Bangkalan, Ansor – Ketua PW Ansor Jawa Timur, Musaffa Safril, menegaskan pentingnya peran Gerakan Pemuda Ansor dalam mendukung ketahanan pangan di Jawa Timur. Hal ini disampaikan dalam sambutannya saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Ansor Bangkalan yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Cholil, Bangkalan, pada Kamis (19/12).
Dalam sambutannya, Ketua PW Ansor Jatim mengungkapkan bahwa ketahanan pangan adalah isu strategis yang menjadi tanggung jawab bersama, termasuk organisasi pemuda seperti Ansor. Ia menyebutkan bahwa akses terhadap pangan yang cukup, sehat, dan terjangkau merupakan hak dasar yang harus diperjuangkan, khususnya bagi masyarakat Nahdliyyin.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan makanan, tetapi bagaimana kita memastikan setiap keluarga memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan berkualitas. Inilah salah satu isu utama yang ingin kami dorong melalui Ansor Jawa Timur,” ujar Musaffa di hadapan peserta PKL dan para tokoh masyarakat yang hadir.
Safril menjelaskan, Ansor Jawa Timur tengah menginisiasi program lumbung pangan komunitas berbasis gotong royong dan kemandirian. Program ini bertujuan tidak hanya untuk mengatasi krisis pangan, tetapi juga untuk membangun kedaulatan pangan di tingkat lokal.
“Kami ingin mendorong setiap cabang Ansor, termasuk Bangkalan, untuk menjadi pelopor dalam membangun lumbung pangan di komunitas masing-masing. Madura memiliki potensi besar dalam bidang pertanian yang harus dimanfaatkan secara optimal,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa lumbung pangan ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi gejolak harga pangan dan berbagai tantangan ekonomi lainnya.
Dalam sambutannya, Safril juga menyoroti peran pondok pesantren sebagai mitra strategis dalam gerakan ketahanan pangan. Menurutnya, pesantren tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat.
“Pondok pesantren, dapat menjadi sentra produksi pangan melalui program pertanian organik, pengelolaan hasil panen, hingga pendirian lumbung pangan berbasis pesantren. Kolaborasi antara pesantren dan Ansor akan menjadi kekuatan besar untuk mendukung visi kedaulatan pangan yang mandiri dan berkelanjutan,” jelasnya.
Safril mengajak seluruh peserta PKL untuk tidak hanya fokus pada pengembangan kemampuan kepemimpinan, tetapi juga aktif terlibat dalam inisiatif-inisiatif pemberdayaan masyarakat, termasuk di sektor pangan.
Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Ansor Bangkalan diikuti oleh 128 peserta dari berbagai daerah di Jawa timur, Kalimantan dan Banten. Kegiatan ini dirancang untuk mencetak kader-kader Ansor yang tangguh, memiliki visi kebangsaan, dan siap menghadapi berbagai tantangan zaman.
Safril berharap para peserta PKL dapat menjadi motor penggerak yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat, terutama di sektor-sektor yang langsung menyentuh kebutuhan dasar seperti pangan.
“PKL ini adalah momentum untuk mempersiapkan diri menjadi kader yang tidak hanya tangguh secara intelektual dan spiritual, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman. Mari jadikan ketahanan pangan sebagai bagian dari perjuangan kita untuk umat dan bangsa,” pungkasnya. (*)
Acara pembukaan PKL ini turut dihadiri oleh para kiai, tokoh masyarakat, dan pimpinan Ansor di wilayah Bangkalan.