Di siang bolong, tersebar kabar mengagetkan melalui group WhatsApp, khususnya group PH PW GP Ansor Jatim, bahwa sahabat Ndan Riduwan mengalami laka lantas di Betoyo Gresik. Sosok yang bernama lengkap Mochammad Riduwan, akhirnya terkabarkan meninggal dunia melalui pesan berantai di berbagai group sababat GP Ansor seluruh Jawa Timur dan group WhatsApp lainnya. Tangisan, kabar duka dan doa terus mengalir dari berbagai sahabat di media sosial, mengingat yang bersangkutan memiliki jejak yang cukup baik di lingkungan NU, terkhusus di lingkungan GP Ansor dan Banser Jawa Timur.
Tercatat, Ndan Riduwan meninggal pada hari Kamis 10 Agustus 2023, dimana yang bersangkutan masih menjabat Kepala Satuan Khusus Provost Satkorwil Banser Jatim. Meninggal dalam keadaan memakai baju kebesaran Banser memberikan sinyal, “betapa Ndan Riduwan sangat menyatu dalam karakter dirinya sebagai anggota banser militan, organisasi banom NU yang lebih banyak pada orientasi pengabdian pada para ulama, NU dan bangsa.
Pertemuan terakhir penulis dengan Sahabat Ndan Riduwan, biasa dipanggil, pada acara penyembelihan hewan Kurban pada hari Jumat tanggal 11 Dzulhijjah 1444 H/ 30 Juni 2023 M di depan kantor PW GP Ansor Jatim. Pertemuan yang penuh canda tawa, sambil menimbang daging, nampaknya menjadi pertemuan terakhir bagi sebagian sahabat-sahabat sebab penyembelihan hewan kurban ini juga melibatkan sahabat GP Ansor dan Banser se-Jawa Timur.
Sahabat Ndan Riduwan __tidak berlebihan sebagai kesaksian_ adalah potret dari sahabat GP Ansor dan Baser yang totalistik dalam pengabdian berorganisasi. Sebut saja, misalnya pengakuan Gus H. Syafiq Syauqi, Lc.,M.Ag selaku ketua GP Ansor Jawa Timur; bahwa sahabat Riduwan pernah menjabat sebagai Kasetma Satkorwil Jatim, ia mampu meng-handle semua kegiatan secara tuntas secara maraton di 18 kali Susbalan, tanpa ada rasa lelah dan “sambat-sambat.”
Lebih dari itu, menurut penulis, ia termasuk sahabat yang enak menjadi lawan bicara, apalagi berhubungan dengan organisasi. Sambil tersenyum, sering kali hanya menanyakan hal-hal yang terkadang kita anggap remeh-temeh, soal kesehatan, kabar keluarga dan lain-lain, termasuk tentang pentingnya berorganisasi dan semangat pengabdiaan. Senyumnya pada waktu menimbang dan memasukkan daging hewan kurban sulit dilupakan, semoga ini juga menjadi amal kebajikan sebab mengutip dawuh kanjeng nabi Muhammad Saw; Tabassumuka fi wajhi akhika laka shodaqatun (senyummu di depan wajah saudaramu akan menjadi shodaqah).
Akhirnya, selamat jalan Sahabat Mochammad Riduwan. Baju kebesaran Banser yang dikenakan hingga ajalmu menjemput, semoga menjadi saksi atas totalitas pengabdianmu, sahabat, dan menjadi wasilah Allah Swt memberikan kemudahan untuk menapaki jalan berikutnya. Pastinya, dengan keberkahan para muassis GP Ansor dan NU hingga berkumpul bersama-sama beliau memperohleh rahmatNya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.