SURABAYA—Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim bergerak cepat menyikapi isu akselerasi perekonomian Indonesia berbasis teknologi hijau. Diantaranya, dengan menyusun peta jalan energi panas bumi yang sebagai masukan strategis kepada pemerintah pusat.
’’Sikap ini adalah bentuk kontribusi intelektual kami sebagai gerakan kepemudaan sekaligus menunjukkan bahwa Jatim memiliki potensi yang sangat besar dalam hal energi alternatif masa depan,’’ ujar HM Syafiq Syauqi LC, Ketua PW GP Ansor Jatim Sabtu (4/9).
Dalam pidato sidang tahunan MPR, DPR, dan DPD di Jakarta (16/8) pekan lalu, Presiden Jokowi menekankan pentingnya transformasi ekonomi berbasis teknologi hijau disertai dengan transformasi menuju ke arah Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jokowi menyatakan, teknologi hijau akan berdampak penting bagi akselerasi perekonomian Indonesia ke depan.
Gus Syafiq melanjutkan, peta jalan yang akan disusun PW Ansor Jatim itu akan di diskusikan secara komprehensif dalam forum Ngaji Panas Bumi yang dilangsungkan mulai minggu pertama hingga keempat September. Peta jalan itu, kata dia, akan menjadi salah satu masukan dalam format akademis bagi Presiden dalam menjalankan kebijakan terkait pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
’’Catatan kami, ada ada beberapa faktor penghambat pengembangan PLTP, yakni lokasi berada di kawasan hutan, perizinan, investasi, efisiensi biaya, dan penolakan dari masyarakat. Kami merumuskan masukan untuk mengurai masalah tersebut,’’ ujar Gus Syafiq.
Wakil Ketua Bidang Energi dan SDA PW GP Ansor Jatim, Ardy Maulidy Navastara, ST. MT, menambahkan, target pemerintah, dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menyebutkan pengembangan energi panas bumi akan diwujudkan dalam kapasitas PLTP terpasang. Ardy menyatakan, target kapasitas PLTP terpasang sebesar 7.241,5 MW pada tahun 2025.
’’Dengan kondisi saat ini yang baru tercapai 29,42 persen dari target, maka pemerintah harus kejar target tambahan sebesar 5.110,8 MW dalam 4 tahun ke depan dengan rata-rata 1.277,7 MW per tahun.’’ Ujar Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Ardy mengatakan, potensi panas bumi di Jawa Timur cukup besar dan meliputi berbagai wilayah kabupaten / kota, yakni 1.374 MW atau 4,65 persen dari total potensi Indonesia. Namun , kata dia, belum ada satu pun PLTP yang terpasang/beroperasi di Jatim. Potensi panas bumi di Jatim, kata dia, tersebar di 13 titik. Delapan diantaranya telah ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan empat area telah ditetapkan perusahaan pengembangnya, serta menyebar di 20 kabupaten/kota.
’’Disinilah peran Ansor sebagai gerakan dengan basis pemuda yang tersebar di semua wilayah Jatim berperan, untuk mendukung akselerasi capaian kinerja pemerintah di sektor EBT ini,’’ pungkasnya.
Seperti diketahui, tadi malam (3/9) Ngaji Panas Bumi seri pertama digelar dan diikuti lebih dari 50 audience. Mengambil sub tema Mengenal Panas Bumi dan Urgensinya, webinar tadi malam menghadirkan Wakil Rektor I ITS, Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT., Operation Manager PLTP Lahendong PT Pertamina Geothermal Energy, Manda Wijaya, ST. MT, dan Moh. Mushoddaq, ST. MT dari Bidang Energi dan SDA PW GP Ansor Jawa Timur (*)