Pasuruan – Seminar kota layak anak versi santri yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Pasuruan terselenggara dengan dihadiri oleh delegasi pengasuh madrasah se Kota Pasuruan.
Acara yang berlangsung di Hall Room Hotel Bj. Perdana pada Minggu (22/11/2020) menghadirkan tiga narasumber yang mengupas tentang bagaimana mencetak lingkungan santri dalam kota layak anak di kota Pasuruan.
Ketiga Narasumber tersebut adalah Prof Dr Hj Umi Dayati, KH M Nuri Usman, KH Moh Dhofir.
Ketua FKDT Kota Pasuruan Gus H.M. Nailur Rahman, S.IP, M.Pd menjelaskan bahwa ikhtiar seminar ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota bagaimana mewujudkan generasi santri di Kota Pasuruan.
“Kita jangan memaknai kota layak anak ini hanya sebatas indikator-indikator saja, seperti fasilitas dan layanan ramah anak. Itu semua harus dilengkapi dengan upaya menyiapkan software yang berisi nilai-nilai ajaran ahlu sunnah wal Jamaah yang sudah terbukti sukses membentuk karakter santri” Jelas Ulama muda yang akrab disapa Gus Amak.
Kader Ansor yang menjabat sebagai ketua PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur itu berharap seminar ini menjadi upgrading untuk Kepala madin supaya tergugah dan sadar akan pentingnya madin untuk membentuk karakter santri dan kultur lingkungan santri di Kota Pasuruan.
“Sekali lagi, harapannya rumusan FKDT ini bisa menjadi guidance Pemkot Pasuruan untuk bersama-sama membuat kebijakan ataupun aturan yang diperuntukkan agar Kota Pasuruanlayak anak santri,” sambungnya.
Dengan jumlah sekitar 170 Madin di Kota Pasuruan, Gus Amak menilai Madrasah Diniyah adalah element strategis yang menjadi motor membentuk akhlak anak di Kota Pasuruan.
Untuk itu, Ulama muda yang juga menjabat sebagai Ketua PCNU Kota Pasuruan itu memberikan tiga indikator suatu daerah menjadi kota layak anak versi santri.
Pertama, harus selamat akidah atau ideologi anak-anak tersebut.
“Kalau ideologinya benar, dan dibimbing dengan orang yang benar. Maka, memahaminya agamanya juga benar. Tapi kalau salah, pasti jalan pikir dan ideologinya pasti akan salah dan cara perjuangannya juga salah,” paparnya.
Kedua, kata Gus Amak, menciptakan sadar ibadah. Ia menyebut, bagaimana Pemerintah Kota Pasuruan bisa membuat regulasi yang sekiranya bisa menciptakan sadar ibadah.
“Jadi kalau dengar adzan, apapun kegiatannya langsung ibadah. Nah, ini perlu peranan penting dari banyak pihak. Jadi lingkungan juga mendukung. Nah, ini pemerintah punya peranan penting di sini. Jadi ada contoh sadar ibadah untuk anak – anak,” jelasnya.
Ketiga, adalah standar etika dan akhlak. Ia menyebut, perlu diciptakan lingkungan yang baik sehingga bisa memberikan contoh yang baik.
“Jadi, apa yang diajarkan di pesantren atau di sekolah sama dengan di lingkungan,” Pungkasnya.