Krejengan, Ansorjatim – Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda (PAC GP) Ansor Krejengan menggembleng kadernya lewat Ngaji Digital pada Ahad, 27 Maret 2022. Upaya menerjemahkan kehidupan masyarakat ke dunia digital.
Ketua PAC setempat, Bashori mengatakan, Ngaji Digital merupakan turunan dari Ansor Cyber Trops Academy (ACTA) PW GP Ansor Jawa Timur. Kegiatan yang dilaksanakan di kantor MWCNU Krejengan tersebut, diikuti oleh pimpinan ranting (PR) Ansor di wilayahnya.
Juga diikuti oleh kader dari badan otonom (Banom), semisal IPPNU dan Fatayat. Mereka mendapat materi orientasi Cyber, literasi digital, gerakan media sosial, desain grafis, dan jurnalistik.
“Karena kader Ansor dan kader NU lainnya, harus bisa mengendalikan zaman, bukan terkendali oleh zaman. Kehidupan masyarakat saat ini, tak dapat dipisahkan dari dunia maya. Hal ini sebagai upaya menerjemahkan digitalisasi dan siber kehidupan masyarakat,” ucapnya.
Ketua Tanfidziah MWC NU Krejengan, KH. Basith Badzali berharap adanya Ngaji Digital ini, mampu menjawab tantangan zaman. Baik sebagai kader GP Ansor maupun sebagai warga Nahdliyyin.
“Di era milenial, sahabat Ansor mampu beradaptasi cepat terhadap perkembangan zaman, seperti literasi digital,” sebut pengasuh Ponpes Subulul Ma’arif Desa Kamal Kuning, Kecamatan Krejengan itu.
Ia menginginkan kader NU mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemudian juga menjaga kebhinekaan yang dicontohkan oleh para kiai NU. Salah satu cara adalah dengan memproduksi konten atau mengunggah kegiatan ke-NU-an ke media sosial.
“Terus bergandeng tangan untuk menyebar manfaat antara sesama. Saya ingin minimal semua ranting di Krejengan mempunyai akun media sosial semua, untuk mempublikasikan kegiatan dan edukasi terhadap masyarakat sosial media, termasuk menjadi kontributor bagi Naja Media, website milik MWCNU Krejengan,’ kata Gus Bebe.
Sementara itu, Komandan ACTA PC GP Ansor Kota Kraksaan, Sundari Adi Wardhana menjelaskan, masyarakat tidak dipisahkan dari dunia maya pada saat ini. Setiap hari, tak terlepas dari digitalisasi kehidupan tanpa sekat. “Ada aspek positif dan negatif dari era digitalisasi ini. Analoginya bisa memecah belah umat manusia, dan bisa menyatukan umat manusia,” ucapnya.
Ia berharap, setelah selesai kaderisasi ini, peserta mempunyai semangat untuk menyebarluaskan informasi NU. Baik yang diproduksi sendiri maupun oleh komunitas. “Saya ingin larinya lebih kencang, tidak cuman jalan saja. Setelah pelatihan ini, nantinya juga akan menularkan ilmu-ilmu kepada kader NU lainnya,” sebut jurnalis wartabromo.com tersebut.
Pewarta : Khairul Umam
Editor : Ni Sun