Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Refly Harun Dan Sesat Pikir Sejarah Politik NU

Refly Harun Dan Sesat Pikir Sejarah Politik NU

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Sel, 20 Okt 2020
  • visibility 632
  • comment 0 komentar

Oleh : Adil satria Putra | Cyber media PW Ansor Jatim

Dalam Pembuka percakapannya yang sedang ramai dibahas bersama sugik nur, Refly Harun mengatakan bahwa NU adalah Ormas main aman, tidak pernah beroposisi dan selalu akomodatif terhadap rezim kekuasaan sepanjang sejarah

Sebagai Cendekiawan, seharusnya Refly sadar bahwa ucapannya akan menjadi rujukan dan alat ukur pembenar netizen yang setia menonton Channel youtube miliknya. Netizen akan tutup mata bahwa gelar doktor milik Refly hanya berlaku untuk disiplin ilmu hukum bukan untuk bidang lainnya, bukan juga untuk bidang sejarah

Lalu apakah pernyataan Refly mengenai NU ormas main aman dan enggan beroposisi sepanjang sejarah politik republik ini dapat dibenarkan ? Mari kita bahas perlahan dan hati-hati

NU sebagaimana Organ Jam’iyah besar lainnya tentu tidak bertumpu pada figur tunggal terutama pasca ditinggal Rois Akbar Kyai Haji Hasyim Asy’ari, Sepeninggal Hadratusyaikh ada 2 kekuatan yang sama-sama besar dan hegemonik di tubuh Nahdlatul Ulama yakni KH. Wahab Chasbullah dan KH. Bisri Syansuri keduanya merupakan Santri Kesayangan Hadratusyaikh yang mendapatkan legitimasi kepemimpinan oleh nyaris seluruh warga NU

Dalam buku “Tradisionalisme Radikal” (yang merupakan kumpulan Catatan Mitsuo Nakamura, Greg Barton, Greg Fealy dkk) dapat disimpulkan bahwa Antara Mbah Wahab dan Mbah Bisri terjadi perbedaan kepribadian serta cara pandang dalam banyak hal, baik politik, Fiqh, maupun tata kelola organisasi.

Mbah Wahab Chasbullah sebagai figur kosmopolit pada zamannya lebih akomodatif dalam kebijakan politik tapi tegas untuk perkara marwah kelembagaan. Beliau mengedepankan pertimbangan Maslahah dan mafsadah dalam menentukan kebijakan organisasi. Ketika NU pelan-pelan pengaruhnya mulai dikikis oleh tokoh modernis di tubuh Masyumi maka Mbah Wahab Bertindak tegas untuk keluar barisan lalu mendeklarasikan NU sebagai Partai Otonom. Pilihan ini terbukti berhasil, duet Mbah Wahab dan Idham Chalid Sukses mengantarkan Partai NU di posisi ke 3 di bawah PNI juga Masyumi. Tatkala faksi islam protol secara politik karena peristiwa PRRI/Permesta, lalu kekuatan PKI mulai mendapat panggung kekuasaan lewat Nasakom, NU tidak serta merta masuk di dalamnya tanpa pertimbangan bahkan keputusan ini diambil setelah debat berdarah-darah Antara Mbah Wahab Dan Mbah Bisri, disaksikan para santri dalam debat itu Mbah Bisri Sampai menggebrak Meja lalu disambut mbah Wahab dengan Menggebrak Meja menggunakan kaki, Mbah Bisri Menganggap Masuknya NU dalam Koalisi Nasakom Sebagai Sebuah penghianatan atas etika politik islam ketika disaat bersamaan Masyumi dibubarkan tak etis kiranya bila NU bergabung dengan Anasir komunisme, sementara Bagi Mbah Wahab jika ajakan Bung Karno untuk masuk dalam Nasakom tidak dipenuhi NU maka Negara ini akan dikuasai Komunis tanpa kontrol kekuatan islam, sebab di sisi Presiden Soekarno hanya akan dikelilingi elit Komunis semata tanpa penyeimbang kekuatan islam.

Berbeda Dengan Mbah Wahab yang lentur dan punya banyak kesamaan dengan Bung Karno (yang dalam buku itu juga diceritakan bahwa antara Mbah Wahab dan Bung Karno memiliki selera sama di bidang Pewayangan), Mbah Bisri merupakan Figur yang ketat, ia keras dalam prinsip dan teguh menegakkan dasar-dasar Fiqh di dalam menentukan keputusan apapun. Tatkala KH. Wahab Chasbullah Mengambil Sikap untuk membentuk partai NU, mbah Bisri mengecam dan menganggap upaya NU mendirikan partai adalah merupakan tindakan memecah belah kekuatan islam politik, sebab jika sudah ada Masyumi kenapa harus membentuk Partai Islam lain. Mbah Bisri Syansuri juga getol mengkampanyekan anti berkoalisi dengan komunisme, di kalangan pemuda NU sendiri kampanye ini digalakkan oleh Subchan ZE bahkan Subchan telah menyiapkan latihan-latihan Militer kepada organ-organ muda seperti Ansor untuk persiapan operasi Ganyang PKI sebelum Peristiwa Gestapu terjadi.

Saat Rezim Orla Demokrasi Terpimpin Bung Karno berakhir, dimana NU lewat sayap Pemuda Ansor menjadi garda depan yang berbenturan langsung dengan blok politik Komunis dan turut melahirkan Rezim Baru bernama Orba tidak serta merta membuat NU mendapat kursi empuk kekuasaan. Justru Rezim Militer inilah yang kelak akan menjadi tangan besi kekuasaan yang paling lama menindas kelompok islam tradisional.

NU dianggap sebagai satu-satunya Rival Sepadan yang berpotensi untuk menandingi kekuatan politik militer, suara NU pada pemilu 1955 berada di bawah 2 partai yang sudah sama-sama bubar yakni PNI dan Masyumi. Maka jelas tugas pertama Rezim orba secara politik ialah menunda pemilu sembari menyiapkan soko guru partai yang akan menjadi tulang punggung politik jangka panjang mereka.


Kebijakan mengulur pelaksanaan Pemilu inilah yang membuat Subchan ZE selaku wakil ketua MPR RI berang bukan kepalang, Subchan Menyebut ini manuver politik keblinger soeharto dan harus dilawan dengan semangat jihad. Soeharto yang mendengar orasi Subchan ZE menjadi marah besar, dan ketakutan Politisi NU benar terjadi ketika Pemilu baru dilaksanakan tahun 1971 ABRI telah memiliki partai Bernama Golkar dan secara Terstruktur membonsai suara NU di kantong-kantong basis suara santri, kyai-kyai NU di kampung banyak mendapat tekanan psikis dan fisik. Alhasil meskipun NU nangkring di posisi kedua di bawah golkar, praktik politik curang dan kotor ini membuat Rois Aam kala itu yakni KH. Bisri Syansuri melakukan gerakan perlawanan

Mbah Bisri yang memang dikenal Sangat Tegas dan Berprinsip tegak dalam kaidah Fiqh memimpin langsung perlawanan diametral melawan Orde baru di awal masa panjang kepemimpinannya, Mbah Bisri Sebagai Simbol Politik Perlawanan mengistruksikan harus ada “disiplin internal” jangan sampai kantong-kantong basis santri “tergolkarkan”. Dalam ranah kebijakan Negara Mbah bisri terang-terangan menolak Undang-Undang Perkawinan Versi Pemerintah yang menurut beliau bertentangan dengan kaidah hukum keluarga Fiqh islam. Mbah Bisri juga menolak menerima kebijakan pemerintah untuk pengesahan Aliran kepercayaan adat dimasukkan dalam GBHN 1978 serta menolak indoktrinasi tunggal ideologi negara, merespon hal terakhir Mbah Bisri menginstruksikan NU dan PPP untuk melakukan Pawai Massal kembali ke Teks Piagam Jakarta.

Ketegangan NU Vis a Vis Orde Baru terus berlanjut sepanjang tahun 70an sampai Reformasi. Berulangkali Soeharto melakukan Operasi intelijen untuk mengobok-obok internal Nahdlatul Ulama lewat Ali Moertopo hingga LB Moerdani.

Soeharto Melanggengkan Kuasanya lewat figur Idham Chalid Yang lebih akomodatif, sepanjang paruh pertama Orba Sosok idham memang tidak menemukan lawan yang setara sebab rival politiknya di NU yakni Subchan ZE meninggal Misterius di tahun 1973 setelah aksi Vokalnya melawan Soeharto (hingga kini sebab musabab kematian Subchan tak kunjung ada kejelasan). Idham yang mulai menikmati fasilitas orba ini mendapat kritik yang amat pedas dari sosok sepuh karismatik dari Situbondo ialah Kyai As’ad Syamsul Arifin, yang menganggap kepemimpinan Idham sebagai Kepemimpinan Korup dan mulai terkooptasi Orde baru. Kelak di kemudian hari Kyai As’ad memimpin penggulingan posisi idham chalid dari posisi ketua tanfidzyah NU, dan memulai ketegangan antara kubu Cipete dan kubu situbondo yang kemudian melahirkan Muktamar 1984 yang monumental dengan munculnya Figur Abdurrahman Wahid

Sejak tampuk kepemimpinan NU jatuh di tangan Abdurrahman Wahid wajah kepengurusan NU di isi oleh anak-anak muda progresif, dan melakukan perombakan gaya perlawanan terhadap Orde baru. Gus Dur tak lagi menggunakan NU sebagai Kapal Perang yang saling bombardir senjata dengan Orba, Gus Dur memilih untuk membentuk sekoci-sekoci perang bersama rekan-rekan aktifisnya di luar NU dengan membentuk Fordem, dan lewat kajian-kajian kecil yang ia adakan bersama mahasiswa-mahasiswa NU di PMII. Gus Dur kala itu memperkenalkan Babon-Babon Intelektual Islam yang kritis macam Hasan Hanafi, Ashgar Ali, hingga Mohamad Arkoun. Anak-Anak muda NU yang telah diguyur wacana perlawanan ini kemudian turut melakukan aksi perlawanan jalanan (membentuk lingkar studi kritis macam Lkis, Elsad, 164 dll ) dan turut serta menumbangkan Rezim Tua bangka orde baru

NU era Gus Dur juga tak luput dari upaya kudeta operasi Orba, Muktamar Cipasung 1994 selamanya akan dikenang sebagai keberhasilan NU dalam membendung praktik kotor Soeharto untuk cawe-cawe urusan internal Nahdlatul Ulama. Kala itu pemerintah memunculkan nama tandingan untuk melawan Gus Dur yakni Abu Hasan, detik-detik menjelang pemilihan menjadi detik yang amat mengharukan, dimana proses pemilihan mendapat tekanan ketat para tentara di luar dan di dalam forum, tangis para kyai sepuh tumpah sembari berdoa agar NU selamat dari kedzoliman penguasa. Alhasil Gus Dur keluar sebagai pemenang dengan jarak suara yang amat tipis, hampir saja Soeharto mencengkeram NU lewat Abu Hasan.

Catatan Panjang Pasang Surut dan ketegangan NU Vis A Vis Negara sejak Orde Lama hingga penghujung Orde baru, dan yang terbaru ialah penolakan PBNU atas Undang-Undang Cipta Kerja hari ini merupakan fakta sejarah bahwa NU bukanlah Ormas Main aman sebagaimana dituduhkan Refly Harun. Dan NU sebagai Organisasi Besar tidak bersifat Tunggal, di dalamnya banyak ulama yang berbeda pendapat namun tetap arif dalam berpolemik, kritik-kritik PBNU langsung menyasar permasalahan (seperti penolakan pelaksanaan Pilkada dalam situasi Covid 19, serta UU Omnibus Law yang tidak Pro Buruh) tidak bertele-tele dan mbulet sebagaimana Refly Harun dan teman-temannya di KAMI yang cenderung berlatar sakit hati Pasca kontestasi Politik 5 tahunan semata.

  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Resmi, Muktamar ke 34 NU Berlangsung 23-25 Desember 2021

    Resmi, Muktamar ke 34 NU Berlangsung 23-25 Desember 2021

    • calendar_month Sel, 7 Des 2021
    • visibility 119
    • 0Komentar

    Jakarta – Rapat pleno PBNU yang dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum Tandfidziyah PBNU KH. Said Aqil Siraj akhirnya menyepakati keputusan penting yang ditunggu oleh Nahdliyin dan masyarakat. Keputusan penting yang ditunggu publik tentang jadwal pelaksanaan muktamar akhirnya terjawab. Melalui konferensi press ikhbar pelaksanaan muktamar NU ke 34 pada selasa […]

  • Wakil Ketua PC GP Ansor Gresik, Ajak Masyarakat Cermat Dalam Dunia Medsos

    Wakil Ketua PC GP Ansor Gresik, Ajak Masyarakat Cermat Dalam Dunia Medsos

    • calendar_month Sel, 23 Mar 2021
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Gresik- Jagad dunia maya dihiasi banyak informasi yang bisa didapat, dan ini perlu selektif bagi pembaca agar tidak salah dalam mencerna informasi, termasuk terkait dengan kelompok yang sempat jadi perbincangan selama ini, sehingga menarik bagi media Ansor Jatim untuk melakukan wawancara dengan salah satu pengurus  PC GP ANSOR Gresik disela sela  acara yang berada di […]

  • Ansor Banser Trenggalek Gelar Suran Agung dengan Protokol Covid

    Ansor Banser Trenggalek Gelar Suran Agung dengan Protokol Covid

    • calendar_month Sab, 29 Agu 2020
    • visibility 236
    • 0Komentar

    Trenggalek – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Trenggalek menggelar Acara Suran Agung yang kedua. Kegiatan “Uri-uri Budaya Jawa” itu berlangsung di makam Minak Sopal, tokoh pendiri dan penyebar Islam di trenggalek. Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Gus Zaki menjelaskan acara tersebut diikuti ratusan peserta dari kader Ansor, Banser, Fatayat, Muslimat dan Banom NU […]

  • Satkoryon Banser Krejengan Bantu Siapkan Makan Sahur untuk Warga Terdampak Banjir

    Satkoryon Banser Krejengan Bantu Siapkan Makan Sahur untuk Warga Terdampak Banjir

    • calendar_month Rab, 12 Mar 2025
    • visibility 140
    • 0Komentar

    Probolinggo, Ansor Jatim – Pasca banjir melanda empat desa di Kecamatan Krejengan, Senin (10/3), Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor (GP) Ansor Krejengan melalui Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menerjunkan sejumlah personil untuk membantu menyiapkan makan sahur untuk warga terdampak. Sebanyak kurang lebih 725 nasi bungkus disiapkan untuk warga terdampak banjir sekitar. Nasi disiapkan di […]

  • Skema Bisnis Agen Sahabat Super Mulai Bergerak di Lamongan

    Skema Bisnis Agen Sahabat Super Mulai Bergerak di Lamongan

    • calendar_month Sen, 25 Okt 2021
    • visibility 59
    • 0Komentar

    Lamongan – Program Agen Sahabat Super yang digerakan oleh Tim Akselerasi Ansoruna PW GP Ansor Jawa Timur siang tadi senin (25/10) tiba di Lamongan tepatnya di Masjid Abdurrahman Wahid. Bertemu dengan Jajaran Pimpinan Cabang dan seluruh Ketua Pimpinan Anak Cabang se Kabupaten Lamongan, Tim akselerasi mengebut set up jaringan agen sahabat super dengan melakukan sosialisasi […]

  • Pacu Ghiroh Nahdlatut Tujjar, PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Jalin Mitra Kerja Bisnis

    Pacu Ghiroh Nahdlatut Tujjar, PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Jalin Mitra Kerja Bisnis

    • calendar_month Kam, 11 Nov 2021
    • visibility 81
    • 0Komentar

    Probolinggo – Dalam rangka membangun wirausaha sahabat – sahabat Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Ranting (PR), Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Probolinggo, Sahabat H. Misbahul Munir, SH membawa angin besar dengan jalin kerjasama PT. POS Indonesia. Tujuannya Agar dapat membawa berkah bagi kader Ansor khususnya melalui Transformasi media berwadahkan Nahdlatuttujar. […]

expand_less