Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » MENSYUKURI KE-INDONESIA-AN

MENSYUKURI KE-INDONESIA-AN

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Rab, 26 Agu 2020
  • visibility 371
  • comment 0 komentar

Salah satu hal yang paling mendasar yang tidak terbantahkan adalah bahwasannya setiap dari kita selalu butuh dengan orang lain, kita harus menggandeng tangan orang lain, kita tidak mungkin memenuhi segala kebutuhan kita seorang diri. Dengan kata lain, kodrat manusia memang untuk hidup bermasyarakat, hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya manusia disebut homo sosio atau makhluk sosial karena kita akan berinteraksi dengan sesama, akan membangun kerjasama. Dengan bekerjasama, banyak kepentingan bersama akan terwujud. Dengan bersama-sama, banyak kemaslahatan bersama yang akan mudah diraih.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, keberadaan tanah air sangatlah penting. Karena tanah air adalah pusat mempersatukan bangsa dan menjaga kebesaran Islam. Hadrotussyeikh Maimoen Zubair mengatakan: “Rasulullah adalah sosok yang mencintai Arab sebagai negerinya, maka kita bangsa Indonesia juga wajib mencintai negara kita dengan empat pilarnya, PBNU: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Kita harus menjunjung tinggi bangsa Indonesia sebagaimana Rasulullah sendiri selalu menjunjung tinggi bangsa Arab”. Inilah sikap panutan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dicontoh oleh para ulama-ulama bangsa ini, dan sikap seperti ini haruslah kita contoh.

Untuk hidup damai, kita butuh tanah air yang aman. Untuk menjalankan ajaran Islam dengan nyaman, kita butuh tanah air yang aman. Karena agama akan makmur jika berada di tempat yang aman. Sebaliknya, agama akan sulit dikembangkan jika tanah air tidak aman. Menjaga tanah air sejatinya adalah untuk menjaga agama. Maka untuk menjaga tanah air, kita harus mencintai tanah air. Sebagaimana prinsip yang dikenalkan oleh KH. Abd. Wahab Hasbulloh:

حب الوطن من الإيمان
Cinta tanah air adalah sebagian dari iman

Sebagai muslim, kita tidak perlu mempertentangkan hubungan agama dan negara. Para ulama telah memiliki sikap yang jelas dalam menyikapi hubungan agama dan negara. Imam Ghozali mengatakan dalam kitab Ihya’ Ulumiddin:
الملك و الدين توأمان فالدين أصل و الملك حارس فما لا أصل له فمهدوم و ما لا حارس له فضائع
Negara dan agama adalah dua hal yang tidak terpisahkan, keduanya saling membutuhkan. Agama adalah pondasi, negara adalah penjaganya. Negara tanpa agama akan hancur, agama tanpa negara akan sia-sia.

Indonesia adalah tanah air, tanah air yang bisa menyatukan berbagai macam perbedaan. Untuk hidup bersatu dalam perbedaan, kita butuh kesepakatan kebangsaan yang kita hormati bersama. Indonesia bukanlah negara dengan satu suku, satu ras, satu agama dan satu budaya. Indonesia adalah tempat dimana ratusan suku, ratusan bahasa dan budaya, dan berbagai agama hidup bersama-sama. Kunci yang bisa menyatukan pelbagai perbedaan ini adalah karena mereka menyepakati falsafah negara, yaitu Pancasila. Melalui Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua) dapat terwujud secara indah, hidup bersama meski tak sama.

Tidak mungkin kita bisa menjaga tanah air kita kalau masing-masing dari kita tidak memiliki rasa cinta kepada tanah air. Nasionalisme adalah paham kebangsaan dan cinta tanah air yang harus terpatri dalam sanubari setiap anak bangsa demi menjaga semangat mempertahankan, siap berkorban dan berjuang demi bangsanya sehingga tetap lestari. Selain itu, kemajemukannya baik di bidang agama, suku, dan budaya dapat terpelihara menjadi kekuatan yang memperkokoh kedaulatannya. Dengan demikian, tercipta suasana kehidupan yang damai, saling menghormati, menghargai, melindungi dan mengasihi. Nasionalisme juga laksana ruh yang menghidupkan identitas dan jati diri bangsa dalam kiprahnya di pentas percaturan dunia, khususnya pada era globalisasi seperti saat ini.

Persatuan adalah kunci kemakmuran, kunci kemajuan dan kunci untuk meraih kemaslahatan bersama. Kepentingan bersama akan terwujud dengan kebersamaan dalam satu kata. Jalan untuk meraih tujuan mulia mudah tercapai dan banyak manfaat yang dapat diraih dari persatuan. Inilah pernyataan Hadrotussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang tertuang dalam Muqoddimah Qanun Asasi NU. Sebaliknya, perpecahan adalah sumber kehancuran, sumber kehinaan bagi sebuah bangsa, dan kekalahan sebuah negara.

Indonesia mampu melawan penjajah bukan karena bangsa ini memiliki pengalaman perang yang mumpuni, senjata yang canggih, atau bala tentara yang kuat perkasa. Indonesia merdeka karena penduduknya memiliki tujuan bersama, yaitu menentukan nasib bangsa secara merdeka dan tidak tunduk pada sistem lain ataupun kekuatan lain.

Bapak pendiri bangsa, Ir. Soekarno menuturkan bahwa tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjuang sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Cara bangsa Indonesia merumuskan konsepsi dan cita-cita nasionalnya tidak begitu saja mengekor pada ideologi-ideologi dominan yang ada. Indonesia dibangun dari pengalamannya sendiri, dari sejarahnya sendiri, sesuatu yang lebih sesuai dan jauh lebih cocok. Sesuatu itu dinamakan “Pancasila”.

Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan mensyukuri persatuan dan kebersamaan yang selama ini telah terjalin secara harmonis. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan menyadari bahwa persatuan yang kita rasakan di tanah air ini merupakan nikmat dari Allah yang sungguh luar biasa. Kita patut bersyukur atas nikmat berupa Indonesia, tanahnya subur, kaya flora dan fauna, meski kaya budaya dan kaya peradaban, masyarakatnya tetap rukun, saling menghargai dan saling tolong menolong demi memajukan Indonesia. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan meyakini bahwa dasar-dasar negara yang sudah dirumuskan merupakan rumusan yang terbaik dan paling cocok untuk Indonesia. Manusia terbaik adalah yang pandai bersyukur, bukan yang pandai menghujat dan merasa paling sempurna.

Salam 45,
M. Nailur Rochman, S.IP, M.Pd
Ketua PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur

  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ansor dan Banser Lawas di Blitar Bedah Rumah Janda

    Ansor dan Banser Lawas di Blitar Bedah Rumah Janda

    • calendar_month Sab, 22 Agu 2020
    • visibility 322
    • 4Komentar

    Blitar- Tim Fosal atau Forum Silaturahim Ansor dan Banser Lawas Blitar Raya, secara simbolis menyerahkan kembali kepada pemilik rumah keluarga tiga anak yatim yang rumahnya baru direhab. Selama 10 hari Tim Fosal yang didukung media setempat melakukan bakti sosial merehab rumah tiga anak yatim di Desa Kawedusan, Ponggok, Blitar. Pada Jumat (21/8) bangunan diserahkan kembali […]

  • Golden PKL Ansor Lumajang Diapresiasi PW Jatim, Disebut sebagai Ujian Keniatan dan Nyawa Organisasi

    Golden PKL Ansor Lumajang Diapresiasi PW Jatim, Disebut sebagai Ujian Keniatan dan Nyawa Organisasi

    • calendar_month Kam, 9 Okt 2025
    • visibility 496
    • 0Komentar

    Lumajang, Ansor Jatim – Pelaksanaan Golden Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) yang digelar oleh PC GP Ansor Kabupaten Lumajang mendapatkan apresiasi tinggi dari Pengurus Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Timur. Acara pembukaan yang berlangsung di PP Bustanul Ulum Krai pada Kamis, 09 Oktober 2025, menjadi sorotan karena dianggap sebagai wujud komitmen tinggi dalam menjaga ruh kaderisasi. […]

  • Jalin Kerjasama Strategis, PC Ansor dan Kejari Bojonegoro Komitmen Bangun Sinergitas

    Jalin Kerjasama Strategis, PC Ansor dan Kejari Bojonegoro Komitmen Bangun Sinergitas

    • calendar_month Sab, 24 Mei 2025
    • visibility 451
    • 0Komentar

    Bojonegoro, Ansor Jatim – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bojonegoro melakukan audiensi dengan jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro sebagai langkah awal membangun sinergi kelembagaan serta memperkuat kesadaran hukum di lingkungan kader Ansor dan lembaga-lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), Jumat (23/5/2025). Audiensi yang berlangsung di Kantor Kejari Bojonegoro tersebut membahas sejumlah agenda […]

  • Catatan Hari Santri  2023 : Kapita Selekta NU, Rekonstruksi Pemikiran Generasi Muda NU

    Catatan Hari Santri 2023 : Kapita Selekta NU, Rekonstruksi Pemikiran Generasi Muda NU

    • calendar_month Kam, 19 Okt 2023
    • visibility 239
    • 0Komentar

    Begitu hebatnya para masyayih pendiri NU dalam meletakkan dasar perjuangan dan visi organisasi yang sangat luar biasa. Nilai nilai perjuangan NU tidak lekang oleh waktu (abadi) dan tidak lapuk oleh hujan. Dalam kondisi apapun NU selalu uptodate misi perjuangannya walau konsep pembentukannya dilakukan sudah satu abat. Nilai dasar perjuangan NU antara lain : 1. Mengokohkan […]

  • Gus Amin Meminta Satukan Hati Untuk Mengabdi Dalam Pembukaan Susbalan II

    Gus Amin Meminta Satukan Hati Untuk Mengabdi Dalam Pembukaan Susbalan II

    • calendar_month Jum, 8 Sep 2023
    • visibility 193
    • 0Komentar

    Sampang, Ansor – Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) PC GP Ansor Kabupaten Sampang sudah resmi dibuka. Giat tersebut dilaksanakan di Kecamatan Sreseh dan dibuka langsung oleh ketua PC GP Ansor Kabupaten Sampang Gus Amin Syafik. Jum’at (8/9/2023). Acara tersebut dihadiri Kapolres Sampang dan ditemani jajaran Forkopimcam Kecamatan Sreseh. Bertindak sebagai inspektur upacara Gus Amin Syafik. Pihaknya […]

  • Rajendra Adventure, Spot Keren Wisata Camping di Pacet Mojokerto

    Rajendra Adventure, Spot Keren Wisata Camping di Pacet Mojokerto

    • calendar_month Rab, 9 Agu 2023
    • visibility 2.348
    • 0Komentar

    Mojokerto – Ingin mengisi liburan dengan berkemah ? Rajendra Adventure menjadi pilihan yang tepat untuk menikmati suasana camping berbalut nuansa alami sungai dan pengunungan di daerah Pacet Mojokerto. Tempat camping ciamik yang lahir dari ide seorang kader Banser yang bernama M. Yunus itu bermula dari ‘wisik’ dirinya untuk pergi jalan ke pinggiran hutan di satu […]

expand_less