Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » MENSYUKURI KE-INDONESIA-AN

MENSYUKURI KE-INDONESIA-AN

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Rab, 26 Agu 2020
  • visibility 294
  • comment 0 komentar

Salah satu hal yang paling mendasar yang tidak terbantahkan adalah bahwasannya setiap dari kita selalu butuh dengan orang lain, kita harus menggandeng tangan orang lain, kita tidak mungkin memenuhi segala kebutuhan kita seorang diri. Dengan kata lain, kodrat manusia memang untuk hidup bermasyarakat, hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya manusia disebut homo sosio atau makhluk sosial karena kita akan berinteraksi dengan sesama, akan membangun kerjasama. Dengan bekerjasama, banyak kepentingan bersama akan terwujud. Dengan bersama-sama, banyak kemaslahatan bersama yang akan mudah diraih.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, keberadaan tanah air sangatlah penting. Karena tanah air adalah pusat mempersatukan bangsa dan menjaga kebesaran Islam. Hadrotussyeikh Maimoen Zubair mengatakan: “Rasulullah adalah sosok yang mencintai Arab sebagai negerinya, maka kita bangsa Indonesia juga wajib mencintai negara kita dengan empat pilarnya, PBNU: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Kita harus menjunjung tinggi bangsa Indonesia sebagaimana Rasulullah sendiri selalu menjunjung tinggi bangsa Arab”. Inilah sikap panutan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dicontoh oleh para ulama-ulama bangsa ini, dan sikap seperti ini haruslah kita contoh.

Untuk hidup damai, kita butuh tanah air yang aman. Untuk menjalankan ajaran Islam dengan nyaman, kita butuh tanah air yang aman. Karena agama akan makmur jika berada di tempat yang aman. Sebaliknya, agama akan sulit dikembangkan jika tanah air tidak aman. Menjaga tanah air sejatinya adalah untuk menjaga agama. Maka untuk menjaga tanah air, kita harus mencintai tanah air. Sebagaimana prinsip yang dikenalkan oleh KH. Abd. Wahab Hasbulloh:

حب الوطن من الإيمان
Cinta tanah air adalah sebagian dari iman

Sebagai muslim, kita tidak perlu mempertentangkan hubungan agama dan negara. Para ulama telah memiliki sikap yang jelas dalam menyikapi hubungan agama dan negara. Imam Ghozali mengatakan dalam kitab Ihya’ Ulumiddin:
الملك و الدين توأمان فالدين أصل و الملك حارس فما لا أصل له فمهدوم و ما لا حارس له فضائع
Negara dan agama adalah dua hal yang tidak terpisahkan, keduanya saling membutuhkan. Agama adalah pondasi, negara adalah penjaganya. Negara tanpa agama akan hancur, agama tanpa negara akan sia-sia.

Indonesia adalah tanah air, tanah air yang bisa menyatukan berbagai macam perbedaan. Untuk hidup bersatu dalam perbedaan, kita butuh kesepakatan kebangsaan yang kita hormati bersama. Indonesia bukanlah negara dengan satu suku, satu ras, satu agama dan satu budaya. Indonesia adalah tempat dimana ratusan suku, ratusan bahasa dan budaya, dan berbagai agama hidup bersama-sama. Kunci yang bisa menyatukan pelbagai perbedaan ini adalah karena mereka menyepakati falsafah negara, yaitu Pancasila. Melalui Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua) dapat terwujud secara indah, hidup bersama meski tak sama.

Tidak mungkin kita bisa menjaga tanah air kita kalau masing-masing dari kita tidak memiliki rasa cinta kepada tanah air. Nasionalisme adalah paham kebangsaan dan cinta tanah air yang harus terpatri dalam sanubari setiap anak bangsa demi menjaga semangat mempertahankan, siap berkorban dan berjuang demi bangsanya sehingga tetap lestari. Selain itu, kemajemukannya baik di bidang agama, suku, dan budaya dapat terpelihara menjadi kekuatan yang memperkokoh kedaulatannya. Dengan demikian, tercipta suasana kehidupan yang damai, saling menghormati, menghargai, melindungi dan mengasihi. Nasionalisme juga laksana ruh yang menghidupkan identitas dan jati diri bangsa dalam kiprahnya di pentas percaturan dunia, khususnya pada era globalisasi seperti saat ini.

Persatuan adalah kunci kemakmuran, kunci kemajuan dan kunci untuk meraih kemaslahatan bersama. Kepentingan bersama akan terwujud dengan kebersamaan dalam satu kata. Jalan untuk meraih tujuan mulia mudah tercapai dan banyak manfaat yang dapat diraih dari persatuan. Inilah pernyataan Hadrotussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang tertuang dalam Muqoddimah Qanun Asasi NU. Sebaliknya, perpecahan adalah sumber kehancuran, sumber kehinaan bagi sebuah bangsa, dan kekalahan sebuah negara.

Indonesia mampu melawan penjajah bukan karena bangsa ini memiliki pengalaman perang yang mumpuni, senjata yang canggih, atau bala tentara yang kuat perkasa. Indonesia merdeka karena penduduknya memiliki tujuan bersama, yaitu menentukan nasib bangsa secara merdeka dan tidak tunduk pada sistem lain ataupun kekuatan lain.

Bapak pendiri bangsa, Ir. Soekarno menuturkan bahwa tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjuang sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Cara bangsa Indonesia merumuskan konsepsi dan cita-cita nasionalnya tidak begitu saja mengekor pada ideologi-ideologi dominan yang ada. Indonesia dibangun dari pengalamannya sendiri, dari sejarahnya sendiri, sesuatu yang lebih sesuai dan jauh lebih cocok. Sesuatu itu dinamakan “Pancasila”.

Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan mensyukuri persatuan dan kebersamaan yang selama ini telah terjalin secara harmonis. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan menyadari bahwa persatuan yang kita rasakan di tanah air ini merupakan nikmat dari Allah yang sungguh luar biasa. Kita patut bersyukur atas nikmat berupa Indonesia, tanahnya subur, kaya flora dan fauna, meski kaya budaya dan kaya peradaban, masyarakatnya tetap rukun, saling menghargai dan saling tolong menolong demi memajukan Indonesia. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan meyakini bahwa dasar-dasar negara yang sudah dirumuskan merupakan rumusan yang terbaik dan paling cocok untuk Indonesia. Manusia terbaik adalah yang pandai bersyukur, bukan yang pandai menghujat dan merasa paling sempurna.

Salam 45,
M. Nailur Rochman, S.IP, M.Pd
Ketua PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur

  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Peringati Harlah NU 101, Ansor Benjeng Gelar Majelis Dzikir dan Sholawat

    Peringati Harlah NU 101, Ansor Benjeng Gelar Majelis Dzikir dan Sholawat

    • calendar_month Sen, 29 Jan 2024
    • visibility 126
    • 0Komentar

    Ansorjatim, Benjeng — Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Benjeng Majlis Dzikir dan Shalawat di Kantor MWCNU Benjeng, Sabtu  malam (27/1/2024). Kegiatan dibuka dengan pembacaan Shalawat oleh Tim Hadrah Syechermania Benjeng kemudian dilanjutkan pembacaan Istighosah yang  dipimpin KH Munif Sholeh dan Tahil KH Yusuf Ali. Serta pembicara  Romo KH Imam Syafii dari […]

  • PC GP Ansor Bangil Kembali Gelar 1000 Dosis Vaksinasi Pertama Untuk Kali Kedua

    PC GP Ansor Bangil Kembali Gelar 1000 Dosis Vaksinasi Pertama Untuk Kali Kedua

    • calendar_month Sab, 4 Sep 2021
    • visibility 130
    • 0Komentar

    Pasuruan – Target menuju Indonesia herd imunity terus dilakukan oleh PC GP Ansor Bangil. Melalui Ketuanya Gus H. Sa’ad Muafi,SH kembali menggelar program 1000 dosis vaksinasi untuk masyarakat. Bertempat di gedung Graha Annisa Foundation pada Sabtu, 04 September 2021, Jajaran PC GP Ansor Bangil dengan bersinergi bersama Muslimat dan Fatayat menggelar Vaksinasi dosis pertama untuk […]

  • Catut Logo dan Atribut, PW GP Ansor Jatim Somasi IKA Alumni Ansor

    Catut Logo dan Atribut, PW GP Ansor Jatim Somasi IKA Alumni Ansor

    • calendar_month Jum, 17 Jun 2022
    • visibility 190
    • 0Komentar

    PASURUAN—Gelombang penolakan rencana deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor terus menguat. Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim, H Syafiq Syauqi memberikan somasi kepada sejumlah orang yang mendeklarasikan IKA GP Ansor Banser untuk membubarkan diri dan tidak melanjutkan berkegiatan. “Segala atribut yang menggunakan nama Ansor akan kita cegah dan larang untuk digunakan tanpa koordinasi dengan Pimpinan […]

  • Gelar PKD, Ansor Pakuniran Siapkan Kader Pemimpin Masa Depan yang Militan

    Gelar PKD, Ansor Pakuniran Siapkan Kader Pemimpin Masa Depan yang Militan

    • calendar_month Jum, 20 Jun 2025
    • visibility 343
    • 0Komentar

    Pakuniran Probolinggo, Ansor Jatim – Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Pakuniran, Cabang Kraksaan, sukses menggelar kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) yang berlangsung sejak Jumat sampai Sabtu (20-21 Juni 2025), dengan mengusung tema “Menguatkan Ideologi Kader Menuju Ansor Masa Depan”. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membentuk kader-kader muda Nahdlatul Ulama yang berkomitmen terhadap perjuangan agama, bangsa, […]

  • PW GP Ansor Jatim Beri Warning Pemerintah Terkait Perpres 112

    PW GP Ansor Jatim Beri Warning Pemerintah Terkait Perpres 112

    • calendar_month Rab, 28 Sep 2022
    • visibility 142
    • 0Komentar

    PERPRES 112 : ANGIN SURGA EBT, KIAMAT PLTU ? Oleh : Junaidi¹ Pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) mendapatkan angin segar, dengan disahkannya Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022, 13 September lalu. Kebijakan tersebut, pada intinya, menetapkan patokan tarif pembelian listrik yang memanfaatkan EBT sebagai sumber energi oleh PLN. Patokan tarif ini sudah lama […]

  • Pertamakali Ansor Kramattemenggung Terbentuk secara de facto dan de jure

    Pertamakali Ansor Kramattemenggung Terbentuk secara de facto dan de jure

    • calendar_month Sel, 23 Feb 2021
    • visibility 79
    • 0Komentar

    Ansorjatim, Sidoarjo – Pelantikan Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Kramattemenggung Tarik-Sidoarjo, Sabtu (20/2). Pengurus Ranting Ansor Desa Kramattemenggung yang terbentuk pada bulan Januari lalu resmi dilantik oleh Ketua PAC GP Ansor Tarik, Mukhamat Iqbal. Mengawali sambutan ketua Ranting Ansor Kramattemenggung, Ananta Albaihaqi mengatakan, “Periode kepemimpinan saya ini tentu sangat membutuhkan bimbingan wawasan dan arahan tentang […]

expand_less