Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » MENSYUKURI KE-INDONESIA-AN

MENSYUKURI KE-INDONESIA-AN

  • account_circle Ansor Jatim
  • calendar_month Rab, 26 Agu 2020
  • visibility 227
  • comment 0 komentar

Salah satu hal yang paling mendasar yang tidak terbantahkan adalah bahwasannya setiap dari kita selalu butuh dengan orang lain, kita harus menggandeng tangan orang lain, kita tidak mungkin memenuhi segala kebutuhan kita seorang diri. Dengan kata lain, kodrat manusia memang untuk hidup bermasyarakat, hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya manusia disebut homo sosio atau makhluk sosial karena kita akan berinteraksi dengan sesama, akan membangun kerjasama. Dengan bekerjasama, banyak kepentingan bersama akan terwujud. Dengan bersama-sama, banyak kemaslahatan bersama yang akan mudah diraih.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, keberadaan tanah air sangatlah penting. Karena tanah air adalah pusat mempersatukan bangsa dan menjaga kebesaran Islam. Hadrotussyeikh Maimoen Zubair mengatakan: “Rasulullah adalah sosok yang mencintai Arab sebagai negerinya, maka kita bangsa Indonesia juga wajib mencintai negara kita dengan empat pilarnya, PBNU: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Kita harus menjunjung tinggi bangsa Indonesia sebagaimana Rasulullah sendiri selalu menjunjung tinggi bangsa Arab”. Inilah sikap panutan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dicontoh oleh para ulama-ulama bangsa ini, dan sikap seperti ini haruslah kita contoh.

Untuk hidup damai, kita butuh tanah air yang aman. Untuk menjalankan ajaran Islam dengan nyaman, kita butuh tanah air yang aman. Karena agama akan makmur jika berada di tempat yang aman. Sebaliknya, agama akan sulit dikembangkan jika tanah air tidak aman. Menjaga tanah air sejatinya adalah untuk menjaga agama. Maka untuk menjaga tanah air, kita harus mencintai tanah air. Sebagaimana prinsip yang dikenalkan oleh KH. Abd. Wahab Hasbulloh:

حب الوطن من الإيمان
Cinta tanah air adalah sebagian dari iman

Sebagai muslim, kita tidak perlu mempertentangkan hubungan agama dan negara. Para ulama telah memiliki sikap yang jelas dalam menyikapi hubungan agama dan negara. Imam Ghozali mengatakan dalam kitab Ihya’ Ulumiddin:
الملك و الدين توأمان فالدين أصل و الملك حارس فما لا أصل له فمهدوم و ما لا حارس له فضائع
Negara dan agama adalah dua hal yang tidak terpisahkan, keduanya saling membutuhkan. Agama adalah pondasi, negara adalah penjaganya. Negara tanpa agama akan hancur, agama tanpa negara akan sia-sia.

Indonesia adalah tanah air, tanah air yang bisa menyatukan berbagai macam perbedaan. Untuk hidup bersatu dalam perbedaan, kita butuh kesepakatan kebangsaan yang kita hormati bersama. Indonesia bukanlah negara dengan satu suku, satu ras, satu agama dan satu budaya. Indonesia adalah tempat dimana ratusan suku, ratusan bahasa dan budaya, dan berbagai agama hidup bersama-sama. Kunci yang bisa menyatukan pelbagai perbedaan ini adalah karena mereka menyepakati falsafah negara, yaitu Pancasila. Melalui Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua) dapat terwujud secara indah, hidup bersama meski tak sama.

Tidak mungkin kita bisa menjaga tanah air kita kalau masing-masing dari kita tidak memiliki rasa cinta kepada tanah air. Nasionalisme adalah paham kebangsaan dan cinta tanah air yang harus terpatri dalam sanubari setiap anak bangsa demi menjaga semangat mempertahankan, siap berkorban dan berjuang demi bangsanya sehingga tetap lestari. Selain itu, kemajemukannya baik di bidang agama, suku, dan budaya dapat terpelihara menjadi kekuatan yang memperkokoh kedaulatannya. Dengan demikian, tercipta suasana kehidupan yang damai, saling menghormati, menghargai, melindungi dan mengasihi. Nasionalisme juga laksana ruh yang menghidupkan identitas dan jati diri bangsa dalam kiprahnya di pentas percaturan dunia, khususnya pada era globalisasi seperti saat ini.

Persatuan adalah kunci kemakmuran, kunci kemajuan dan kunci untuk meraih kemaslahatan bersama. Kepentingan bersama akan terwujud dengan kebersamaan dalam satu kata. Jalan untuk meraih tujuan mulia mudah tercapai dan banyak manfaat yang dapat diraih dari persatuan. Inilah pernyataan Hadrotussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang tertuang dalam Muqoddimah Qanun Asasi NU. Sebaliknya, perpecahan adalah sumber kehancuran, sumber kehinaan bagi sebuah bangsa, dan kekalahan sebuah negara.

Indonesia mampu melawan penjajah bukan karena bangsa ini memiliki pengalaman perang yang mumpuni, senjata yang canggih, atau bala tentara yang kuat perkasa. Indonesia merdeka karena penduduknya memiliki tujuan bersama, yaitu menentukan nasib bangsa secara merdeka dan tidak tunduk pada sistem lain ataupun kekuatan lain.

Bapak pendiri bangsa, Ir. Soekarno menuturkan bahwa tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjuang sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Cara bangsa Indonesia merumuskan konsepsi dan cita-cita nasionalnya tidak begitu saja mengekor pada ideologi-ideologi dominan yang ada. Indonesia dibangun dari pengalamannya sendiri, dari sejarahnya sendiri, sesuatu yang lebih sesuai dan jauh lebih cocok. Sesuatu itu dinamakan “Pancasila”.

Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan mensyukuri persatuan dan kebersamaan yang selama ini telah terjalin secara harmonis. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan menyadari bahwa persatuan yang kita rasakan di tanah air ini merupakan nikmat dari Allah yang sungguh luar biasa. Kita patut bersyukur atas nikmat berupa Indonesia, tanahnya subur, kaya flora dan fauna, meski kaya budaya dan kaya peradaban, masyarakatnya tetap rukun, saling menghargai dan saling tolong menolong demi memajukan Indonesia. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan meyakini bahwa dasar-dasar negara yang sudah dirumuskan merupakan rumusan yang terbaik dan paling cocok untuk Indonesia. Manusia terbaik adalah yang pandai bersyukur, bukan yang pandai menghujat dan merasa paling sempurna.

Salam 45,
M. Nailur Rochman, S.IP, M.Pd
Ketua PW MDS Rijalul Ansor Jawa Timur

  • Penulis: Ansor Jatim

Rekomendasi Untuk Anda

  • Strategi Rekatkan Pengurus Harian, Hutan Cempaka Saksi Malam Keakraban Pac Ansor Sukorejo

    Strategi Rekatkan Pengurus Harian, Hutan Cempaka Saksi Malam Keakraban PAC Ansor Sukorejo

    • calendar_month Sen, 6 Jan 2025
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Pada hari Sabtu (04/01/25), bertempat di Hutan Cempaka Kabupaten Pasuruan, telah dilaksanakan kegiatan Malam Keakraban (Makrab) Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Sukorejo yang diikuti oleh seluruh pengurus harian. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempererat persaudaraan antar anggota kepengurusan, juga memperkuat komitmen dalam berorganisasi, serta meningkatkan semangat kebersamaan dalam menjalankan visi dan misi organisasi. […]

  • Banser dan Lesbumi Gresik Gelar Doa Bersama Untuk KH. Agus Sunyoto

    Banser dan Lesbumi Gresik Gelar Doa Bersama Untuk KH. Agus Sunyoto

    • calendar_month Rab, 28 Apr 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 29
    • 0Komentar

      GRESIK- Sebagai bentuk khidmah dan menghormat kepada tokoh NU sang maestro sejarawan dan Sufi KH. Agus Sunyoto ketua Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) PBNU yang hari ini berpulang ke Rahmatullah. Pengurus Lesbumi dan Banser Senior kabupaten Gresik menggelar doa bersama untuk mendiang Dan maestro KH. Agus Sunyoto. Kegiatan tersebut di tempatkan dirumah sahabat […]

  • Satsus Bagana PC. GP Ansor Bangil Terjunkan Tim Bantu Lokalisir Kebakaran Hutan Arjuno

    Satsus Bagana PC. GP Ansor Bangil Terjunkan Tim Bantu Lokalisir Kebakaran Hutan Arjuno

    • calendar_month Rab, 6 Sep 2023
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 58
    • 0Komentar

    Bangil – Kebakaran hutan yang terjadi beberapa hari terakhir di kawasan gunung arjuno kian meluas dan mengkhawatirkan. Cuaca panas ekstrim telah membuat area hutan terbakar seluas 3.190 hektar. Situasi tersebut membuat PC GP Ansor Bangil melalui Satuan Khusus Banser Siaga Bencana (BAGANA) Menerjunkan kader terbaiknya untuk membantu proses pemadaman kebakaran yang dilakukan pemerintah daerah. Kasatsus […]

  • PAC GP Ansor Kepanjen Bakal Pasang 19 Papan Nama Identitas

    PAC GP Ansor Kepanjen Bakal Pasang 19 Papan Nama Identitas

    • calendar_month Rab, 8 Sep 2021
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 22
    • 0Komentar

    MALANG—Rencana penertiban administrasi organisasi kepemudaan di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang diseriusi. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Sekretaris PAC GP Ansor Kepanjen, Amin Suudi, melalui media sosial, Selasa (7/9/2021), kemarin. Melalui pesan singkatnya, Cak Suud, sapaan akrabnya, akan menindaklanjuti perubahan kode pada masing-masing kepengurusan di tingkat […]

  • Memaknai Satu Barisan Dan Kemandirian Gp Ansor

    Memaknai Satu Barisan Dan Kemandirian GP Ansor

    • calendar_month Sab, 19 Sep 2020
    • account_circle Ansor Jatim
    • visibility 191
    • 6Komentar

    Wasid MansyurWakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Perhelatan akbar bertajuk Konferensi Besar Ke XXIII Gerakan Pemuda Ansor di gelar di Minahasa Sulawesi Utara mulai 18 hingga 20 September 2020. Perhelatan akbar kaum muda yang lahir dari rahim NU kali ini harus ber-Konbes menyesuaikan protokol kesehatan secara ketat di tengah pandemi covid 19. Karenanya, kehadiran […]

  • Kongres GP Ansor, Mindset Maritim, dan Collective Genius

    Kongres GP Ansor, Mindset Maritim, dan Collective Genius

    • calendar_month Sab, 3 Feb 2024
    • account_circle Redaksi 9
    • visibility 49
    • 0Komentar

    Gerakan Pemuda (GP) Ansor, organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, membuat inovasi. Pertama dalam sejarah, organisasi yang merupakan Badan Otonom (Banom) dari Nahdlatul Ulama’ (NU) ini menggelar kongres di laut menggunakan Kapal Pelni KM Kelud, jum’at (2/1/2024). Sekitar 1.700 kader akan berkongres di atas kapal, yang akan dimulai dari Tanjung Priok, Jakarta, dan akan berakhir di […]

expand_less