Perhelatan akbar Kongres XVI Gerakan Pemuda Ansor, akhirnya dilaksanakan pada tanggal 2-3 Februari 2024 di Jakarta. Menariknya, pembukaan Kongres akan dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Setelah itu, para peserta _terkhusus para peserta yang memenuhi syarat masuk forum_ akan bersama Kapal Pelni KM Kelud bergerak menempuh perjalanan sejauh 210 naval miles menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Perhelatan Kongres XVI adalah momentum strategis, bukan saja membincangkan kontestasi siapa yang layak mengganti estafet kepemimpinan Gus Yaqut Cholil Qoumas sejak 2016 hingga 2024, tapi bagaimana merancang konsepsi strategis-ideologis GP Ansor masa depan, yakni semacam gagasan baru yang selalu adaptif dengan kondisi kekinian berorganisasi, walau tidak boleh mengabaikan basis nilai ideologis keislaman Aswaja al-Nadhiyyah di satu sisi dan nilai kecintaan pada bangsa sebagaimana diwariskan oleh para pendiri GP Ansor dan NU
Hal ini penting sebab situasi terkini selalu berubah, geopolitik terus cepat berubah sehingga perlu penyikapan yang lebih cerdas sesuai dengan konteksnya. Satu misal, pasca dibekukannya HTI dan FPI, apa yang harus dilakukan oleh kader-kader GP Ansor di Nusantara kepada eks dua organisasi “terlarang ini”, walau meribah pikiran ideologis tidak semudah membalikkan tangan. Apakah perlu membaca ulang semua materi pengkaderan agar lebih bisa membaca kebutuhan kader sesuai dengan kenyataan kekinian?
Oleh karenanya, “GP Ansor: Peta Jalan NU Masa Depan”, yang menjadi tema ini layak menjadi renungan bersama semua kader ke depan. Siapapun yang akhirnya terpilih menjadi “Ketua Umum”. Pasalnya, GP Ansor memiliki hubungan erat dengan NU, maka karakter dan pola kepemimpinan NU masa depan akan bergantung erat dengan karakter dan pola kepemimpin di GP Ansor sebagai kelanjutan dari proses-proses berorganisasi dari setiap kader.
Gerak Akomodatif
Jadi ke depan adagium al-mufadhah ala al-Qodim al-Shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-Ashla, masih cukup layak sebagai paradigma pergerakan GP Ansor dalam menyikapi isu-isu keislaman dan kebangsaan. Pasalnya, paradigma ini akan memastikan tidak ada stagnan dalam setiap proses berorganisasi, misalnya soal bagaimana kaderisasi harus terus dilakukan diberbagai jenjang, sekaligus pengembangan materinya selalu mengalami proses adaptif dengan merespon kondisi isu-isu kekinian.
Maka kedepan, prinsip akomodatif bagi kepemimpin GP Ansor disemua lini menjadi penting dan sangat dibutuhkan. Artinya, siapapun yang terpilih nanti dalam kongres hari ini adalah kader-kader terbaik yang telah memiliki tempaan panjang dalam berproses, bukan ujuk-ujuk datang. Dari sini, kepemimpinan terpilih akan mampu mengakomodasi sahabat-sahabat yang siap mengabdi, bukan sekedar pertimbangan politik, untuk tidak mengatakan sekedar titipan.
Kepemimpinan Gus Yaqut harus diakui telah melahirkan banyak legasi kebaikan, mulai ketegasannya mengomando perlawanan “Satu Komando” terhadap isu-isu radikalisme dan intoleransi hingga optimalisasi proses kaderisasi di berbagai cabang-cabang. Legasi ini layak diteruskan sebagai karakter Gerakan Pemuda Ansor ke depan, dengan terus menggerakkan potensi akomodatif di semua lini yang dimiliki kader.
Kondisi geopolitik yang mudah berubah dengan cepat dibutuhkan kader-kader yang tidak hanya kuat secara fisik dan jumlah, tapi memiliki kemampuan yang beragam, misalnya kader yang ahli ekonomi, ahli hukum akademisi, pebisnis sukses dan lain-lain. Keragaman potensi ini akan memastikan proses akomodasi lebih mudah dilakukan dan muruah GP Ansor akan semakin kuat dibandingkan organisasi kepemudaan lainnya.
Akhirnya, selamat berkongres GP Ansor yang ke XVI. Yakinlah, apapun yang kita lakukan di organisasi warisan para ulama ini sepanjang memberikan manfaat bagi Islam dan bangsa, terutama dalam mengawal perjuangan NU, pasti akan memberikan keberkahan di dunia, lebih-lebih keberkahan di akhirat. Setidaknya, niat Nderek Perjuangan Para Muasis sebab masa depan NU sangat erat hubungannya dengan GP. Ansor hari ini. Semoga Sukses dan berkah.
Wasid Mansyur
(Wakil Ketua Bidang Pemikiran dan Ideologi PW GP Ansor Jawa Timur)