Buruh, Inovasi, dan Ketahanan Pangan: Mewujudkan Keadilan Sosial di Era Digital
- account_circle BSA Jawa Timur
- calendar_month Kam, 1 Mei 2025
- visibility 293
- comment 0 komentar

Oleh: Muhamad Ulil Arham Wakil Sekretaris Bidang Media dan Inovasi PW GP Ansor Jawa Timur
Tanggal 1 Mei selalu menjadi pengingat bahwa kerja adalah pilar utama peradaban. Hari Buruh Nasional bukan sekadar penghormatan terhadap mereka yang bekerja, tetapi juga refleksi tentang bagaimana negara memperlakukan tenaga kerja sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional. Di GP Ansor Jawa Timur, kami meyakini bahwa memperjuangkan hak-hak buruh hari ini bukan hanya soal upah dan jaminan kerja, tapi juga soal masa depan bangsa, termasuk dalam aspek yang vital: ketahanan pangan.
Kita hidup di zaman yang penuh tantangan—digitalisasi, otomatisasi, dan perubahan iklim memengaruhi bukan hanya sektor industri, tapi juga sektor pertanian dan pangan. Para buruh tani, nelayan, dan pekerja sektor agrikultur adalah ujung tombak ketahanan pangan nasional. Namun, ironisnya, mereka seringkali menjadi kelompok paling rentan: minim akses perlindungan sosial, teknologi, dan insentif ekonomi.
Hari Buruh seharusnya juga menjadi panggung untuk menyuarakan keadilan bagi para pekerja sektor pangan ini. Tanpa buruh tani yang sejahtera, tidak mungkin kita bicara tentang swasembada dan kedaulatan pangan. Maka, negara harus memperluas cakupan kebijakan ketenagakerjaan yang ramah terhadap petani dan pekerja di sektor pangan. Subsidi pertanian, reformasi agraria yang berpihak, hingga digitalisasi pertanian yang inklusif harus menjadi bagian dari strategi besar ketahanan nasional.
Di sisi lain, kita menyaksikan munculnya wajah baru dunia kerja: pekerja digital, freelance, pengemudi daring, dan konten kreator. Mereka bukan hanya simbol dari inovasi, tapi juga potret dari tantangan baru: tidak adanya kepastian kerja, tiadanya jaminan sosial, dan kerap diposisikan sebagai “mitra” tanpa perlindungan hukum. Ini adalah PR besar negara, dan kami di GP Ansor Jawa Timur mendesak agar kebijakan ketenagakerjaan diperluas untuk merespons realitas baru ini.
Kami juga mengajak anak-anak muda, utamanya kader GP Ansor dan Banser, untuk menjadi agen inovasi yang tetap berpijak pada nilai kemanusiaan dan keberpihakan sosial. Inovasi tanpa solidaritas akan melahirkan kesenjangan. Maka dari itu, mari kita jadikan momentum Hari Buruh sebagai ajakan kolektif untuk membangun ekonomi yang berkeadilan, berpihak pada yang lemah, dan menjamin pangan serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Dari Jawa Timur, kami serukan:
Buruh adalah tulang punggung bangsa, dan ketahanan pangan adalah masa depannya. Mari kita perjuangkan keduanya dengan keberanian dan solidaritas.
Selamat Hari Buruh Nasional.
Hidup buruh, hidup petani, hidup pekerja Indonesia!
- Penulis: BSA Jawa Timur