Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Jangan Biarkan Bergerak Leluasa, Aktor Pemecah Bangsa itu Adalah HTI!

Jangan Biarkan Bergerak Leluasa, Aktor Pemecah Bangsa itu Adalah HTI!

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Rab, 26 Agu 2020
  • visibility 340
  • comment 0 komentar

(Deskripsi; Banser Sudah Teruji, Pemerintah Normatif, HTI Masih Masif Bergerak)

Hizbut Tahrir Indonesia Masih Bebas Bergerak
Kita semua tentu belum lupa, sejak 2017 lalu pemerintah sudah resmi mencabut badan hukum HTI. Analisa majelis hakim waktu itu sudah tepat dan benar adanya, bahwa banyak fakta yang membuktikan HTI mengembangkan paham bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945. Lebih jauh lagi tidak hanya bertentangan, HTI bahkan sudah merencanakan untuk mengganti konsep dasar negara; Pancasila, UUD 1945, dan NKRI menjadi Negara khilafah.

Dari sini mari kita telisik tentang bahaya HTI bagi keutuhan NKRI.

HTI memang sudah dibubarkan ‘secara institusi’, tapi tidak untuk para simpatisan dan penggeraknya. Mereka masih leluasa bergerak, beraktifitas melanjutkan misi-misinya. Spirit berjuang mereka melalui jargon ‘jihad’. Jihad bagi mereka bakal mendapat jaminan surga. Sedang wujud yang menjadi ijtihadnya dengan menerapkan sistem khilafah Islamiyah seutuhnya di Indonesia. Jika sistem itu diterapkan, maka tidak ada tradisi-tradisi Islam khas Nusantara. Tidak ada hindhu, Budha, Kristen, Protestan, Konghucu di Indonesia.

Di atas sengaja saya sebut agama lain. Sebab jangankan agama lain, HTI menganggap sesama Islam yang menjunjung tinggi khas Nusantara saja diharamkan dalam konsep yang dibawanya, apalagi yang beragama lain. Kalau sudah begitu, bukankah HTI sudah menjadi aktor pemecah persatuan Bangsa? Lalu bukankah HTI merupakan musuh bersama? Bukan saja Ansor –Banser, namun juga dapat dibilang musuh kita bersama sesama anak bangsa Indonesia.

Dalam hal ini tidak bermaksut mengajak semua komponen bangsa untuk berperang melawan HTI, bukan juga untuk menghasut terjadinya perang saudara. Hanya saja jika ingin bangsa ini tetap utuh tidak terpecah belah, maka jangan biarkan eks HTI tetap bergerak leluasa. Sedikit saja ruang diberikan, maka tidak menutup kemungkinan akan terbuka ruang gerak yang lebih besar bagi HTI. Dan keutuhan NKRI hanya akan menjadi cerita sejarah.

GP Ansor – Banser Sudah Teruji


Bagi kader Ansor – Banser tugas yang harus selalu dilaksanakan, baik ada perintah maupun tidak, adalah menjaga marwah para Kyai dan Ulama NU, selain itu juga turut berperan menjaga keutuhan NKRI. Hal itu sudah terpatri jauh sebelum kelompok hizbut tahrir masuk Indonesia. Artinya, ada atau tidak ada HTI, Banser sudah lama dan selamanya akan menjadi benteng NU berikut dengan para Kyainya, termasuk juga menjaga keutuhan NKRI. Lalu mengapa HTI begitu getol menjadikan Ansor – Banser sebagai sasaran utama yang harus diruntuhkan dulu? Mari sejenak kita melihat kebelakang.

GP Ansor lahir sejak tahun 1934, satu dekade lebih sebelum Indonesia berhasil merebut kemerdekaan. Dalam proses perebutan kemerdekaan GP Ansor juga turut andil besar. Pada tahun 1944 KH. Wahid Hasyim membuat sayap militer khusus bernama Hizbullah (Zuhri: 1987). Sehingga waktu itu seluruh kekuatan GP Ansor melebur bersama Hizbullah (Anam: 1990). Yang kemudian dari momentum merebut kemerdekaan itu lahirlah istilah Resolusi Jihad 1945.

Lalu kemudian peran menumpas PKI. Dalam catatan sejarah, GP Ansor – Banser pernah secara terang-terangan memberikan perlawanan di daerah basis PKI, Yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah. Salah satu daerah yang sempat terjadi bentrok antara Ansor vs PKI adalah di Kediri pada tahun 1964. yang kemudian menjadi letupan di beberapa daerah lain untuk menumpas PKI. Data sejarah itu dibenarkan jika melihat sejarah kelahiran organisasi pelajar dan kepemudaan di Indonesia, maka hanya GP Ansor – Banser yang memiliki usia paling tua karena lahir sebelum penjajahan Jepang. (Soeleiman, 1995:12).

Dari banyak momentum lain tentang peran GP Ansor – Banser, dua catatan sejarah di atas cukup dijadikan refrensi, bahwa GP Ansor – Banser lahir sebagai kekuatan besar dan teruji yang memiliki sejarah panjang kontribusinya terhadap bangsa. Maka jika kembali kepada persoalan awal, HTI harus menghancurkan Ansor – Banser terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan misi-misinya menerapkan sistem khilafah Islamiyah di Indonesia. Sehingga tidak heran, jika setiap kali ada gerakan Banser menghadang gerakan kelompok HTI, mereka akan dengan cepat menjadikan ‘gorengan’ isu untuk memperlemah kedudukan Banser.

Namun fakta terus membuktikan, dihadapkan dengan guliran isu dan perlawanan model apapun, Banser tetap kokoh tidak goyah sedikitpun. Seperti halnya kejadian di Bangil Pasuruan beberapa waktu lalu, tentang aksi yang dilakukan oleh Ansor – Banser Bangil dalam membongkar gerakan HTI berkedok yayasan pendidikan. Selain menghina salah satu Ulama junjungan NU dan Dunia, ketua yayasan tersebut secara terang-terangan tetap menyebarkan paham Khilafah walau sudah dinyatakan terlarang. Bagi Banser, hal itu adalah sebuah penghinaan terhadap marwah NU, juga pemberontakan kepada Negara. Maka wajar, jika Banser sontak bergerak untuk membongkar gerakan eks HTI tersebut.

Sikap Normatif Pemerintah Indonesia


Keberagaman di Indonesia sangat tinggi. Kemajemukan masyarakatnya tak bisa dihindarkan. Dengan mayoritas penduduk muslim, tentu bukan berarti Islam harus di nomer satukan dalam segala hal. Ada suku, budaya dan agama lain yang juga harus mendapat perlakuan sama.

Jika mengambil Ibrah, semangat multikultural dalam Islam sangat terlihat jelas pada zaman Rosulullah. Rasulullah melakukan sebuah transformasi sosial di Madinah, di mana seluruh masyarakatnya hidup secara damai. Padahal saat itu masyarakat Madinah sangatlah plural, baik dalam agama, suku, bani maupun nasab. Konsep hidup bersama secara damai tersebut merupakan manifestasi dari kesepakatan bersama yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Secara umum, dari berbagai negara di dunia, Indonesia dapat dibilang salah satu negara yang mampu mengintegrasikan simbol perdamaian antar golongan dengan slogan Bhineka Tunggal Ika. Namun dengan masifnya geliat HTI dan kelompok Islam Ekstremis lainya, slogan persatuan itu kini mulai goyah. Hal itu jika tidak cepat direspon pemerintah, maka kekhawatiran akan terpecahnya persatuan bangsa bukan tidak mungkin menjadi kenyataan.

Coba kita tengok sedikit refrensi tentang negara lain, dimana Islam menjadi basis utama, namun banyak terjadi peperangan dan gesekan. Suriah misalnya, yang dengan gencar melancarkan serangan ke Kota Aleppo, kota yang pernah menjadi pusat pasar perdagangan dunia, kini berubah menjadi kota yang hancur lebur mencekam akibat perang saudara. Begitu juga seperti konflik di Palestina dan Gaza yang tak kunjung usai, dan berbagai daerah lainya di Timur Tengah.

Hal di atas dapat kita jadikan sebuah ilustrasi. Bahwa sistem Khilafah Islamiyah tidak menjamin adanya perdamaian antar masyarakat. Terlebih jika diterapkan di Indonesia. Jika sudah begitu, Pemerintah menunggu apa untuk menutup ruang gerak kelompok khilafah? Apa menunggu hancur layaknya di Aleppo? Atau pemerintah enggan melihat bahwa Hizbut Tahrir ditolak keberadaaanya di Negara-negara lain? Lalu dimana keseriusan pemerintah dalam membersihkan kelompok Islam ekstremis ini?

Pemerintah harus paham, bahwa pencabutan badan hukum HTI saja tidak cukup. Ibarat rumah, dibongkar rumahnya, namun penghuninya tetap dibiarkan bebas berkeliaran. Sehingga dengan mudah mereka mendirikan rumah baru dengan desain baru, namun tetap dengan isi lama.

Kembali ke kejadian Banser Bangil yang membongkar kedok khilafah. Dalam satu video yang beredar, nampak di sana ada aparat kepolisian. Sayangnya aparat tersebut hanya termangun menjadi penonton. Sehingga wajar, Banser mengambil alih untuk menginterogasi eks HTI dengan sedikit amarah. Sebab tidak ada ketegasan aparat pemerintah untuk segera mengamankan orang yang jelas-jelas mencoret wajah Presiden dan menghina ulama besar NU.

Kini semua kembali pada pemerintah. Sekuat-kuatnya GP Ansor – Banser menghadang pergerakan kelompok khilafah, akan lebih kuat bilamana pemerintah turut menghadang lewat kebijakan-kebijakanya. Kini bukan waktunya lagi pemerintah sembunyi-sembunyi, apalagi bersikap normatif. Saatnya pemerintah turut menghadang secara terbuka, mengambil kebijakan disertai tindakan tegas guna membersihkan kelompok eks HTI sampai akar-akarnya.

Setidaknya, dengan turut berperan aktif extraordinary menumpas gerakan Khilafah, Pemerintah sudah menghargai secara nyata jasa para Kyai dan Pahlawan pendahulu dalam merebut kemerdekaan. Jika meminjam istilah George Santayana, Barangsiapa tidak bisa mengingat sejarah/masa lalu, maka dikutuk untuk mengulanginya.

Mari bersama bersihkan HTI dari Bumi Nusantara!

Tabik,
M Hasan Abdillah
Sekretaris PC GP Ansor Kota Batu

  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Rakerwil LBH GP Ansor Jatim Bahas Kaderisasi hingga Litigasi Hukum Merata Berkeadilan

    Rakerwil LBH GP Ansor Jatim Bahas Kaderisasi hingga Litigasi Hukum Merata Berkeadilan

    • calendar_month Sel, 26 Mar 2024
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 99
    • 0Komentar

    Mojokerto – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur telah menerima Surat Keputusan LBH PP GP Ansor tertanggal 17 Januari 2024 lalu. Terkini, LBH GP Ansor Jatim menggelar Rapat Kerja (Raker) di Agis Restaurant, Surabaya. Tujuan raker ini adalah membahas tentang kaderisasi pada segmen para advokat yang belum pernah mengikuti jenjang kaderisasi di GP […]

  • Tingkatkan Peran dan Fungsi Banser, Satkorwil Banser Jatim Gelar Rakorwil

    Tingkatkan Peran dan Fungsi Banser, Satkorwil Banser Jatim Gelar Rakorwil

    • calendar_month Sab, 5 Agu 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 106
    • 0Komentar

    Pasuruan – Banser merupakan kader inti dari Gerakan Pemuda Ansor yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Peran serta Banser dalam segala hal sangat penting. Melihat hal tersebut, Sabtu (5/08/2023) Bertempat di Cafe Latar Ayem Desa Durensewu Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan, Satuan Koordinasi Wilayah (Sarkorwil) Banser Jatim mengadakan Rapat Koordinasi. Rapat koordinasi ini diikuti oleh seluruh […]

  • GP Ansor Dukun Gelar Turnamen Liga Santri Dalam Rangka Menyambut Hari Santri Nasional

    GP Ansor Dukun Gelar Turnamen Liga Santri Dalam Rangka Menyambut Hari Santri Nasional

    • calendar_month Sen, 4 Sep 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 61
    • 0Komentar

    Gresik – Semarak Hari Santri Nasional 2023 (HSN) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Dukun menggelar Turnamen Liga Santri sepak bola Futsal antar ranting Se Kecamatan Dukun. Kegiatan tersebut akan berlangsung tanggal 22 September sampai dengan 22 Oktober 2023 di puncak acara HSN. Kegiatan pertandingan tersebut di langsungkan di 2 tempat yakni […]

  • Gus Yaqut: Aksi Teror ke Kantor Partai Ancaman bagi Demokrasi

    Gus Yaqut: Aksi Teror ke Kantor Partai Ancaman bagi Demokrasi

    • calendar_month Jum, 14 Agu 2020
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 171
    • 2Komentar

     Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, mengecam aksi teror yang baru-baru ini terjadi di Cianjur, Jawa Barat, sebagaimana dialami kantor salah satu partai politik. “Teror dalam bentuk atau atas nama apa pun tidak dibenarkan karena merupakan aksi kejahatan dan menyebabkan keresahan serta ketakutan di masyarakat. Untuk itu, saya mendesak aparat […]

  • KH. Abdul Syakur Adnan Komandan Laskar Hizbullah Bangil

    KH. Abdul Syakur Adnan Komandan Laskar Hizbullah Bangil

    • calendar_month Jum, 23 Okt 2020
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 255
    • 4Komentar

    Oleh : Wachyuni Zulkarnain (Litbang PC Fatayat NU Bangil) Sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari jasa para Ulama dan santri yang telah memperjuangkan kemerdekaan negara republik Indonesia. Para Ulama mewarisi semangat jihad dan cinta tanah air dari ulama’-ulama’ terdahulu bahkan wali songo. Era kolonial saat merebut kemerdekaan, para ulama terhimpun dalam perang Diponegoro. Perang Diponegoro […]

  • Jalan NU Masa Depan sebagai Peta Kognitif dan Keramat Agung GP Ansor

    Jalan NU Masa Depan sebagai Peta Kognitif dan Keramat Agung GP Ansor

    • calendar_month Jum, 2 Feb 2024
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 67
    • 0Komentar

    Kongres XVI GP (Gerakan Pemuda) Ansor dihelat di atas kapal Pelni KM Kelud dengan rute Tanjung Priok-Tanjung Mas-Tanjung Priok pada 2-3 Februari 2024. Kongres XVIdidahului dengan agenda Pra-Kongres diadakan secara terpisah di tiga zona, yaitu zona satu dilaksanakan di Batam dengan pada 13 Januari 2024. Zona dua dipusatkan di Kota Surabaya pada 14—15 Januari 2024. […]

expand_less