Bangkalan, Ansor – Ada yang menarik untuk ditelusuri materi dari rentetan agenda Golden PKL (Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan) yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang GP Ansor Kab. Bangkalan, dengan tema Transformasi Gerakan ANSOR Menuju Nusantara Emas, Sabtu (21/12).
Apa yang menarik? Yaitu Materi tentang Literasi Digital. Materi yang disampaikan kurang lebih 3 jam ini, mengalir kondusif dan efektif. Habib Mahdi El Khered selaku pemateri menaruh dua aturan penting yang tidak boleh dilanggar oleh peserta, yakni menguap dan tidur. Menguap panesmennya adalah push up 10x dan tidur panesmennya ditambah 5. Momen panesmen inilah yang kemudian menjadikan acara terasa lebih ringan dan menarik.
Selama acara berlangsung, pemateri yang pernah melakukan study banding Dunia Melayu dan Dunia Islam di Malaysia pada tahun 2017 ini, selalu menegaskan bahwa saatnya kader ANSOR harus menjadi kader militan di Media Sosial. Menurutnya, masih banyak para peserta yang ikut PKL menggunakan media sosial dengan tidak bermamfaat.
“Kalian ini hanya menghabiskan kuota dan tidak bisa memberi mamfaat”, ungkapnya.
Dia juga meminta kepada PC GP Ansor Kab. Bangkalan untuk segera melaksanakan Program Madrasah Cyber.
“Di seluruh kabupaten di Jawa Timur kecuali Kabupaten Bangkalan, saya sudah punya pasukan cyber. Bahkan di Kabupaten Sampang, Sahabat Yusuf selaku komandan Cyber Kabupaten Sampang, sudah membentuk tim Cyber ditingkat Ranting”, jelasnya menyemangati.
Acara Golden PKL (Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan) yang dilaksanakan oleh PC GP Ansor Kab. Bangkalan ini diikuti oleh 121 peserta dari berbagai wilayah seperti Kalimantan Barat, Proboliggo, Tangerang, Sampang, Pamekasan dan Bangkalan itu aendiri, yang sudah berlangsung sejak hari kamis (19/12) dan akan berakhir pada hari minggu (22/12) dengan lima belas materi yang tersaji.
Sahabat Nurhadi Muhni selaku ketua Panitia berharap palaksanaan Golden PKL ini, dapat menghasilakan kader yang berkualitas dan mampu mengabdi di tengah-tengah masyarakat.
“Semoga pelaksanakan PKL ini, khusus untuk peserta, dapat menangkap seluruh esensi dari materi yang sudah disampaikan dan yang akan disampaikan, sehingga melahirkan kader yang profesif dan mampu membuktikan bahwa Ansor ini tidak hanya dibaca sebagai organisasi biasa. Karena memang sejatinya Ansor adalah nafas kehidupan.” Harapnya dengan tersenyum. (Han)