]

  • Bantu Kaum Duafa, LAZ Ansor Kabupaten Probolinggo Salurkan Ratusan Paket Zakat Fitrah

    Bantu Kaum Duafa, LAZ Ansor Kabupaten Probolinggo Salurkan Ratusan Paket Zakat Fitrah

    • calendar_month Sel, 11 Apr 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Probolinggo – Lembaga Amil Zakat (LAZ) Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Probolinggo, menyalurkan paket zakat fitrah kepada janda tua, fakir miskin, tukang becak, yatim piatu dan kaum duafa, Senin (10/04/2023). Paket Zakat Fitrah yang dimaksud berupa ratusan paket beras kemasan 3 kilogram. Zakat Fitrah dihimpun dari sahabat Ansor, Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul […]

  • Hamdan Suhaemi: GP Ansor Banten Ada di Garda Terdepan Lawan Paham yang Merongrong Ideologi Negara

    Hamdan Suhaemi: GP Ansor Banten Ada di Garda Terdepan Lawan Paham yang Merongrong Ideologi Negara

    • calendar_month Jum, 14 Agu 2020
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 168
    • 8Komentar

    Serang- Wakil Ketua Ansor Banten Hamdan Suhaemi memprediksi terdapat beberapa titik di Kabupaten Serang berpotensi radikalisme Ia menjelaskan paham radikalisme merupakan ancaman serius harus diperangi oleh setiap warga negara, khusus organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Serang. “Memang ada beberapa titik dari kecamatan yang ada di Kabupaten Serang itu, terutama di daerah Pontang, Kragilan, Cikande dan Ciruas. […]

  • Arvy Rizaldi Nakhoda PC GP Ansor Banyuwangi 2025-2029, Terpilih Secara Aklamasi

    Arvy Rizaldi Nakhoda PC GP Ansor Banyuwangi 2025-2029, Terpilih Secara Aklamasi

    • calendar_month Rab, 15 Jan 2025
    • account_circle BSA Jawa Timur
    • visibility 90
    • 0Komentar

    Banyuwangi, Ansor Jatim – Arvy Rizaldi, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Banyuwangi, Selasa malam (14/1/2025). Dalam Konferensi Cabang PC GP Ansor Banyuwangi yang digelar di Resto Daepong, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari itu. Arvy Rizaldi terpilih secara aklamasi setelah mendapatkan dukungan 22 rekomendasi Pimpinan Anak Cabang (PAC) dari […]

  • PR GP Ansor Purwosari Dikukuhkan, Kuatkan Basis Aswaja

    PR GP Ansor Purwosari Dikukuhkan, Kuatkan Basis Aswaja

    • calendar_month Sen, 7 Jun 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Pasuruan – Setelah lama vacum akhirnya jajaran Pengurus Ranting GP Ansor Purwosari dikukuhkan. Dihadiri langsung oleh ketua PC GP Ansor Kabupaten Pasuruan Sahabat Abdul Karim. Agenda yang berlangsung di pendopo Kelurahan Purwosari pada minggu malam (06/06/2021) itu menjadi moment spesial bagi jajaran NU di kelurahan Purwosari. Diawali dengan pembukaan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars […]

expand_less